26 February 2009

Kisah Yesus Tingkatkan Muallaf Spanyol!

Katagori : Muslim Convert News
Oleh : Redaksi 10 Feb 2009 - 3:49 pm


Vicente Mota Alfaro Imam Mesjid CCIV

Tiga belas tahun yang lalu Vicente Mota Alfaro adalah salah seorang pemeluk Kristen yang taat yang secara rutin mendatangi kelas Minggu dan membaca Injil setiap harinya. Namun hari ini, dia tidak hanya seorang Muallaf, namun dia adalah Imam Masjid dari Pusat Kebudayaan Islam Valensia (CCIV) .

Selain merupakan Muallaf pertama yang dipersilakan mengimami setiap kali sholat berjamaah, dia juga merupakan anggota Dewan Kepengurusan CCIV sejak 2005.

Pemimpin kelompok Muslim Valensia menetapkan Alfaro sebagai Imam besar, dan berterima kasih atas kerja kerasnya. �Dia pantas kami pilih karena kehebatan pengetahuan agamanya�, kata El-Taher Edda Sekretaris Umum Liga Islam bagian Dialog dan Perdamaian.

�Dia pantas kami pilih karena kehebatan pengetahuan agamanya�, kata El-Taher Edda Sekretaris Umum Liga Islam bagian Dialog dan Perdamaian.

Dia meyakini Alfaro telah menyebarkan pesan yang nyata mengenai Muallaf yang bergabung dalam kekuatan Islam.

Beberapa media setempat tidak lama lalu melaporkan adanya peningkatan jumlah Muallaf di Spanyol, tanpa adanya pertentangan dari pihak manapun.

Diperkirakan Muslim Spanyol berjumlah 1.5 juta dari 40 juta penduduk keseluruhan.

Islam merupakan agama terbesar kedua setelah Kristen, dan telah mendapatkan pengakuan hukum sejak Juli 1967.

Ketika masyarakat bertanya kepada Alfaro bagaimana dia dapat menjadi seorang Muallaf, dia akan memberikan jawaban yang sederhana.

�Allah telah menjadikan Islam sebagai agama dan hidupku�, katanya mantap.

Saat itu Alfaro berusia 20 tahun dan masih berkuliah ketika dia memutuskan untuk menjadi Muallaf.

�Saya membaca Al-Quran, saya menemukan kebenaran tentang Yesus (Nabi Isa) dan saya putuskan menjadi Muallaf�.

Pada awalnya dia adalah seorang pemeluk Kristen yang taat.

�Dulunya saya rutin pergi ke Gereja tiap Minggu dan membaca Injil setiap harinya�.

�Pada saat itu saya tidak tahu sama sekali mengenai Islam�.

Dia mempunyai seorang tetangga Muslim Algeria yang memperkenalkannya pada Islam.

�Ketika berbincang-bincang dia mengatakan bahwa seluruh umat manusia adalah keturunan Adam dan Hawa, dan semuanya merupakan anak dari Nabi Ibrahim�, kenangnya.

�Saya terkejut mengetahui bahwa dalam Islam juga mengenal Adam, Hawa, dan Ibrahim�.

Perbincangan tersebut rupanya membuat Alfaro muda semakin ingin mengetahui tentang Islam.

�Selanjutnya, saya meminjam salinan Al-Quran dari perpustakaan�.

Dