30 May 2007

Tabligh Akbar Ummat Islam Jogja Menentang Kristenisasi

Oleh : Fakta 29 May 2007 - 2:46 pm

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. ( Al Maa'idah : 54)

Ikuti dan Hadiri Aksi Massa :
Tabligh Akbar Ummat Islam Jogja Menentang Kristenisasi


Rabu, 30 Mei 2007 - Pukul 14.00 - selesai
di Masjid Noor Islam, Semaki Kulon
(Jalan Gayam, Sebelah Barat Stadion Mandala Krida)

Pembicara : K.H. Sunardi Syahuri (Ulama' dan Tokoh Jogja)
K.H. Thoha Abdurrahman (Ketua MUI DIY)
H. Muhammad Muqoddas
Irfan S. Awwas (Majelis Mujahidin Indonesia)
H.M. Jazir ASP (Ketua MPP BKPRMI)


Pesan ini disampaikan oleh :
Forum Ukhuwwah Islamiyah DIY : MUI DIY - DDII DIY-FSRMY-Jangkar Islam-FSLDK-KAMMMI DIY-HTI DIY-Arimatea-FKAM-FKRM-GPII-MMI-GAM-IKADI DIY-Hidayatullah-BKPRMI DIY-

TIDAK ADA PILIHAN LAIN : JOGJA FESTIVAL BUBAR !!

image


FUI GELAR DEMO DI DEWAN; Tolak Upaya Pemurtadan Umat
Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) DIY menggelar aksi demonstrasi di depan gedung DPRD DIY, Sabtu (26/5) menolak upaya pemurtadan atas umat Islam secara terselubung. Karena itu, forum ini meminta kepada semua pihak tidak menggunakan kesempatan atas sikap toleransi umat Islam dengan memancing keresahan melalui kegiatan yang mengarah kepada pemurtadan.

Dalam aksi ini, FUI menggelar berbagai spanduk dan poster yang intinya tidak sependapat dengan kegiatan yang mengarah pada pemurtadan. Apalagi kondisi DIY sudah berjalan damai serta memiliki sikap toleransi antar umat beragama yang terbangun baik.Salah satu orator demo, Azis memperhatikan adanya gerakan yang berusaha menjerumuskan umat Islam. Karena itu kewaspadaan terhadap gerakan itu harus diperlukan.
Dalam demo tersebut disampaikan ketidaksetujuannya terhadap digelarkan Jogja Festival 2007. Alasannya event ini renta memicu persoalan SARA. Namun demikian kepada semua pihak untuk mewaspadai berbagai iming-iming, apapun bentuknya, yang ditawarkan pihak manapun.

Dalam pernyataan sikap FUI, juga meminta kepada umat Islam agar tidak terpancing dengan provokasi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. (Jon)-f. Sumber : kr.co.id


Jogja Festival Dituntut Dibubarkan
Yogyakarta - Polda DI Yogyakarta dituntut membubarkan kegiatan Jogja Festival 2007. Kegiatan itu diindikasi mengandung upaya permurtadan dan kristenisasi massal.

Tutuntuan itu diserukan oleh 50-an orang yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Islam DIY. Mereka menggelar aksi di halaman Mapolda DIY, Jl Ringroad Utara, Condong Catur, Yogyakarta, Selasa (29/5/2007).

Para demonstran yang rata-rata mengenakan pakaian muslim, sorban dan kopiah ini mulai menggelar aksi sekitar pukul 10.00 WIB. Selain berorasi, mereka membentangkan berbagai spanduk yang antara lain bertuliskan "Tolak Jogja Festival 2007" dan "Polda harus bubarkan Jogja Festival".

Koordinator aksi dari Forum Silaturahmi Remaja Masjid Yogyakarta, Muhamad Tyas, dalam orasinya mengatakan, kegiatan Jogja Festival yang akan dilaksanakan di Stadion Mandala Krida pada Rabu 29 Mei 2007 sore harus dibubarkan, karena nyata-nyata melakukan pemurtadan terselubung.

Menurut Tyas, kegiatan itu direncanakan mendatangkan seorang tabib asing bernama Peter Youngren yang akan melakukan pengobatan gratis dan massal. Kegiatan serupa di Bandung dan Balikpapan berhasil dibubarkan.

"Karena itu kami meminta Polda DIY untuk membubarkan acara itu. Kegiatan itu harus digagalkan karena rentan dan dapat memicu isu SARA di kalangan masyarakat Jogja. Kami juga mendukung forum ukhuwah islamiyah Yogyakarta yang telah melakukan pertemuan dengan Gubernur DIY Sri Sultan HB X untuk membubarkan dan mencabut izin kegiatan tersebut," ujarnya.

Beberapa perwakilan dari demonstran diterima oleh Kapolda DIY Brigjen Pol Angorro Raharjo Harry Anwar. Mereka melakukan pertemuan tertutup di salah satu ruangan Mapolda DIY.

Jogja Festival 2007 merupakan kegiatan yang diadakan oleh para misionaris. Kegiatan itu antara lain akan diisi dengan dengan pengobatan gratis secara massal. Kegiatan tampaknya diadakan secara besar-besaran. Pantauan detikcom, ribuan poster dan spanduk tentang acara tersebut memenuhi tiap sudut kota Yogyakarta. (irw/sss/detik)

Pemurtadan Massal berkedok "Jogja Festival 2007"

Oleh : Fakta 29 May, 07 - 2:15 pm

imageKaum missionaris tidak jera-jeranya merongrong aqidah ummat Islam. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya sebuah festival penyembuhan di berbagai kota, dan yang akan datang adalah Jogja Festival 2007, yang akan digelar di Stadion Mandala Krida pada tanggal 30 Mei - 2 Juni 2007.

Event ini akan menghadirkan artis kafir ibukota, Adon "Base Jam" dan seorang evangelist terkenal dari Kanada, Dr. Peter Youngren, yang tak lain adalah tukang sihir kelas wahid. Dr.Peter sudah cukup dikenal di kalangan Nasrani sebagai seorang penginjil yang diberkati, sekaligus sudah berhasil memurtadkan (bahasa mereka : membuat orang-orang non Nasrani ikhlas kepada mukjizat Tuhan Yesus). Beberapa event sudah digelar oleh Dr. Peter, antara lain Festival Timika Indah (pada tahun 2006), Bali Gospel Festival (19 Juni 2006) dan masih banyak lagi acara serupa di berbagai kota. Di Bandung belum lama ini, acara kristenisasi massal berkedok penyembuhan ini berhasil digagalkan dan panitia penyelenggara memindahkan acara ke gereja.

Beberapa indikasi adanya unsur-unsur kristenisasi pada acara ini antara lain :
  1. Tidak adanya tulisan "untuk kristen", "untuk nasrani", atau "untuk kalangan sendiri" pada publikasi acara. Panitia justru mengundang semua orang , tidak memandang suku agama dan golongan. Undangan ini jelas sangat berbahaya dan mengancam aqidah ummat Islam, karena mereka mengundang ummat berbeda agama pada acara ibadah (pemberkatan) mereka.


  2. Menghadirkan evangelist terkenal dari luar negri, Dr.Peter Youngren, yang telah dikenal sebagai seorang penginjil handal yang menyebarkan agama nasrani dengan metode penyembuhan (memasukkan jin kafir ke tubuh pasien), sehingga pasien yang tadinya buta bisa melihat, tuli bisa mendengar dan lumpuh bisa berjalan.


  3. Acara dilaksanakan menabrak waktu sholat. Jelas, ini adalah upaya untuk membuat ummat jauh dari masjid dan melalaikan sholat. Acara tanggal 30 Mei 2007 di Mandala Krida dimulai pukul 17.00 WIB.


  4. Adanya protes dari berbagai ormas Islam di Bandung, menunjukkan acara ini bermasalah dan bukan lagi merupakan acara kerukunan, apalagi perdamaian ummat. Toleransi bukan berarti mengundang ummat beragama lain untuk hadir di sebuah acara pemberkatan.
    Usaha-usaha kristenisasi massal ini harus kita waspadai dan sebisa mungkin kita gagalkan. Sekedar informasi, publikasi acara ini ditempel secara masif, antara lain di baliho-baliho kota Jogja (jembatan kewek, perempatan ringroad jalan magelang, pingit, wirobrajan) dan tertempel di berbagai sudut kota Yogyakarta.

Bagi kita yang sudah membaca artikel ini, beritahukan kepada saudara, teman dan tetangga kita untuk tidak menghadiri acara ini. Insya Allah, ormas Islam yang ada akan sebisa mungkin menggagalkan acara ini, baik dengan cara lobi politis (melalui kekuatan parlemen), audiensi dengan pejabat kota Yogya (walikota, anggota dewan) dan dengan cara non formal lainnya.

image

AWAS, KRISTENISASI MASSAL ! GEMPA AQIDAH SIAP MELANDA JOGJA !


Semoga mengingatkan kita sebagai umat muslim bahwa "mereka" tidak senang dengan jatidiri kita sebagai muslim dan akan selalu merudak aqidah kita mencoba menjauhkan kita dari dien kita.

Simaklah kata-kata ini:
"Kita tidak pernah meminta orang-orang untuk menjadi Kristen tetapi menjadikan mereka orang yang percaya kepada Yesus …"

Bagi yang berkenan, diharapkan bantuannya untuk menyebarkan berita ini. Saya sudah melihat pamflet publikasinya secara langsung yang sudah banyak dipasang di tempat-tempat strategis di Yogjakarta, jadi saya bisa mempercayai keakuratan berita ini. ( alikhwan.wordpress.com )

Baca artikel terkait pada link website di bawah ini :
- http://www.denpost.net/2006/06/20/hiburan1.htm
- http://bethanygraha.org/pubs/newsmain.asp?id=108&curpage=5
- http://www.cenderawasihpos.com/Timika/Timika.3.html

29 May 2007

Kejahatan Christian terhadap Islam dan Aceh

Oleh : Redaksi 27 May 2007 - 6:33 pm

imageOrientalis Kristen kelahiran Oosterhout ini tak percaya Tuhan. Tapi ia dijunjung sebagai pahlawan oleh Belanda atas keberhasilan memecah-belah ulama.

Nama lengkapnya, Christian Snouck Hurgronje, lahir di pada 8 Februari 1857 di Tholen, Oosterhout, Belanda. Seperti ayah, kakek, dan kakek buyutnya yang betah menjadi pendeta Protestan, Snouck pun sedari kecil sudah diarahkan pada bidang teologi.

Tamat sekolah menengah, dia melanjutkan ke Universitas Leiden untuk mata kuliah Ilmu Teologi dan Sastra Arab, 1875. Lima tahun kemudian, dia tamat dengan predikat cum laude dengan disertasi Het Mekaansche Feest (Perayaan di Mekah). Tak cukup bangga dengan kemampuan bahasa Arab-nya, Snouck kemudian melanjutkan pendidiklan ke Mekah, 1884. Di Mekah, keramahannya membuat para ulama tak segan membimbingnya. Dan untuk kian merebut hati ulama Mekah, Snouck memeluk Islam dan berganti nama menjadi Abdul Ghaffar. :foto

Snouck Hurgronje adalah sosok kontroversial khususnya bagi kaum Muslimin Indonesia, terutama kaum muslimin Aceh. Bagi penjajah Belanda, dia adalah pahlawan yang berhasil memetakan struktur perlawanan rakyat Aceh. Bagi kaum orientalis, dia sarjana yang berhasil. Tapi bagi rakyat Aceh, dia adalah pengkhianat tanpa tanding.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan peran Snouck sebagai orientalis ternyata hanya kedok untuk menyusup dalam kekuatan rakyat Aceh. Dia dinilai memanipulasi tugas keilmuan untuk kepentingan politik.

Seorang peneliti Belanda kontemporer Koningsveld, menjelaskan bahwa realitas budaya di negerinya membawa pengaruh besar terhadap kejiwaan dan sikap Snouck para perkembanagan selanjutnya.

Snouck berpendapat bahwa Al-Quran bukanlah wahyu dari Allah, melainkan adalah karya Muhammad yang mengandung ajaran agama. Pada saat itu, para ahli perbandingan agama dan ahli perbandingan sejarah sangat dipengaruhi oleh teori "Evolusi" Darwin. Hal ini membawa konsekuensi khusus dalam teori peradaban di kalangan cendikiawan Barat, bahwa peradaban Eropa dan Kristen adalah puncak peradaban dunia.

Sementara, Islam yang datang belakangan, menurut mereka, adalah upaya untuk memutus perkembangan peradaban ini. Bagi kalangan Nasrani, kenyataan ini dianggap hukuman atas dosa-dosa mereka. Ringkasnya, agama dan peradaban Eropa adalah lebih tinggi dan lebih baik dibanding agama dan peradaban Timur. Teori peradaban ini berpengaruh besar terhadap sikap dan pemikiran Snouck selanjutnya.

Pada tahun 1876, saat menjadi mahasiswa di Leiden, Snouck pernah mengatakan, "Adalah kewajiban kita untuk membantu penduduk negeri jajahan -maksudnya warga Muslim Indonesia- agar terbebas dari Islam". Sejak itu, sikap dan pandangan Snouck terhadap Islam tidak pernah berubah.

Snouck pernah mengajar di Institut Leiden dan Delf, yaitu lembaga yang memberikan pelatihan bagi warga Belanda sebelum ditugaskan di Indonesia. Saat itu, Snouck belum pernah datang ke Indonesia, namun ia mulai aktif dalam masalah-masalah penjajahan Belanda.

Pada saat yang sama perang Aceh mulai bergolak. Saat tinggal di Jedah, ia berkenalan dengan dua orang Indonesia yaitu Raden Abu Bakar Jayadiningrat dan Haji Hasan Musthafa. Dari keduanya Snouck belajar bahasa Melayu dan mulai bergaul dengan para haji jemaah Dari Indonesia untuk mendapatkan informasi yang ia butuhkan.

Pada saat itu pula, ia menyatakan ke-Islam-annya dan mengucapkan Syahadat di depan khalayak dengan memakai nama "Abdul Ghaffar."

Seorang Indonesia berkirim surat kepada Snouck yang isinya menyebutkan "Karena Anda telah menyatakan masuk Islam di hadapan orang banyak, dan ulama- ulama Mekah telah mengakui ke-Islaman Anda". Seluruh aktivitas Snouck selama di Saudi ini tercatat dalam dokumen-dokumen di Universitas Leiden, Belanda.

Snouck menetap di Mekah selama enam bulan dan disambut hangat oleh seorang 'Ulama besar Mekah, yaitu Waliyul Hijaz. Ia lalu kembali ke negaranya pada tahun 1885. Selama di Saudi Snouck memperoleh data-data penting dan strategis bagi kepentingan pemerintah penjajah. Informasi itu ia dapatkan dengan mudah karena tokoh-tokoh Indonesia yang ada di sana sudah menganggapnya sebagai saudara seagama.

Kesempatan ini digunakan oleh Snouck untuk memperkuat hubungan dengan tokoh-tokoh yang berasal dari Aceh yang menetap di negeri Hijaz saat itu. Snouck kemudian menawarkan diri pada pemerintah penjajah Belanda untuk ditugaskan di Aceh. Saat itu perang Aceh dan Belanda mulai berkecamuk. Snouck masih terus melakukan surat menyurat dengan 'Ulama asal Aceh di Mekah. Snouck tiba di Jakarta pada tahun 1889. Jendral Benaker Hourdec menyiapkan asisten-asisten untuk menjadi pembantunya. Seorang di antaranya adalah warga keturunan Arab Pekojan, yaitu Sayyid Utsman Yahya Ibn Aqil al Alawi. Ia adalah penasehat pemerintah Belanda dalam urusan Islam dan kaum Muslim atau asisten honorair.

Dalam buku "Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa", Utsman bin Abdullah Al-'Alawi dikenal seorang pengabdi Pemerintah Kolonial Belanda yang amat setia. Untuk kesetiaannya yang luarbiasa itu, ia dianugerahi "Bintang Salib Singa Belanda" tanggal 5 Desember 1899 tanpa upacara resmi. Ia bahkan pernah mengarang khotbah jum'at yang mengandung do'a dalam bahasa Arab untuk kesejahteraan Ratu Belanda Wilhelmina. Khotbah dan do'a itu kemudian dikenal di kalangan umat Islam sebagai "Khotbah Penjilat "….

Dalam upaya memadamkan pemberontakan Islam, Sayyid Utsman Al-'Alawi ini dikenal pula dengan fatwanya yang menyatakan bahwa jihad itu bukanlah perang melawan orang kafir, melainkan perang melawan nafsu-nafsu jahat yang bersarang pada diri pribadi setiap orang. Selain Al-'Alawi, Snouck juga dibantu sahabat lamanya ketika di Mekah, Haji Hasan Musthafa yang diberi posisi sebagai penasehat untuk wilayah Jawa Barat. Snouck sendiri memegang jabatan sebagai penasehat resmi pemerintah penjajah Belanda dalam bidang bahasa Timur dan Fiqh Islam. Jabatan ini masih dipegangnya hingga setelah kembali ke Belanda pada tahun 1906.


Keterangan Gambar : Rakyat Aceh Korban Keganasan Belanda melalui Tangan Tentara/Militia Bayaran Marsose atau Marechaussee


Pembersihan Aceh
Misi utama Snouck adalah "membersihkan" Aceh. Setelah melakukan studi mendalam tentang semua yang terkait dengan masyarakat ini, Snouck menulis laporan panjang yang berjudul kejahatan-kejahatan Aceh. Laporan ini kemudian jadi acuan dan dasar kebijakan politik dan militer Belanda dalam menghadapai masalah Aceh.

Pada bagian pertama, Snouck menjelaskan tentang kultur masyarakat Aceh, peran Islam, 'Ulama, dan peran tokoh pimpinannya. Ia menegaskan pada bagian ini, bahwa yang berada di belakang perang dahsyat Aceh dengan Belanda adalah para 'Ulama.

Sedangkan tokoh-tokoh formalnya bisa diajak damai dan dijadikan sekutu, karena mereka hanya memikirkan bisnisnya. Snouck menegaskan bahwa Islam harus dianggap sebagai faktor negatif, karena dialah yang menimbulkan semangat fanatisme agama di kalangan muslimin. Pada saat yang sarna, Islam membangkitkan rasa kebencian dan permusuhan rakyat Aceh terhadap Belanda. Jika dimungkinkan "pembersihan" 'Ulama dari tengah masyarakat, maka Islam takkan lagi punya kekuatan di Aceh. Setelah itu, para tokoh-tokoh adat bisa menguasai dengan mudah.

Bagian kedua laporan ini adalah usulan strategis soal militer. Snouck mengusulkan dilakukannya operasi militer di desa-desa di Aceh untuk melumpuhkan perlawanan rakyat yang menjadi sumber kekuatan 'Ulama. Bila ini berhasil, terbuka peluang untuk membangun kerjasama dengan pemimpin lokal. Perlu disebut di sini, bahwa Snouck didukung oleh jaringan intelijen mata-mata dari kalangan pribumi.

Cara yang ditempuh sama dengan yang dilakukannya di Saudi dulu, yaitu membangun hubungan dan melakukan kontak dengan warga setempat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Orang-orang yang membantunya berasumsi bahwa Snouck adalah seorang saudara semuslim. Dalam suatu korespondensinya dengan 'Ulama Jawa, Snouck menerima surat yang bertuliskan "Wahai Fadhilah Syekh AIlamah Maulana Abdul Ghaffar, sang mufti negeri Jawa. "

Lebih aneh lagi, Snouck menikah dengan putri seorang kepala daerah Ciamis, Jawa Barat pada tahun 1890. dari pernikahan ini ia peroleh empat anak: Salamah, 'Umar, Aminah dan Ibrahim. Akhir abad 19 ia menikah lagi dengan Siti Sadijah, putri khalifah Apo, seorang 'Ulama besar di Bandung. Anak dari pernikahan ini bernama Raden Yusuf.

Snouck juga melakukan surat menyurat dengan gurunya Theodor Nöldeke, seorang orientalis Jerman terkenal. Sekedar catatan, Nöldeke adalah orientalis dan pakar Kearaban dari Jerman. Tahun 1860 aia menerbitkan bukunya, Geschichte des Qurans (Sejarah al-Quran). Karyanya ini dikembangkan bersama Schwally, Bergsträsser, dan Otto Pretzl, dan ditulis selama 68 tahun sejak edisi pertama.

Sampai saat ini, Geschichte des Qorans menjadi karya standar bagi para orientalis khususnya dalam sejarah kritis penyusunan Al-Quran. Musthafa A'zhami, dalam bukunya, The History of The Qur'anic Text, mengutip satu artikel di Encyclopedia Britannica (1891), dimana Nöldeke menyebutkan banyaknya kekeliruan dalam Al-Quran karena, kata Nöldeke, "Kejahilan Muhammad" tentang sejarah awal agama Yahudi – kecerobohan nama-nama dan perincian yang lain yang ia curi dari sumber-sumber Yahudi.''

Sebagaimana dikutip dalam bukunya, Musthafa A'zhami, The History of The Qur'anic Text, Nöldeke, telah menuduh Nabi Muhammad sebagai penulis Al-Quran dan orang jahil. Selanjutnya, dalam suratnya, Snouck menegaskan bahwa keIslaman dan semua tindakannya adalah permainan untuk menipu orang Indonesia demi mendapatkan informasi.

Ia menulis "Saya masuk Islam hanya pura-pura. Inilah satu-satulnya jalan agar saya bisa diterima masyarakat Indonesia yang fanatik. " Temuan lain Koningsveld dalam surat Snouck mengungkap bahwa ia meragukan adanya Tuhan. Ini terungkap dari surat yang ia tulis pada pendeta Protestan terkenal Herman Parfink yang berisi, 'Anda termasuk orang yang percaya pada Tuhan. Saya sendiri ragu pada segala sesuatu. "

Devide et impera
Yang jelas, selama tujuh bulan Snouck berada si Aceh, sejak 8 Juli 1891, baru pada 23 Mei 1892, ia mengajukan Atjeh Verslag, laporannya kepada pemerintah Belanda tentang pendahuluan budaya dan keagamaan, dalam lingkup nasehat strategi kemiliteran Snouck.

Sebagian besar Atjeh Verslag kemudian diterbitkan dalam De Atjeher dalam dua jilid yang terbit 1893 dan 1894. Dalam Atjeh Verslag-lah pertama disampaikan agar kotak kekuasaan di Aceh dipecah-pecah. Itu berlangsung lama, karena sampai 1898, Snouck masih saja berkutat pada perang kontra-gerilya.


Profil Masyarakat Atjeh yang damai yang dipimpin oleh Ulubalang


Nasehat Snouck mematahkan perlawanan para ulama, karena awalnya Snouck sudah melemparkan isu bahwa yang berhak memimpin Aceh bukanlah uleebalang, tapi ulama yang dekat dengan rakyat kecil. Komponen paling menentukan sudah pecah, rakyat berdiri di belakang ulama, lalu Belanda mengerasi ulama dengan harapan rakyat yang sudah berposisi di sana menjadi takut. Untuk waktu yang singkat, metode yang dipakai berhasil. Snouck mendekati ulama untuk bisa memberi fatwa agama. Tapi fatwa-fatwa itu berdasarkan politik devide et impera.

Demi kepentingan keagamaan, ia berkotbah untuk menjauhkan agama dan politik. Selama di Aceh Snouck meneliti cara berpikir orang-orang secara langsung.

Dalam suratnya kepada Van der Maaten (29 Juni 1933), Snouck mengatakan bahwa ia bergaul dengan orang-orang Aceh yang menyingkir ke Penang. Van Heutsz adalah seorang petempur murni. Sebagai lambang morsose, keinginannya tentu menerapkan nasihat pertama Snouck; mematahkan perlawanan secara keras.

Tapi Van Heutsz ternyata harus melaksanakan nasihat lain dari Snouck, yang kemudian beranggapan pelumpuhan perlawanan dengan kekerasan akan melahirkan implikasi yang tambah sulit diredam. Akhirnya taktik militer Snouck memang diubah. Memang pada 1903, kesultanan Aceh takluk. Tapi persoalan Aceh tetap tak selesai. Sehingga Snouck terpaksa membalikkan metode, dengan mengusulkan agar di Aceh diterapkan kebijakan praktis yang dapat mendorong hilangnya rasa benci masyarakat Aceh karena tindakan penaklukkan secara bersenjata.

Inilah yang menyebabkan sejarah panjang ambivalensi dialami dalam menyelesaikan Aceh.

Sepionase?
Dr. P. Sj. Van Koningsveld, penulis Belanda yang gemar mengumpulkan tulisan-tulisannya bertalian kegiatan kontroversial Snouk mencatat beberapa perilaku Snouck Hurgronje. Kumpulan tulisan Van Koningsveld ini banyak mendapat pertentantangan dikalangan akademisi yang masih menjadi almamaternya di Leiden.

Dalam bukunya Snouck Hurgronje dan Islam (Girimukti Pasaka, Jakarta, 1989), Koningsveld menggambarkan kemungkinan Snouck masuk Islam oleh Qadi Jeddah dengan dua orang saksi setelah Snouck pindah tinggal bersama-sama dengan Aboebakar Djajadiningrat (1989: 95-107).

Van Koningsveld juga memberikan petunjuk-petunjuk yang memberikan kesan ketidaktulusan Snouck Hurgronje masuk Islam. Dia masuk Islam hanyalah untuk melancarkan tugasnya atau tujuannya yang hendak mengukuhkan kekuasaan Belanda di Indonesia, jadi bersifat politik–bukan ilmiah murni.

Veld berkomentar tentang aktivitas Snouck: "Ia berlindung di balik nama "penelitian Ilmiah" dalam melakukan aktifitas spionase, demi kepentingan penjajah".

Veld yang merupakan peneliti Belanda yang secara khusus mengkaji biografi Snouck menegaskan, bahwa dalam studinya terhadap masyarakat Aceh, Snouck menulis laporan ganda. Ia menuliskan dua buku tentang Aceh dengan satu judul, namun dengan isi yang bertolak belakang. Dari laporan ini, Snouck hidup di tengah masyarakat Aceh selama tiga puluh tiga bulan dan ia pura-pura masuk Islam.

Selain tugas memata-matai Aceh, Snouck juga terlibat sebagai peletak dasar segala kebijakan kolonial Belanda menyangkut kepentingan umat Islam. Atas sarannya, Belanda mencoba memikat ulama untuk tak menentang dengan melibatkan massa. Tak heran, setelah Aceh, Snouck pun memberi masukan bagaimana menguasai beberapa bagian Jawa dengan memanjakan ulama.

Dalam rentang waktu itu, ia menyaksikan budaya dan watak masyarakat Aceh sekaligus memantau perisriwa yang terjadi. Semua aktivitasnya tak lebih dari pekerjaan spionase dengan mengamati dan mencatat. Sebagai hasilnya ia menulis dua buku. Pertama berjudul "Aceh," memuat laporan ilmiah tentang karakteristik masyarakat Aceh dan buku ini diterbitkan. Tapi pada saat yang sama, ia juga menulis laporan untuk pemerintah Belanda berjudul "Kejahatan Aceh." Buku ini memuat alasan-alasan memerangi rakyat Aceh.

Dua buku ini bertolak belakang dari sisi materi dan prinsipnya. Buku ini menggambarkan sikap Snouck yang sebenarnya. Di dalamnya Snouck mencela dan merendahkan masyarakat dan agama rakyat Aceh. Laporan ini bisa disebut hanya berisi cacian dan celaan sebagai provokasi penjajah untuk memerangi rakyat Aceh. [Ditulis Indra Yogi. Tulisan ini disadur dari tulisan Dr. Daud Rasyid, MA, "Fenomena Sunnah di Indonesia, Potret Pergulatan Melawan Konspirasi" dan beberapa sumber lain/hidayatullah.com]


Boardwalk for $500? In 2007? Ha!
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.

25 May 2007

Yahudi Berniat Hancurkan Perpustakan Bersejarah Palestina

Yahudi Berniat Hancurkan Perpustakan Bersejarah Palestina

Jumat, 25 Mei 2007
Zionis-Yahudi dikabarkan berniat menghancurkan perpustakaan bersejarah Palestina. Termasuk data sejarah dan budaya Palestina, demikian kutip TV Al-Alam

Hidyatullah.com

Zionis-Yahudi mengeluarkan instruksi untuk menghancurkan perpustakaan bersejarah Palestina. Perpustakaan ini adalah sebuah lembaga yang mengumpulkan data-data sejarah dan budaya Palestina.

Menurut laporan Televisi Al-Alam dari Baitul Maqdis, para pejabat Rezim Zionis mengingatkan kepada pengelola perpustakaan Al-Anshari di jalan Saint George, Baitul Maqdis untuk mengosongkan bangunan perpustakan bersejarah itu, yang kemudian akan dihancurkan.

Fahmi Al Anshori sebagai pemilik dan pengelola perpustaakan ini ketika diwawancarai Televisi Al-Alam mengatakan, "Perpustakaan ini menyimpan berbagai buku tentang sejarah Palestina serta sejarah Arab dan Islam. Dan selama 47 tahun, lebih dari 45 ribu jilid buku dikumpulkan di perpustakaan ini.

Berdasarkan laporan tersebut, Rezim Zionis terus menekan warga Arab di kawasan Baitul Maqdis dalam rangka mengubah sejarah serta identitas Arab dan Islam kota Baitul Maqdis, sedangkan warga Zionis yang berada di kawasan lain dipindahkan ke kota tersebut.
Upaya pengubahan identitas Islam di kota Baitul Magdis kian gencar setelah rezim Zionis Israel gagal melakukan penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha, dan rezim ini dalam penggalian tersebut sama sekali tak menemukan bukti bahwa warga Yahudi Zionis berasal dari kawasan ini.

Direktur Pusat Hukum Baitu Maqdis, Ziyad Al Hamudi, kepada Televisi Al-Alam menuturkan, "Zonis Israel begitu ngotot melakukan yudaisasi di kota Baitul Maqdis, dan sejak pendudukan atas Baitul Maqdis, mereka mengubah nama-nama tempat yang berciri Islam dan Arab di kota ini."
[irib/cha/www.hidayatullah.com]

Yahya Yopie dan Keluarganya, Mantan Pendeta Yang Memeluk Islam

Journey to Islam Oleh : Redaksi 23 May 2007 - 4:30 pm
imageWarga di kota Tolitoli di penghujung bulan Ramadan 1427 Hijriah belum lama ini, dihebohkan dengan salah seorang pendeta bersama seluruh keluarganya memeluk Islam. Di mana-mana santer dibicarakan soal Pendeta Yahya Yopie Waloni dan keluarganya masuk Islam. Bahkan media internet pun sudah mengakses kabar ini. Bagaimana aktivitas eks pendeta itu setelah memeluk Islam. Berikut kisahnya:

Adaha Nadjemuddin, Tolitoli : PAGI menjelang siang hari itu, nuansa Idul Fitri 1427 Hijriah masih terasa di Tolitoli. Hari itu baru memasuki hari ke-9 lebaran. Kendati terik panas matahari masih mengitari Tolitoli dan sekitarnya, tetapi denyut aktivitas warga tetap seperti biasa.

Begitupun di sekitar Jalan Bangau, Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kabupaten Tolitoli. Aktivitas sehari-hari warga berjalan seperti biasa.

Kecuali di salah satu rumah kost di jalan itu, pintunya tampak masih tertutup rapat. Di rumah kost inilah, Yahya Yopie Waloni (36), bersama istrinya Lusiana (33) dan tiga orang anaknya tinggal sementara.

"Pak Yahya bersama istrinya baru saja keluar. Sebaiknya bapak tunggu saja di sini, sebelum banyak orang. Karena kalau pak Yahya ada di sini banyak sekali tamunya. Nanti bapak sulit ketemu beliau," jelas ibu Ani, tetangga depan rumah Yahya kepada Radar Sulteng.


Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. Hari itulah Yahya dengan tulus mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah memeluk Islam, nama Yahya Yopie Waloni diganti dengan Muhammad Yahya, dan istrinya Lusiana diganti dengan Mutmainnah. Begitupun ketiga anaknya. Putri tertuanya Silvana (8 tahun) diganti dengan nama Nur Hidayah, Sarah (7 tahun) menjadi Siti Sarah, dan putra bungsunya Zakaria (4 tahun) tetap menggunakan nama itu.


Mohammad Yahya sebelum memeluk Islam, pernah menjabat Ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong tahun 2000-2004. Saat itu juga ia sebagai pendeta dengan status sebagai pelayan umum dan terdaftar pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana. Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke Balikpapan. Di sana ia menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006. Yahya menginjakkan kaki di kota Cengkeh, Tolitoli, tanggal 16 Agustus 2006.

Sambil menunggu kedatangan Yahya, ibu Ani mempersilakan Radar Sulteng masuk ke rumahnya. Sebagai tetangga, Ibu Ani tahu banyak aktivitas yang terjadi rumah kontrakan Yahya. "Pak Yahya pindah di sini kira-kira baru tiga minggu lalu. Sejak pindah, di sini rame terus. Orang-orang bergantian datang. Ada yang datang dengan keluarganya. Malah ada yang rombongan dengan truk dan Kijang pickup. Karena rame sekali terpaksa dibuat sabua (tenda, red) dan drop kursi dari kantor Lurah Tuweley," cerita ibu Ani.

Hari pertama Yahya pindah di Jalan Bangau itu, orang-orang berdatangan sambil membawa sumbangan. Ada menyumbang belanga, kompor, kasur, televisi, Alquran, gorden dan kursi. Mereka bersimpati karena Yahya sekeluarga saat pindah dari tempat tinggal pertamanya hanya pakaian di badan. Rumah yang mereka tempati sebelumnya di Tanah Abang, Kelurahan Panasakan adalah fasilitas yang diperoleh atas bantuan gereja. Sehingga barang yang bukan miliknya ia tanggalkan semuanya.

Tidak lama menunggu di rumah Ibu Ani, datang dua orang ibu-ibu yang berpakaian dinas pegawai negeri sipil. Keduanya juga mampir di rumah Ibu Ani. Salah satu dari mereka adalah Hj Nurdiana, pegawai di Balitbang Diklat, Pemkab Tolitoli. Ibu berjilbab ini ternyata guru mengaji. Dia adalah guru mengaji yang khusus membimbing istri Yahya.

"Saya baru tiga kali pertemuan dengan ibu Yahya. Supaya ibu Yahya mudah memahami huruf hijjaiyah, saya menggunakan metode albarqy. Alhamdulillah sekarang sedikit sudah bisa," kata Nurdiana.

Menurutnya, dia tidak kesulitan mengajari ibu Yahya. Malah, katanya, ibu Yahya cepat sekali memahami huruf-huruf hijaiyah yang diajarkan. Karena itu dia memperkirakan kemungkinan dalam waktu tidak lama ibu Yahya sudah bisa lancar mengaji.


Hanya sekitar 20 menit menunggu di rumah ibu Ani, bunyi kendaraan sepeda motor butut milik Yahya terdengar memasuki halaman rumah kontrakannya. Radar Sulteng diterima dengan senang hati, lalu dipersilakan duduk di sofa. Sementara Yahya memilih duduk di lantai alas karpet. Badannya disandarkan ke kursi sofa. "Kita lebih senang duduk di bawah sini," tuturnya dengan logat kental Manado.

Cara duduk Yahya, tampak tidak tenang. Sesekali ia membuka kedua selangkangnya. Ternyata karena baru beberapa hari selesai disunat. "Setelah tiga hari saya masuk Islam, saya langsung minta disunat di rumah ini," cerita Yahya, sesekali disertai canda.

Penataan interior rumah kost Yahya tampak apik. Di dinding ruang tamu tampak terpampang kaligrafi ayat kursi yang dibingkai dengan warna keemasan. Di sisi lain, kaligrafi Allah-Muhammad juga terpampang. Di meja ruang tamu terdapat dua buah Alquran lengkap terjemahannya. Di tengah meja itu, juga masih ada tiga toples kue lebaran. "Rumah ini saya kontrak sementara. Saya sudah bayar Rp2,5 juta," rinci Yahya.

Di tengah asiknya bercerita, istri Yahya, Mutmainnah menyuguhkan beberapa cangkir teh panas. "Silakan diminum air panasnya," kata ibu tiga anak ini yang saat itu mengenakan jilbab cokelat.

Tidak lama kemudian, dia masuk di salah satu kamar dan mengajak guru mengajinya Hj Nurdiana bersama rekannya. Dari balik kamar itulah terdengar suara Mutmainnah yang sedang mengeja satu per satu huruf hijaiyah. Terdengar memang masih kaku, tetapi berulang-ulang satu per satu huruf-huruf Alquran itu dilafalkannya.

Lain halnya dengan suaminya, Yahya. Pria kelahiran Manado ini mengaku sudah bisa melafalkan beberapa ayat setelah beberapa kali diajarkan mengaji oleh Komarudin Sofa. Selain Komarudin, selama ini ia juga mendapat bimbingan dari ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tolitoli, Yusuf Yamani. "Hanya lima menit saya diajarkan. Saya langsung paham. Surat Fatihah saya sudah hafal," ujar Yahya.

Selain belajar mengaji dan menerima tamu, aktivitas Yahya juga kerap menghadiri undangan di beberapa masjid. Tidak hanya dalam kota, tetapi sampai ke desa-desa di Kabupaten Tolitoli. "Saya ditemani beberapa orang. Ada juga dari Departemen Agama," katanya.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. "Hari itu saya sudah mengucapkan dua kalimat syahadat yang dituntun Pak Komarudin," cerita Yahya. Apa yang melatari sampai Yahya dan keluarganya memeluk Islam.

 Mengalami Mimpi yang Sama dengan Istrinya 
Pak Yahya, begitu sapaan akrabnya. Pria kelahiran Manado tahun 1970 ini lahir dari kalangan terdidik dan disiplin. Ayahnya seorang pensiunan tentara. Sekarang menjabat anggota DPRD di salah satu kabupaten baru di Sulawesi Utara. Sebagai putra bungsu dari tujuh bersaudara, Yahya saat bujang termasuk salah seorang generasi yang nakal. "Saya tidak perlu cerita masa lalu saya. Yang pasti saya juga dulu pernah nakal," tukasnya.

Lantaran kenakalannya itulah mungkin, sehingga beberapa bagian badannya terdapat bekas tato. Di lengannya terdapat bekas luka setrika untuk menghilangkan tatonya. "Ini dulu bekas tato. Tapi semua sudah saya setrika," katanya sambil menunjuk bekas-bekas tatonya itu.

Postur tubuhnya memang tampak mendukung. Tinggi dan tegap. Meski ia pernah nakal, tetapi pendidikan formalnya sampai ke tingkat doktor. Ia menyandang gelar doktor teologi jurusan filsafat. Saat ditemui, Yahya memperlihatkan ijazah asli yang dikeluarkan Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004. Sehingga titel yang didapatnya pun akhirnya lengkap menjadi Dr. Yahya Yopie Waloni, S.TH, M.TH.

Sebelum menyatakan dirinya masuk Islam, beberapa hari sebelumnya Yahya mengaku sempat bertemu dengan seorang penjual ikan, di rumah lamanya, kompleks Tanah Abang, Kelurahan Panasakan, Tolitoli. Pertemuannya dengan si penjual ikan berlangsung tiga kali berturut-turut. Dan anehnya lagi, jam pertemuannya dengan si penjual ikan itu, tidak pernah meleset dari pukul 09.45 Wita.

"Kepada saya, si penjual ikan itu mengaku namanya Sappo (dalam bahasa Bugis artinya sepupu). Dia juga panggil saya Sappo. Tapi dia baik sekali dengan saya," cerita Yahya.

Setiap kali ketemu dengan si penjual ikan itu, Yahya mengaku berdialog panjang soal Islam. Tapi Yahya mengaku aneh, karena si penjual ikan yang mengaku tidak lulus Sekolah Dasar (SD) tetapi begitu mahir dalam menceritakan soal Islam.

Pertemuan ketiga kalinya, lanjut Yahya, si penjual ikan itu sudah tampak lelah. "Karena saya lihat sudah lelah, saya bilang, buka puasa saja. Tapi si penjual ikan itu tetap ngotot tidak mau buka puasanya," cerita Yahya.


Sampai saat ini Yahya mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan penjual ikan itu. Si penjual ikan mengaku dari dusun Doyan, desa Sandana (salah satu desa di sebelah utara kota Tolitoli). Meski sudah beberapa orang yang mencarinya hingga ke Doyan, dengan ciri-ciri yang dijelaskan Yahya, tapi si penjual ikan itu tetap tidak ditemukan.

Sejak pertemuannya dengan si penjual ikan itulah katanya, konflik internal keluarga Yahya dengan istrinya meruncing. Istrinya, Lusiana (sekarang Mutmainnah, red), tetap ngotot untuk tidak memeluk Islam. Ia tetap bertahan pada agama yang dianut sebelumnya. "Malah saya dianggap sudah gila," katanya.

image Tidak lama setelah itu, kata Yahya, tepatnya 17 Ramadan 1427 Hijriah atau tanggal 10 Oktober sekitar pukul 23.00 Wita. Ia antara sadar dengan tidak mengaku mimpi bertemu dengan seseorang yang berpakaian serba putih, duduk di atas kursi. Sementara Yahya di lantai dengan posisi duduk bersila dan berhadap-hadapan dengan seseorang yang berpakaian serba putih itu. "Saya dialog dengan bapak itu. Namanya, katanya Lailatulkadar," ujar Yahya mengisahkan.

Setelah dari itu, Yahya kemudian berada di satu tempat yang dia sendiri tidak pernah melihat tempat itu sebelumnya. Di tempat itulah, Yahya menengadah ke atas dan melihat ada pintu buka-tutup. Tidak lama berselang, dua perempuan masuk ke dalam. Perempuan yang pertama masuk, tanpa hambatan apa-apa. Namun perempuan yang kedua, tersengat api panas.


"Setelah saya sadar dari mimpi itu, seluruh badan saya, mulai dari ujung kaki sampai kepala berkeringat. Saya seperti orang yang kena malaria. Saya sudah minum obat, tapi tidak ada perubahan. Tetap saja begitu," cerita Yahya.

Sekitar dua jam dari peristiwa itu, di sebelah kamar, dia mendengar suara tangisan. Orang itu menangis terus seperti layaknya anak kecil. Yahya yang masih dalam kondisi panas-dingin, menghampiri suara tangisan itu. Ternyata, yang menangis itu adalah istrinya, Lusiana.

"Saya kaget. Kenapa istri saya tiba-tiba menangis. Saya tanya kenapa menangis. Dia tidak menjawab, malah langsung memeluk saya," tutur Yahya.

Ternyata tangisan istri Yahya itu mengandung arti yang luar biasa. Ia menangis karena mimpi yang diceritakan suaminya kepadanya, sama dengan apa yang dimimpikan Mutmainnah. "Tadinya saya sudah hampir cerai dengan istri, karena dia tetap bertahan pada agama yang ia anut. Tapi karena mimpi itulah, malah akhirnya istri saya yang mengajak," tandasnya.


Akhirnya, Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. Hari itulah Yahya dengan tulus mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah memeluk Islam, nama Yahya Yopie Waloni diganti dengan Muhammad Yahya, dan istrinya Lusiana diganti dengan Mutmainnah. Begitu pun ketiga anaknya. Putri tertuanya Silvana (8 tahun) diganti dengan nama Nur Hidayah, Sarah (7 tahun) menjadi Siti Sarah, dan putra bungsunya Zakaria (4 tahun) tetap menggunakan nama itu.

Masuknya Yahya ke agama Islam, menimbulkan banyak interpretasi. Menurut Yahya, ada yang menyebut dirinya orang gila. Ada juga yang meragukannya, dan mungkin masih banyak interpretasi lain lagi tentang dirinya. "Tapi cukup saja sampai pada interpretasi, jangan lagi melebar ke yang lain," pungkasnya.

Sabtu, 4 November 2006
Sumber : http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Utama&id=40935


Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and lay it on us.

22 May 2007

Al-Qur'an dituduh menyadur Bible

Oleh : Redaksi 22 May 2007 - 2:33 pm

imageKehebatan al-Qur'an yang penuh dengan mukjizat, disambut dengan kedengkian oleh pihak Nasrani. Mereka berusaha menyerang otentisitas al-Qur'an dengan berbagai metode. Setelah gagal, mereka frustasi dan terus-menerus melakukan kritikan untuk menanamkan keraguan terhadap umat Islam. Salah satu kritikannya adalah menuding al-Quran sebagai kitab saduran.

Adalah Mohamad Guntur Romli, aktivis JIL yang getol menjajakan liberalisasi agama berkedok Islam. Dalam artikelnya belum lama ini, Guntur mencak-mencak menuding al-Qur'an sebagai kitab saduran yang menyunting (mengedit) keyakinan dan kitab-kitab sebelumnya.

"Kisah Isa (Yesus) dalam al-Qur'an yang menegaskan, Isa hanyalah seorang Rasul, bukan anak Tuhan, dan tidak ada penyaliban terhadapnya adalah "saduran" dari keyakinan sebuah sekte Kristen," tulisnya.

Guntur menegaskan pula, "Al-Qur'an tetap memiliki banyak sumber dan 'proses kreatif' yang bertahan serta berlapis-lapis. Al-Qur'an adalah 'suntingan' dari 'kitab-kitab' sebelumnya, yang disesuaikan dengan kepentingan penyuntingnya," (koran Tempo, 4 Mei 2007).

Tuduhan ini sebenarnya sudah basi, dan sama sekali tidak ada yang baru. Para orientalis dan misionaris Kristen sudah terlalu sering melontarkan tuduhan ini. Misalnya, FJL Menezes (1911) dalam karyanya The Life anda Religion of Mohammad:The Prophet of Arabia menuduh : "Tidak ada suatu apapun dari al-Qur'an itu, selain ciptaan dan rekaan Muhammad dan para sahabatnya."

Dalam jajaran pengritik al-Qur'an, tercatat nama-nama orientalis terkemuka, antara lain : G. Sale dalam buku Preliminary Discourse (1899) yang menyebutkan bahwa Muhammad adalah penulis asli al-Qur'an. Di belakang hari, kritikan serupa dikemukakan oleh Sir William Muir dan Wollaston (1905), Lammens (1926), Champion dan Short (1959), Glubb (1970), Robinson (1977), dan seterusnya.

Di Indonesia, tuduhan yang sama dilontarkan oleh evangelis Jansen Litik, Suradi ben Abraham, Pendeta Muhamad Nurdin, dan lain-lain. Jauh sebelumnya, Louis Hoyack dalam buku De Onbekende Koran menuduh al-Qur'an telah menjiplak Bibel : "De Koran staat vol van verhalen, ontleend aan het Oude en Nieuwe Testament, en ook aan andere bronnen, maar waar de profeet het noodig oordelde, een weinig geretoucheed" (hlm.74). (Al-qur'an berisi dongengan-dongengan yang dicuplik dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, juga dari sumber-sumber lain, tetapi di mana dianggap perlu oleh sang nabi maka diadakan penyuntingan disana-sini).

imageBila ditelaah secara kritis, kritik Guntur terhadap al-Qur'an itu sungguh tidak bermutu, karena tidak disertai data-data yang akurat dan faktual. Dalam ulasannya mengenai proses turunnya al-Qur'an, Guntur menganalisa bahwa ketika berbicara tentang pewahyuan al-Qur'an, Allah memakai dhamir nahnu (kata ganti plural "kami"). Menurutnya, kata "awhayna(kami wahyukan) dipakai dalam al-Qur'an lebih dari 30 kali, sedangkan kata "awhaytu" (aku wahyukan) hanya dipakai 8 kali. Bertolak dari data "awhayna" ini, Guntur menyatakan, proses turunnya al-Qur'an melibatkan kerja kolektif antara Tuhan dan manusia.

Dari penjelasan ini, terlihat jelas betapa Guntur adalah orang yang miskin data. Menurut penelitian Tim FAKTA dengan fasilitas program al-Qur'an digital, kata "awhaytu" dalam al-Qur'an hanya ada satu kata, yaitu dalam surah al-maidah:111, Itu pun bukan tentang pewahyuan al-Qur'an, melainkan ilham kepada para pengikut setia Nabi Isa (Hawariyun).

Selain itu, pemakaian kata ganti Nahnu (Kami) bukan berarti bilangan Allah itu jamak (plural), dan tidak berarti bahwa proses turunnya al-Qur'an itu melibatkan kerja sama antara Tuhan dan manusia. Dalam bahasa Arab, pemakaian kata ganti jamak untuk kata orang pertama tunggal (mutakallim mufrad) berarti penghormatan dan pengagungan (lit-ta'zhim).

Tidak benar tudingan Guntur bahwa pewahyuan al-Qur'an itu hasil kerja sama antara Tuhan dan manusia dengan menyadur dan menyunting kitab-kitab sebelumnya. Tudingan ini terbantah oleh ayat al-Qur'an serah al-Baqarah:41. Dalam ayat ini Allah memakai kata ganti tunggal "anzaltu" (Aku turunkan) ketika berbicara tentang turunnya al-Qur'an. Pada ayat tersebut Allah berfirman : "Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (al-Qur'an)...".

Ketika melontarkan tudingan al-Qur'an menyadur kitab sebelumnya (baca:Bibel), lagi-lagi Guntur memamerkan kemiskinannya dalam hal data. Sebagai seorang peneliti, seharusnya Guntur membktikan tuduhannya atas berbagai pertanyaan berikut : Pertama, jika al-Qur'an adalah kitab suci yang menyadur Bibel, maka ayat Bibel mana saja yang disadur, dan ayat al-Qur'an mana yang dianggapnya menyadur itu. Kedua, Berdasarkan sejarah yang diyakini Guntur, kapan Nabi Muhammad membaca dan meneliti Bibel ketika menyadurnya dalam al-Qur'an? Ketiga, menurut al-Qur'an, Muhammad adalah nabi yang ummiy (buta aksara). Tudingan bahwa beliau menyadur kitab-kitab sebelumnya, berarti menuding bahwa beliau bisa membaca. Siapa nama guru Nabi Muhammad yang mengajarkan baca-tulis?

Dalam artikelnya Guntur hanya bisa menuding tanpa membuktikan fakta dan data yang akurat. Karenanya, tudingan ini boleh disebut sebagai asbun.

Secara singkat, semua tuduhan itu kandas dengan sendirinya oleh firman Allah dalam surah al-'Ankabut:48-49 yang menyatakan Muhammad adalah nabi yang ummiy. Kenyataan bahwa al-Qur'an sepanjang sejarah dunia tidak pernah berubah setitikpun, membuktikan bahwa al-Qur'an adalah Kalamullah (firman Allah) yang redaksinya sama sekali tidak melibatkan campur tangan manusia. Sebab jika al-Qur'an adalah hasil karya manusia, pastilah dikemudian hari akan mengalami editing (perubahan), karena hasil karya manusia memiliki banyak keterbatasan.

Jelaslah bahwa al-Qur'an bukan kitab saduran. Lantas siap ayang sebenarnya menyadur? Bisa jadi kelompok liberal yang menyadur fitnah-fitnah dari kaum orientalis dan misionaris. (sabili/fakta)


Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when.

16 May 2007

Paus Juga Manusia (Tamat)


Oleh : Redaksi 15 May 2007 - 6:00 pm

imageNama John mendapat tempat istimewa dalam Sekte Gereja Yohanit, sebuah sekte eksoterik yang menuhankan Yohannes dan mengangap Yesus hanyalah manusia biasa. Sekte Yohanit inilah tempat Ordo Biarawan Sion, Templar, dan Freemason berasal.

Para Grand Master ordo ini biasa bergelar John (Inggris), yang sama artinya dengan Giovanni (Itali), Joan (Perancis, laki-laki) dan Jeanne (Perancis, perempuan). Nama ini sebetulnya berasal dari nama Yohannes Sang Pembaptis, yang sosoknya begitu dihormati setara dengan Maria Magdalena bagi kelompok Kabbalah.

Istilah 'John' bermakna pada kecenderungan Jemaat Gereja Yohanit yang menuhankan Yohanes Kristus, sedangkan 'Peter' bermakna pada Jemaat Vatikan. Grand Master Biarawan Sion pertama saja, Jean de Gisors, pada tahun 1188 menggunakan gelar Jean II.

Jean I diduga kuat dinisbahkan kepada Yohanes Kristus itu sendiri. Nama Jean Cocteau yang muncul dalam daftar orang-orang yang diduga sebagai Grand Master Sion memakai gelar "Jean XXIII". Leonardo Da Vinci sendiri memakai gelar "Jean IX". Pada tahun 1959, ketika Cocteau masih memegang jabatan sebagai Grand Master, Paus Pius XII meninggal dunia dan digantikan dengan seorang paus baru, Kardinal Angelo Roncalli dari Venesia.

Roncalli Pilih Gelar John
Seperti yang sudah-sudah, setiap Paus baru yang dilantik bebas memilih gelar mereka sendiri. Entah mengapa, Kardinal Roncalli memilih nama 'John XXIII' dan hal ini membuat banyak tokoh Katolik cemas. Mereka menjadi bertanya-tanya mengapa gelar itu yang dipilih oleh Roncalli?

Bukankah nama John merupakan nama yang terkutuk karena nama tersebut telah digunakan pada awal abad ke-15 oleh seorang anti-paus. John XXIII, seseorang anti-paus itu telah diturunkan dari jabatannya pada tahun 1415. Ia adalah seorang uskup di Alet. Ketika Roncalli memakai gelar yang sama, tanda tanya besar kalangan Gereja menyertainya.

Di tahun 1976, sebuah buku misterius terbit di Italia dan diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis. Judulnya "The Prophecies of Pope John XXIII" (Ramalan Paus John XXIII) yang berisi kumpulan prosa liris yang mengandung ramalan aneh yang diduga telah ditulis oleh Paus John XXIII (Angelo Roncalli) yang telah meninggal di tahun 1963.

Anehnya lagi, Jean Cocteau—Grandmaster Biarawan Sion—sendiri juga meninggal di tahun 1963. Menurut Baigent, "Isi buku itu tidak jelas dan dan melukiskan segala tafsiran yang luas. " Apakah buku itu memang karya Paus John XXIII? 'Pendahuluan' pada buku tersebut menyatakan bahwa buku itu adalah benar tulisan Paus John XXIII. Menariknya, buku tersebut juga mengatakan jika Paus John XXIII merupakan anggota dari Ordo Salib Mawar (Rose-Croix), yang selalu berhubungan dengan ordo tersebut saat menjabat Papal Nuncio bagi Turki di tahun 1935.

Pada peristiwa 'Penebangan Pohon Elms' yang memisahkan Ordo Sion dengan Ordo Templar, Biara Sion yang kemudian mengubah namanya menjadi Biarawan Sion telah menggunakan gelar tambahan 'Kejujuran Salib Mawar' (Rose-Croix Veritas). Sebab itu, Ordo Salib Mawar dicurigai sebagai nama lain dari "Biarawan Sion".

"Implikasinya sungguh menggoda! Ketika akan menjadi paus, Kardinal Roncalli memilih nama Grand Masternya sendiri, sehingga, demi alasan simbolis, akan ada dua John XXIII yang memimpin Sion dan Vatikan secara bersamaan, " ujar Baigent. Jean Cocteu 'John XXIII' sebagai Grand Master Biarawan Sion dan Angelo Roncalli 'John XXIII' yang mengepalai Tahta Suci Vatikan. Keduanya pun meninggal dunia pada tahun yang sama: 1963. (!)

Kesamaan aneh ini juga bisa kita lihat pada sumbernya. Sekurangnya ada tiga sumber yang sama menunjukkan bahwa Jean Cocteau mengakhiri jabatan Grand Master Sion pada tahun 1963 yakni The Dossiers Secrets, The Priory Document, dan daftar para Grand Master Biarawan Sion versi Majalah Vaincare No. 3, September 1989 (hal. 22) yang dieditori oleh Thomas Plantard de Saint-Clair, orang yang diduga sama dengan Pierre Plantard. Ketiga versi ini menyebutkan nama-nama berbeda para Grand Master dalam setiap periodisasinya, namun untuk akhir periodesasi Grand Master Jean Cocteau, ketiganya sepakat: 1963.

Ada sebuah kejutan lagi tentang John XXIII. Pada abad ke-12, seorang biarawan Irlandia bernama Malachi mengumpulkan serangkaian ramalan yang sejenis dengan ramalan Nostrodamus. Dalam ramalan-ramalan tersebut, dikabarkan tanggapan penting dari Vatikan, termasuk Paus ketika itu John-Paul II—Malachi menyebutkan para Paus yang akan menggantikan tahta Saint Peter pada abad-abad mendatang. Untuk setiap Paus, ia menawarkan sejenis motto deskriptif.

Lalu, bagi John XXIII, motto tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis, yaitu 'Pasteur et Nautonnier' (Gembala dan Navigator). Gelar resmi bagi orang-orang yang diduga Grand Master Sion juga 'Nautonnier'.

Suatu kebenaran yang menggaris-bawahi kebetulan yang aneh ini adalah ketika berkuasa, Paus John XXIII telah memperbaiki kedudukan Gereja terhadap Freemasonry dan mengeluarkan izin bagi seorang Katolik untuk menjadi anggota Freemasonry. John XXIII ini juga bertanggungjawab atas reorientasi Gereja Katolik antara lain dengan mendirikan Dewan Vatikan yang para anggotanya berasal dari tokoh-tokoh Gereja Katolik seluruh dunia. Siapakah Paus John XXIII dan apakah ia benar seorang Freemason atau pun Biarawan Sion?

Film Produksi Vatikan
Sebuah film dokumenter yang diproduksi Vatikan memuat satu kisah khusus mengenai Paus John XXIII ini. Di Indonesia, Emperor Edutaintmen yang banyak mengedarkan film-film dokumenter tentang Kekristenan, mengedarkan film tersebut dalam format empat keeping VCD berjudul "The Bible: Pope John XXIII part 1 dan 2" (2004).

Dalam film tersebut dikisahkan bahwa Angelo Roncalli berasal dari Desa Sotto il Monto. Ia anak dari pasangan petani miskin Italia. Atas kebaikan pamannya, Angelo kecil bisa menempuh pendidikan di seminari untuk menjadi seorang pastur.

Tahun 1944 ia bertugas di Turki. Saat di Turki inilah Uskup Roncalli membebaskan orang-orang Yahudi yang memenuhi sejumlah gerbong kereta yang ditahan pihak Nazi-Jerman. Ribuan orang Yahudi selamat dari upaya pembunuhan yang ingin dilakukan Nazi dan memberi selamat kepada Roncalli. Salah seorang perempuan Yahudi memberikan sebuah kalung Bintang David seraya berkata kepada Roncalli, "Yesus juga seorang Yahudi. " Roncalli pun memberikan kalung salibnya kepada perempuan itu seraya tersenyum.

Tahun 1958 Paus XXII meninggal. Lewat suksesi yang ketat dan dipenuhi intrik sesama Kardinal Vatikan yang berambisi menjadi Paus, akhirnya Roncalli terpilih menjadi Paus pada tanggal 28 Oktober 1958. Setelah menjadi Paus, Roncalli menyatakan bahwa dirinya kini dipanggil dengan sebutan 'Giovanni' ('John' dalam bahasa Inggris).

Film itu tidak menyinggung satu pun keterkaitan Roncalli atau Paus John XXIII dengan Freemasonry dan sebagainya. Hanya saja, kejadian di Istanbul, Turki, tahun 1944, saat dia menyelamatkan ribuan orang Yahudi dari penangkapan Nazi-Jerman itu tentu didengar oleh para petinggi bangsa Yahudi dan kemudian 'berterimakasih' kepada Roncalli dengan sesuatu yang tidak biasa.

Kedekatan Roncalli dengan Yahudi juga tergambar dengan jelas tatkala saat menjadi Paus John XXIII, ia mencabut larangan orang Katolik menjadi anggota Freemasonry. Sebelumnya, orang-orang Katolik yang ingin menjadi anggota Freemason maka ia harus melakukannya dengan diam-diam, namun setelah Paus John XXIII mencabut larangan itu maka berbondong-bondonglah orang-orang Katolik menjadi anggota Freemasonry, tidak terkecuali para Yesuit yang begitu patuh pada institusi kepausan, mereka juga banyak yang menjadi anggota Freemasonry.

Adakah naiknya Roncalli jadi paus merupakan sebuah kesuksesan program rahasia Konspirasi Yahudi Internasional untuk menghantam dan menghancurkan Gereja dari dalam? Ajaran Kristen sendiri berabad sebelumnya juga telah dirusak oleh Paulus, seorang Yahudi dari Tarsus, yang menciptakan Injil Perjanjian Baru, di mana ayat-ayat dalam Perjanjian Baru ini banyak sekali yang bertentangan dengan Perjanjian Lama.

Tradisi Kekristenan juga banyak yang sesungguhnya tidak berasal dari ajaran Yesus sendiri, melainkan dari ajaran paganisme Kekaisaran Romawi yang berasal dari Mesir kuno, ajaran Kabbalah.

Apalagi di abad-20, Konspirasi telah mengubah The Holy Bible King James Version yang dipakai di negara-negara Kristen mayoritas dunia dengan memasukan ratusan catatan kaki dari Cyrus Scofield sehingga Injil tersebut tidak ada bedanya dengan Talmud, penuh dengan catatan kaki yang mendukung kepentingan Zionis-Yahudi. Konspirasi telah begitu berhasil menaklukkan Gereja dari dalam dan menjadikannya kuda tunggangan bagi kepentingannya mencapai The New World Order.

Ataukah ia, seperti dugaan banyak peneliti semisal Baigent, diyakini anggota dari Biarawan Sion? Bukankah ketika Vatikan menerima surat pengaduan dari Uskup Carcassonne atas kelakuan Pastor Berenger Sauniere, Kardinal Angelo Roncalli yang datang kepada Sauniere sebagai utusan Vatikan?

Benediktus XVI
imageBenediktus XVI bernama asli Joseph Alois Ratzinger, lahir di Marktl am Inn, Jerman, pada 16 April 1927. Usia 14 tahun dia masuk seminari menengah di Traunstein. Setahun sebelumnya, dia sudah masuk wajib militer dengan bergabung dengan organisasi pemuda NAZI.

Singkat cerita, tahun 1977, Paus Paulus VI mengangkatnya sebagai kardinal. Bagi kalangan tertentu di Vatikan, Kardinal Ratzinger merupakan salah seorang yang paling berpengaruh dan dihormati di Vatikan. Ia dikenal dekat dengan Paus Yohanes Paulus II. Namun bagi sebagian kalangan lain di Vatikan, Ratzinger dianggap sebagai seorang Kardinal yang keras dan konservatif. Ia berpandangan tidak ada toleransi dalam hal kebenaran keagamaan. Sikapnya sesuai dengan jabatannya yang mengepalai bidang keimanan Vatikan.

Ketika Paus Yohannes Paulus meninggal, Kardinal Ratzinger memimpin upacara pemakamannya pada 8 April 2005. Ratzinger juga yang memimpin konklaf yang dimulai tanggal 18 April 2005 dan yang kemudian mentahbiskan dirinya sebagai paus yang baru. Kardinal Joseph Ratzinger terpilih sebagai Paus Gereja Katolik Roma yang ke-265 dengan nama gelar Paus Benedictus XVI di usia yang ke 78.

Salah satu masalah yang sangat mengganggunya sejak lama adalah menurunnya jumlah pemeluk Katolik di Eropa dan terutama di Amerika Latin, serta berkurangnya jumlah imam di Eropa. Di sisi lain, di Amerika dan Eropa, dalam waktu yang bersamaan, jumlah pemeluk Islam dari tahun ke tahun semakin meningkat. Permasalahan ini sungguh-sungguh dirasa mengganggunya. Pertumbuhan pemeluk Islam di Eropa dan di lain sisi menurunnya jumlah umat Kristiani di wilayah yang sama dianggapnya sebagai ancaman serius terhadap kekristenan itu sendiri.

Sebab itu, ketika ia memilih gelar Benedictus, maka hal tersebut bukan suatu kebetulan karena sangat terkait dengan sosok Santo Benedictus yang dalam sejarah gereja dikenal sebagai "Penjaga Christendom Eropa", benua tempat negeri-negeri Kristen berkumpul. Dengan memilih gelar Benedictus, Ratzinger ingin menyatakan diri sebagai penjaga Eropa Kristen dari serangan apa pun yang bisa mengubah indentitas ini. Dan seorang Ratzinger, dalam hal ini bukanlah orang yang suka bermain-main.

Dalam sejarah kekristenan, nama Santo Benedictus memiliki isyarat khusus sebagai penjaga atau pengawal kekristenan Eropa atau Dunia Barat (The Christendom) dari upaya penghancuran atau ancaman 'Kaum Barbar' yang ketika itu terjadi dalam masa keruntuhan Imperium Romawi. Dalam sejarah Eropa di abad pertengahan (Medieval), istilah 'Kaum Barbar' kerap digunakan untuk menyebut tentara kaum Muslimin. Seperti dalam episode Perang Salib, tentara kaum Muslimin sering disebut pula sebagai Saracen.

Dipilihnya gelar 'Benedictus' oleh Joseph Alois Ratzinger memberikan petunjuk secara eksplisit maupun implisit bahwa Paus yang baru ini akan menjaga kekristenan Eropa dan Barat pada umumnya, menyelamatkan kebudayaan The Christendom, dari apa yang disebutnya sendiri sebagai "Serbuan Barbarisme Modern". Lalu apa yang sesungguhnya disebut sebagai "Serbuan Barbarisme Modern"? Apakah Islam? Mengingat Ratzinher penah berpidato kontroversial menyerang makna Jihad umat Islam?

imageBagi umat Islam, sebenarnya ada cara yang amat sederhana dan mudah untuk melihat apakah seseorang itu bisa dijadikan sahabat atau tidak, apakah seseorang itu tulus mau bersahabat dengan kita atau malah menjadikan 'persahabatannya' dengan kita sebagai strategi belaka untuk menggolkan maksud-maksud tersembunyinya.

Cara sederhana itu adalah: lihat, bagaimana penyikapan mereka tentang Israel. Apakah dia bersikap benar dengan tidak mengakui Israel sebagai negara karena berdiri di atas tanah hak milik bangsa Palestina, karena ia berdiri di atas tanah milik bangsa lain yang terus dijajahnya, ataukah dia mengakui Israel walau dia tahu keberadaan Israel tidak sah dipandang dari sudut logika sehat mana pun.

Sebuah artikel yang menarik dan lugas tentang kedekatan Paus Bendictus dengan Yahudi bisa kita ketemukan di website resmi Konferensi Waligereja Indonesia (KWI (mirifica.net) berjudul "Rabi Tel Aviv: Paus Benecditus Sahabat Yahudi" (dimuat tanggal 22 April 2005, yang diambil dari Suara Merdeka, Rabu, 20 April 2005). Silakan klik dan baca sendiri artikel tersebut. (Tamat/Rizki Ridyasmara/eramuslim)


Get your own web address.
Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

15 May 2007

KDL : Hidayah tak kenal warna, bangsa dan masa

KDL : Hidayah tak kenal warna, bangsa dan masa
Dunia Islam Oleh : Redaksi 14 May 2007 - 5:00 pm
Al Shahida *)
penulis rubrik Kabar Dari London
image"Cahaya itu telah mampu menerpa celah relung hati mereka, menerobos tembus kedinding qalbu-qalbu mereka, cahaya yang yang tak kenal warna, bangsa, masa bahkan kendala".

Akhir pekan ini sebetulnya aku berencana untuk diam dirumah. Rest atau rehat. Ingin mengendur regangkan tubuhku, rehat dari berinteraksi, sekaligus ingin bebenah rumah yang begitu lama tak terjamah tangan. Tiba tiba telefon berdering, tanya apa kabar dan menanyakan:

"Kak..hari ini kaka sibuk tak, boleh kita jumpa kalau tak pegi mana mana khan ?" begitu logat Melayu Singapore dari salah seorang adikku, disuatu Sabtu pagi. Kukatakan bahwa aku tidak ada rencana untuk keluar. ( Feat Nasyid : Sulis - Jangan Tinggalkanku :sound )

"Saya hendak menemani 'orang-orang baru' ke masjid besar di Regent Park Mosque. Usroh dimulai jam tigalah, dilantai bawah kak" demikian keterangan Hilaal.

Sambil aku berfikir bagaimana caranya merubah rencanaku dari rehat tapi bisa jumpa dengan adikku satu ini. Atau kuundangkah dia kerumah atau haruskah aku ke kota London? Sambil aku menghabiskan tehku sambil terus berfikir. Aku tengah berhitung, untung rugi, manfaat dan madharatnya. Aku ingin mengundangnya kerumah, namun sepertinya aku tidak siap untuk menjamu orang.

Aku tergiur dengan undangannya. Aku tahu disetiap pertemuan selalu membuahkan sesuatu. Aku sangat percaya kalau silaturachmi mendatangkan rejeki, memanjangkan usia, bikjin awat muda. Allhu alam.

" Kalau kita jumpa di Mawar restoran, gimana ? khan cukup sentral, kalaupun kita tak makan tapi bolehlah kita minum teh atau kopi saja, bukan ? aku menawarkan. Akhirnya kita sepakat untuk jumpa pukul 5.30 sore.

Mawar Restoran, adalah restoran Malaysia yang terletak disudut jalan, tepat dipersimpangan yang cukup strategis antara Edgward Road dan Sussex Garden, antara persimpangan ke Kilburn, Oxford Street, kawasan Paddington. Restoran itu sendiri terletak di lantai dasar, basement. Cukup memadai untuk ber-randevous baik untuk organisasi atau sesama teman, dengan menu cukup mewakili dan terjangkau.

Aku ditemani oleh salah seorang karibku juga kesana. Saat kami tiba direstoran, .mereka telah berada disana. Oh, ternyata mereka bertujuh, banyak sekali. Kami disambut hangat dan saling memperkenalkan diri.

" Kak kenalkan, ini Terry, James, Ismael, Norman.. Pak Cik dan brother Yunoos", semua berdiri sambil menaruh tangannya di dada mereka, sekedar isyarat tanda hormat. Kami tidak bersalaman. Hilaalpun memperkenalkan namaku.

"This sister is from Indonesia..her father and my parents knew each other" tambahnya. Mereka mengangguk dan senyum. Iiih santun santun banget siih?. Aku dipersilakan duduk. Akupun memilih tempat yang sentral untuk memudahkan berbincang. Sementara temanku, Ridwan, pesan makanan dan minuman.

***

Aku tidak pernah mengira kalau Hilaal membawa teman barunya begitu banyak. Maksudku orang baru disini 'new muslim atau muallaf'' . Buatku ini adalah a nice surprise, kejutan bagus dan aku cukup terperangah menyaksikan wajah wajah baru, wajah bule pula yang betul betul anyar memeluk agama Islam. Aku sangat eksaiting dan mengharu biru menyaksikan ini.

Rasanya tak sabar ingin berbincang dengan mereka, semisal wawancara walau tidak resmi banget tentunya. Informal saja. Aku berceloteh dengan mereka. Sambil menunggu pesanan makanan, mulailah mereka kutimbuni dengan pertanyaan yang aku yakin mereka menikmatinya.

Kutanya satu persatu namanya lalu kuucapkan selamat datang pada mereka: "Welcome to Islam, welcome to the club " mereka senyum bahagia mendapat sambutan.

"I am Terry, I live in Uxbridge. I work for Distributor company. I deliver the goods to supermarkets in the country.." ujarnya. Usianya baru 24 . Terry, nampak tinggi, tinggi sekali untuk ukuran pria Inggris. Itulah pria Inggris pertama yang ber'taaruf, memperkenalkan diri dan bercerita bagaimana dia masuk Islam. Lanjutnya:

" Saya baru empat bulan memeluk Islam dan saya seneng banget bisa bergabung dan ketemu Bang, brother Hilaal" ujar Terry sambil mereguk minumannya.


" Apa gerangan yang paling pertama kali menyentak hati anda yang membuatmu menoleh ke agama Islam" tanyaku pada Terry. Dia tampak bingung: "Maksud saya ada kejadian apa yang membuatmu berfikir untuk masuk Islam", aku menjelaskan.

Terry diam sambil berfikir, lalu: " Hmm I dont think I have...". Ternyata Terry tidak memiliki kisah atau catatan sesuatu yang menyentak hatinya yang membuatnya memeluk Islam secara tiba-tiba, inilah keterangan Terry.

"Saya, mungkin seseorang yang mencari-cari kebenaran, the truth, sesuatu yang membuat saya tenang. Orang tua saya masuk tipe Agnostic barangkali. Mereka tak peduli dengan agama dan merasa tidak perlu dengan agama. Saya respek itu. Repotnya, dikatakan Atheispun bukan, tapi kalau natalan mereka merayakan. Katanya tradisi. Naah halnya dengan saya memang saya mencoba mencari sesuatu. Saya merasakan ada sesuatu yang hilang dalam hidup saya. Lalu saya belajar agama Budha, kemudian ikutan meditasi, tapi koq saya masih tidak tenang", tutur Terry.


Kemudian kutantang Terry dengan gencarnya media yang menyudutkan Islam, serta sikap kebanyakan terhadap Islam dan Muslim. "Does not that put you off to come close to Islam and become Muslim ?", aku mau tahu jawabannya.

" No it does not, it is quite the opposite infact, justru malah sebaliknya, membuat saya bertanya-tanya dan bikin penasaran. Saya ingin tahu apa sih sesungguhnya Islam itu. Saya mencari dimana letak salahnya dan ingin membuktikan bahkan mencocokan dengan apa yang dikatakan media. Sambil saya terus belajar agama Budha" tambahnya.


Menurutnya gama Budha belum bisa memberikan ketenangan pada dirinya dan tidak mampu menjawab apa yang ia cari. Utamanya tentang keTuhanan. Saya tahu ada Pencipta, the Creator. Dia cuma ingin meyakinkan bahwa memang ada Sang Pencipta. Saya masih tetap merasa kosong, ujarnya.

" Saya iseng-iseng main ke google, mencari informasi tentang Islam disana, lalu saya klik ke Islamonline, di sanalah saya temukan info tentang Islam dan saya temukan jawaban-jawaban yang selama ini saya cari, straightforward, simpel, mudah, jelas koq "...demikian Terry.


Akhirnya kututup percakapan dengan Terry dan aku mendapat jawaban, diakhir percakapan ia mengatakan bahwa ia cukup groggi menghadapi Ramadhan. Kami semua meyakinkan bahwa tidak akan membuat kita madharat.

James
Giliran bincang dengan James, anak Abege usinya baru 20 tahun ini, lahir dan dibesarkan di Kilburn, London agak ke barat atau NW, mengaku bahwa kedua orang tuanya Atheis. Disekolah James berteman dengan anak-anak Asia seperti India, Pakistan dan Bangladesh. Dengan sendirinya James terbiasa mendengar istilah dan term-term Islam.

Dia memilih mata pelajaran Religion pada saat James menjalani ujian terakhir SMU, A level. James banyak membaca dan belajar berbagai agama yang multi itu sampai ia sempat belajar filosofi yang cukup berat dan serius.

Suatu hari James tersentak benaknya memikirkan kematian. Hal ini betul betul membuat James berfikir dan merenung tentang kematian. Kalau ia bertanya pada Daddy dan Mummynya tentu mereka akan mentertawakan. Sebaliknya James juga berfikir tentang kehidupan. Apa tujuan hidup ini sesungguhnya, lalu kenapa kita mati, setelah mati nanti ada apa. Hal ini terus merasuk dalam hati dan benak James, saat itu James baru menjelang usia 19 tahun.

Dari rasa ingin tahunya, James mencari buku berbagai macam agama, termasuk Islam lalu ia pelajari dengan seksama. James ingat dia memiliki teman Muslim lalu ia bertanya dan bahkan terjadi diskusi dengan teman teman ini.

Dengan mudahnya teman-teman Muslimnya menerangkan "Apa itu tujuan hidup dan kematian menurut Islam", yang membuatnya terpana.Tak berkutik. Apalagi mengingkarinya. Seakan ada semburat cahaya menyentuh galbunya.

"You are so confident mates to give me that explanation, they are all answered " responnya pada temannya yang menerangkan dengan penuh semangat dan mudah diterima oleh nuraninya. James memang tipe pemikir, serius dan cerdas.


"Well...dari kecil kita terbiasa membicarakan kematian, kemudian juga Al-Quran selalu membicarakan dan mengingatkan kita akan kematian, jadi kita tahu jawabnya" dengan pedenya si teman meyakinkkan James.

"Lalu...orang semacam aku ini mau diapakan, taruh dimana? Menurut Tuhan kalian tidak ada tempat buatku kecuali kalau aku percaya pada Tuhan kalian khan ? ". Bagaimana kalian bisa meyakinkan Tuhamu itu ? James lemparkan pertanyaan ini pada mereka sambil berfikir seribu kali.


" Its up to you, mate. Our duty is to give you infomation as you needed it - if you are not satisfy..yeah.. read the book about Islam and Alquran is the best reference', saran sang teman yang bicara dengn aksen cogney, maklum Londoner.

Pesan sang teman membuatnya mempelajari Islam lebih dalam. Dia pergi ketoko buku Islam, terus dia gali sampai kepada hal-hal yang berkaitan dengan science..banyak disebutkan didalam Al-Quran tentang ini. Artinya Islam tidak bertentangan bahkan sejalan dan saling mendukung. James berfikir. Dia perlu waktu dan perlu memperdalam Islama hingga betul-betul yakin, sesuai dengan apa yang ia cari dan butuhkan.

"Tak lama James menyatakan dirinya masuk Islam, mengikrarkan dua kalimat syahadat. Ia ke mesjid dihari Sabtu untuk belajar Islam, disanalah ia bertemu dengan Hilal dan rekan lainnya, kini James merasa banyak saudara.

" Islam is so comprehensive and straightforward " ujar James menyimpulkan pendapatnya.


Ismael
Pria berasal Polandia ini mengaku baru 8 bulan masuk Islam.Sebelumnya ia memeluk agama Katholik. Di London dia baru 2 bulan. Sengaja migrasi ke Inggris karena di Polandia dia betul betul merasa sendirian. Dia akan dikucilkan oleh teman dan keluarganya kalau mereka tahu bahwa ia memeluk agama baru, agama Islam.

"Disana hampir tidak ada Muslim ..mungkin cuma beberapa gelintir saja, bisa dihitung jari dan itupun sembunyi", paparnya dengan aksen Polishnya.

"Untuk orang Polandia sendiri Islam dianggap sesuatu yang asing, agamanya orang Arab. Sukar saya mencari orang Polandia beragama Islam..entahlah" ujarnya tak yakin.


Ismael merasa betah dan senang bisa berada di UK karena kegiatan Da'wah di London begitu banyaknya, aktif, dinamis sekali dan mudah mencari teman disini. Disamping Inggris adalah negara yang paling toleran di Eropa, menurutnya.

Aku temui Ismael di gedung WAMY, disuatu hari Jum'at bersama sister Aaishah, sahabatku asal Afghanistan. Ismael tampak hanief..baik dan sangat santun.

"Ok brother Ismael kini giliranmu cerita tentang kenapa dan apa yang membuatmu tertarik dengan Islam.." aku mulai menggelitik dia. Is senyum. Nampak keningnya berkerut yang berusaha keras mengingat sesuatu.

"Karena saya katholik.. kita kan percaya dengan yang Trinitas itu..." ia memulai.

" Naah trinitas itu membuat saya bingung, membuat saya gerah dan galau..bayangkan saya dilarang bertanya apalagi berdebat. Seolah kalau kita diskusi menjadi dosa besar. Sedang trinitas tidak bisa menjawab pertanyaanku, kebingunganku" lanjutnya.

"Ada pengalaman yang menarik dan berkesan pada saat kamu mencari islam.. ?", aku begitu penasaran.

"Ohh ada sis..saya sering main main ke perpustakaan, library, pergi ke bagian agama dan saya temukan kitab Al-Quran. Entahlah..saya begitu penasaran. Dengan hati hati saya sentuh sang kitab, sepertinya saya menyentuh kristal yang harus saya handle with care, dengan hati-hati sekali. Saya buka lembar demi lembar. Semula saya bingung, karena harus kita baca dari sebelah kanan..tiba tiba saya tergerak untuk membacanya. Surat pertama yang saya baca adalah surat An-Nahl, ayat 68 - 69 , tentang madu. Saya baca dan saya tekuni setiap kata dan makna yang sarat. Sangat fenomenal. Mengagumkan. Belum lagi yang lainnya, entah saya merasakan sesuatu usai membaca ayat ini..seakan saya jatuh cinta pada Al-Quran" Is bercerita dengan begitu terharu.

" Surat Al-Ikhlas sudah pasti menjawab tentang the Oneness of God, Ke-Esaan Tuhan ya sis..artinya trinitas yang membuat saya tidak bahagia terjawablah dengan surat ini" tegasnya. Ismael nampak merasa lega telah menyampaikan pengalaman spiritualnya. Pangalaman luar biasa dalam kehidpuan seseorang yang menemukan Tuhannya.


" Hemm". Aku meng-iyakan dan setuju banget dengan pendapatnya.Kita semua tak bisa mengelak. Begitu paparan dari Ismael, James dan Terry yang memiliki latar belakang dan cerita berbeda dalam mencari kebenaran hingga ia temukan Islam yang menjadi pilihan mereka. Maha Besar Allah.

Baik Terry dan James belum memberitahu orang tua mereka tentang Islam dan agama baru yang mereka anut. Pikirnya pada saatnya mereka akan memberi tahu pada orang tua mereka. Kapan? Pada saat mereka cukup matang tentang Islam itu sendiri dan sampai mereka cukup confident, percaya diri untuk mendeklarasikan agama baru mereka, agam Islam. Usai sejenak sambil mereguk minuman kami.

" Kamu ada rencana merubah nama atau memiliki nama Muslim" aku iseng bertanya pada Terry.

" Hmm..terfikir siih..I think Terry will match with Tariq isn it kayanya suaranya senada dengan...Tariq ya sis" oh ternyata dia mulai berfikir tentang nama Muslimnya, diiringi senyum.


"Wow Tariq.. keren ya nanti sama dengan nama Professor Tarik Ramadan"! tambahnya. Tapi aku menyarankan untuk membiarkan surnamenya, nama keluarga, kalau tidak akan merepotkan. Masalahnya nama-nama yang berbau Islam tengah menjadi sorotan dan menjadi kendala pula. Maklum Islamphobic tengah mewabah paska sebelas September. Setiap kita sepakat. Keep you original name !

Bisa kutarik kesimpulan bahwa kendati media tetap gencar menjelekkan Islam ternyata hal ini tidak membuat mereka put off, mundur bahkan sebaliknya.

***

Lewat persahabatan, dibarengi contoh dan sikap yang menyejukkan, penuh persaudaraan..ternyata cahaya itu telah mampu menerobos, menerpa dinding qalbu para pemiliknya.

Aku sangat memahami edan mensupport penuh akan gerak langkah dan kerja sdr Hilaal yang masya Allah sangat bijak untuk memupuk terus para pemeluk baru yang butuh dukungan sepenuhnya. Dengan mudahnya, mereka yang ghirrohnya (semangat berIslam) sedang menggelora, akan dengan mudahnya terperangkap oleh mereka yang mengklaim paling taqwa, paling benar yang menurutku kadang berlebihan.

Sedang Allah melarang kita untuk berlaku dan bertindak berlebihan dalam mengaplikasikan agama dan dalam hal lainnya. Islam tidak memberatkan.

"We do our best sis.." tambahnya. Hingga Ahad kemarin grup ini sudah mencapai anggota sekitar 50 orang dengan latar belakang yang berbeda tentunya baik warna, ras dan kebangsaan. Untuk menghilangkan penyakit assobiyah group kita sepakat untuk tidak diberi nama apapun. Mereka duduk bersimpuh, menyatu karena 'La illah ha illallah. Muhamamad dar Rasulullah".

Cahaya itu telah mampu menerpa celah relung hati-hati mereka, menerobos tembus ke dinding qalbu mereka, cahaya yang tak kenal warna, bangsa, warna dan masa.

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tapi Allah memberi pertunjuk kepada orang yang dikehendakiNya dan Allah lebih mengetahui orang orang-orang yang mau menerima petunjuk" ( Al Qashash ayat 56). Allahu alam bisawab

London, 4 Mei 2006

al_shahida@yahoo.com

*) Penulis adalah penulis rubrik "Kabar Dari London" di www.swaramuslim.net


image


Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.

09 May 2007

INFO BUKU

Display Buku
Rp 65.000,00
Disk 20%
Rp 52.000,00



Tayang: hari lagi
 
Judul The Messianic Legacy  
No. ISBN 979-1238-35-9 
Penulis Michael Baigent Cs 
Penerbit Ufuk Press
Tanggal terbit April - 2007 
Jumlah Halaman 504 
Berat Buku -
Jenis Cover Soft Cover 
Dimensi(L x P) 150x235mm
Kategori Kristen 
Bonus
Text Bahasa Indonesia 
Masukkan ke daftar keinginan Masukkan ke Daftar Keinginan
Rekomendasikan buku ini
 
SINOPSIS BUKU
Warisan Abadi Seorang Mesias

Terungkapnya warisan seorang Mesias yang sesungguhnya...

Trio penulis The Holy Blood and The Holy Grail melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui kesenjangan antara pemikiran Kekristenan awal dan modern. Mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan menggelitik:

- Apa arti menakjubkan di balik gelar Yesus: Raja Israel?
- Apakah Kristus itu lebih dari satu orang?
- Siapa sebenarnya yang kini menguasai harta karun Temple of Jerusalem?
- Apa sumber sesungguhnya Fundamentalisme Kristen saat ini?
- Apa yang menghubungkan Vatikan, CIA, KGB, Mafia, Freemasonry, P2, Opus Dei, dan Knights Templar?
- Apakah tujuan mengejutkan perkumpulan rahasia Eropa ketika dikaitkan dengan keturunan Yesus dan The House of David?
- Perang Suci modern apakah yang membawa dampak pada industri Inggris, Churchill & de Gaule, European Economic Community & Solidarity [Solidaritas & Komunitas Ekonomi Eropa]?

dan masih banyak lagi...

The Messianic Legacy menyajikan penyelidikan baru yang memikat ke dalam perkumpulan bayangan Biarawan Sion—Para Wali Holy Grail—ketika para penulisnya menemukan kegalauan dunia politik, keuangan, Freemasonry, dan agama yang terdapat di balik institusi Eropa yang paling kokoh dan konservatif. Ancaman tirai konspirasi global yang berhasil mereka sibakkan menjamin bahwa The Messianic Legacy layaknya kisah thriller paling mutakhir dan sebuah karya pendeteksi Alkitab, karya yang bahkan jauh lebih penting dari The Holy Blood and The Holy Grail (http://www.bukukita.com/infodetailbuku.php?idBook=621) atau buku-buku sejenis lainnya yang telah terbit.

***

#1 International Bestseller

***

"Mencekam dan menarik."
—Guardian

"Hasil penyelidikan yang memikat dan mencengangkan."
—Kirkus Review 


No need to miss a message. Get email on-the-go
with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.

07 May 2007

Peter Sanders : Tuhan Memilihkan Saya

Dunia Islam Oleh : Redaksi 04 May 2007 - 5:00 pm
imageimage''Assalamualaikum,'' ucap Peter Sanders sembari menjabat erat tangan wartawan Republika. Senyumnya segera tertebar ke seantero ruangan Auditorium Universitas Paramadina Mulia (UPM), Jakarta, Rabu (21/2), pekan lalu. Siang itu tubuh rampingnya dibalut kemeja dan tutup kepala biru khas Timur Tengah. Tapi sang fotografer kawakan itu sebetulnya lahir di London, Inggris, 61 tahun silam.

Di situlah Sanders memulai karir profesionalnya pada pertengahan 1960-an. Ia berdiri di gigir panggung para superstar: Bob Dylan, Jimi Hendrix, The Doors, The Who, atau Rolling Stones. Tapi Sanders merasa jiwanya kering. Akhir 1970 ia melakukan perjalanan spiritual ke India. Pulang ke Inggris setahun kemudian, ia masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Abd al-Adheem. :foto :video

Sanders tak lagi merasa kering. Islam memberi ruh pada pekerjaannya. Islam juga mengilhaminya sebuah jalan baru. Tahun itu juga Sanders pensiun memfoto selebritis dan memulai pengembaraannya ke negeri-negeri Muslim. Pada 1971 ia memotret Ka'bah dan lautan jemaah haji dari jarak dekat. Foto-foto spiritualnya dimuat di media-media utama Barat untuk pertamakalinya, seperti The Sunday Times Magazine atau The Observer.

Sanders atau Abd al-Adheem kini dikenal sebagai fotografer dunia Muslim terbesar -- mungkin satu-satunya. Dalam rentang 35 tahun ia mengarungi tak kurang dari 40 negara Islam, dari Jerussalem hingga Sudan. Lewat foto-fotonya ia menyodorkan jejak-jejak peradaban Islam yang agung, yang kerap membikin kita merasa kagum sekaligus masygul.

Pekan lalu Sanders datang ke Jakarta untuk menggelar pameran foto The Art of Integration Islam: In Britain's Green and Pleasant Land di kampus Paramadina. Pameran serupa sudah digelar di 25 negara termasuk di Tel Aviv, Israel. Berikut petikan wawancara Sanders dengan Iman Yuniarto F dari Republika.

Setelah perjalanan ke India pada 1971, Anda masuk Islam. Bagaimana ceritanya?
Ketika usia 20 tahunan, saya bertanya tentang mati. Usaikah diri kita setelah mati? Pertanyaan itu terus menghantui saya. Akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan karir saya di musik. Saya pergi ke India. Saya belajar Hindu, Budha, Sikh dan Islam.

Mengapa Islam yang Anda pilih?
imageSaya tidak tahu persis. Tuhanlah yang memilihkan untuk saya. Tapi, ada peristiwa yang amat berkesan saat di India. Di suatu pagi saya menunggu kereta api di stasiun. Orang amat berjubel dan hiruk pikuk. Di tengah keramaian itu, seorang ibu tiba-tiba menggelar tikar di dekat saya. Ia lantas melakukan gerak shalat di situ. Ini mengejutkan. Saya belum pernah melihat ini sebelumnya.

Saya bertanya kepada seorang anak muda, ''Apakah ini?'' Ia menjawab, ''Ini nenek saya. Dia seorang Muslim. Ia sedang shalat.'' Barangkali ini sebuah petunjuk. Allah memberi momen fotografis tersebut agar saya terus merekamnya dalam ingatan.

Ketika saya kembali ke Inggris, teman-teman lama saya banyak yang terjerumus narkoba. Namun, beberapa teman ada yang menjadi Muslim dan tak ikut-ikutan terbelit. Dari sini saya seperti memperoleh petunjuk: inilah jalan yang harus saya tempuh.

Setelah itu saya menemukan titik balik. Tiga bulan setelah masuk Islam saya naik haji ke Mekkah. Hingga akhirnya saya pergi nonstop ke 40 negara Islam yang berbeda.

Belahan dunia Muslim mana yang paling menarik bagi Anda?
Itu pertanyaan yang sering saya peroleh. Jawaban saya selalu sama: Inggris. Saya mengunjungi seluruh pelosok Inggris dan saya menyadari saya menyukai Inggris. Tentu saja saya menyukai tempat-tempat lain. Saya tiga kali pergi ke Cina. Saya akan pergi ke sana lagi tahun ini. Ya, seluruh dunia amat menarik. Setiap negara memiliki kekhasan masing-masing.

Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk sekali perjalanan pemotretan?
Sangat bervariasi. Saat masih muda saya bisa menghabiskan waktu hingga enam bulan di satu negara. Tapi saat ini saya membatasi hanya dua minggu. Terutama di daerah-daerah yang sulit.

Kesan Anda tentang peradaban Muslim di Indonesia?
Saya belum pernah melakukan sesi pemotretan di sini. Mungkin nanti. Tentunya saya tak bisa menilai Indonesia cuma dari Jakarta saja. Tapi satu hal, orang Indonesia sangat murah senyum. Ini membuat saya nyaman.

Anda pergi ke banyak negara. Pernah mendapat hambatan saat memfoto?
Ada beberapa lokasi di mana memfoto dilarang. Di Saudi Arabia misalnya. Tapi, fotografi telah menjadi bagian hidup saya. Anda bisa saja dilarang, ditangkap, tapi Anda lantas dibebaskan lagi, ha ha ha....

Apa tips Anda dapat berbaur dengan beragam penduduk di beragam negara?
imageCukup dengan murah senyum. Saya berupaya membuat sebuah hubungan. Tapi, percaya atau tidak, manusia itu memang ajaib. Semakin miskin seseorang, semakin murah hati dia. Di Cina, saya bertemu dengan seorang nenek Muslim umurnya sekitar 90 tahun. Mengetahui saya Muslim, ia ingin mengundang saya ke rumahnya.

Saya datang ke situ. Tapi tidak ada apa-apa di rumahnya. Cuma ada selembar kasur tipis dan seekor kucing yang kurus. Namun Islam mengajarkan untuk memuliakan tamu. Dalam keramahtamahan sejati seorang Muslim, ia tetap berusaha menghidangkan saya makanan. Di negara di mana saya dilahirkan, orang cenderung amat privat. Mereka takkan mengundangmu datang ke rumahnya di pertemuan pertama. Ini hal menarik yang kita temui pada orang-orang miskin di dunia ini. Mereka justru sangat murah hati, dengan kondisi yang mereka miliki.

Foto-foto dunia Muslim karya Anda dipublikasikan di banyak media Barat. Apa sebetulnya yang Anda harapkan dari pemuatan itu?
Banyak peristiwa yang menanam kebencian terhadap Islam. Peristiwa 11/9 di AS dan bom 7/7 di Inggris. Ini membuat orang takut. Tapi Anda harus tahu, bahwa mayoritas orang Islam di dunia ini cinta damai. Islam itu sendiri berarti damai. Mengasosiasikan Islam dengan kekerasan adalah keliru.

Saya berusaha membangun sebuah tali (hubungan). Saya orang Inggris, saya lahir di London. Saya respek terhadap Islam. Islam agama besar yang sangat mendalam. Saya bertemu dengan banyak orang Islam. Saya yakin yang terbaik di antara mereka adalah yang melaksanakan Islam dengan benar.

Saya bertemu dengan orang-orang yang beribadah dengan serius dan belajar keras tentang Islam. Dan, saya melihat mereka benar-benar mampu mengubah diri mereka. Mereka tidak picik, terbuka, dan murah hati. Inilah Islam yang sebenarnya.

Tapi, hal ekstrem terjadi, lalu dikait-kaitkan dengan Islam. Ini bukanlah Islam itu sendiri. Itu cuma politisasi atas Islam saja. Saat ini kita memiliki problem terhadap orang-orang yang mengambil sedikit saja dari Islam, tidak keseluruhannya.

Alquran menyatakan bahwa kasih sayang adalah yang utama. Bismillahirrohmanirrahim adalah yang pertama. Inilah wajah Islam yang harus tampak. Saya ingin menunjukkan sisi tersebut.

Anda lebih suka mengabadikan sisi indah dunia muslim atau mengatakan apa adanya?
Saya berusaha memotret gambar-gambar positif. Saya berupaya menonjolkan keindahaan dari orang-orang ini. Kita butuh keindahan dalam hidup ini. Tuhan juga menyukai keindahan. Saya sering berada di tengah-tengah masyarakat muslim yang miskin. Tapi saya yakin, tetap ada kemurahan dan keindahan di tengah orang-orang ini.

Setelah banyak bertualang, bagaimana pandangan Anda tentang masyarakat muslim?
Banyak budaya bisa hidup dalam Islam, Islam itu seperti air sungai yang jernih. Ketika ia mengalir di atas batu hitam, maka air itu akan berwarna hitam. Jika melewati batu berwarna kuning, maka ia pun akan berwarna kuning. Karena itu di Afrika, Islam adalah Afrika. Di Inggris, Islam adalah Inggris. Di Cina, Islam adalah Cina.

Salah satu proyek Anda adalah mendokumentasikan masyarakat Islam tradisional. Mengapa?
Saya bertualang 35 tahun. Saya menemukan bahwa Islam tumbuh subur dalam lingkungan tradisional menciptakan masyarakat yang khas. Tapi gambaran itu mulai pudar di zaman moderen. Mereka beranjak punah. Anda hanya akan menemui Islam tradisional di beberapa tempat. Di Mauritania atau Hadramaut misalnya. Amat banyak ulama di sana. Orang-orang saling menjaga dan terhubungkan dalam sense spiritual yang amat tinggi.

Hal itu tak saya dapati di Barat. Saya berusaha membawa anak-anak saya ke dalam suasana seperti itu. Tapi lingkungan memborbardir mereka. Apa yang bisa saya lakukan? Saya tidak bisa memaksa. Tidak ada paksaan dalam Islam. Kebenaran harus datang melalui pemahaman. Saya lihat di Indonesia terdapat keseimbangan antara yang modern dan yang tetap memegang nilai-nilai tradisional.

Sebagai salah satu fotografer legendaris, Sanders terbilang unik: ia tak pernah mengenyam pendidikan fotografi. Sanders belajar secara otodidak. Kursus fotografi pertama Sanders justru dilakukan akhir 1990 di Swiss, atau tiga dasawarsa setelah ia malang melintang di jagad fotografi. ''Itu pun karena saya mendapat projek di Arab Saudi yang menuntut penggunaan kamera format besar,'' tutur dia.

Sanders muda mengaku sering kesulitan uang. Tapi ia berani berspekulasi dengan menjadi seorang fotografer. Ia menjajakan karya-karyanya ke penerbitan, koran, majalah, atau sampul album musik. Sanders mengaku menuruti panggilan hatinya untuk terjun ke dunia fotografi. Lantaran hobi, ia merasa bakal mampu survive di situ tanpa harus memiliki titel mentereng. Saat ini Sanders memiliki Peter Sanders Photography Library. Ini semacam pepustakaan yang mendokumentasi karya Sanders sepanjang 35 tahun di dunia muslim. Ada lebih 250 ribu foto dalam bentuk digital di situ. Ia menjualnya untuk keperluan majalah atau buku-buku tentang Islam.

Anda tidak mencantumkan tahun lahir di website Anda. Kenapa?
Sengaja. Bukan rahasia jika umur saya sekarang sudah 60 tahun. Tapi saya tak ingin terlalu terobsesi dengan umur. Ini membuat saya selalu siap untuk melakukan apa saja. Saya tidak ingin membatasi diri saya sendiri. Ketika saya pergi ke Cina, seorang penumpang yang tengah duduk, tiba-tiba berdiri, dan memberikan kursinya pada saya. Saya sempat ragu (apa maksud dia sebenarnya). Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Lalu saya bertanya pada seseorang. Anda pikir umur saya berapa? Dia menjawab 80 tahun, ha ha ha....

Tahun ini Sanders akan meluncurkan sebuah album kompilasi berjudul /Meeting with the Mountain. Sebuah album tentang wajah para muslim dunia. Ada ulama, spiritualis, kebanyakan malah cuma orang-orang biasa yang belum pernah difoto. Mereka, kata Sanders, adalah orang muslim yang cinta damai, religius, sederhana, dan tersembunyi. ''Saya ingin memberi gambaran yang benar tentang Islam. Selama ini wajah Islam selalu dibayang-bayangi politik,'' katanya.

Toh, Sanders juga menunjukkan bahwa Barat masih menyisakan ruang toleransi yang besar untuk Islam. Karya fotonya, Mass for Peace, adalah pesan yang kuat soal itu. Foto tahun 2005 itu menangkap pemandangan seorang imam mesjid bernama Imran Golding yang tengah melantunkan adzan. Uniknya adzan tersebut dilakukan di dalam sebuah katedral besar di Salisbury Inggris.

Saat itu di katedral sedang digelar konser musik oleh komposer Karl Jenkins yang diiringi 150 penyanyi. Tapi Jenkins secara khusus mengundang Golding. Yang terasa menggetarkan, menurut Sanders, adalah suasana hening dan khusuk di katedral. Orang-orang mendengarkan Golding dengan khidmat. Salah seorang lalu berdiri dan menyalami Iman Golding seraya mengatakan bahwa lantunan adzan tadi sangat indah. (RioL )

LINK :

- Pameran di British Embassy Jakarta
- http://www.petersanders.co.uk/home.html
- http://www.ummah.net/sanders/gallery.htm
- http://www.ummah.net/sanders/index.htm
- http://www.middleeastuk.com/culture/art/sanders/


Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
Check out new cars at Yahoo! Autos.

Translate it by Google Translator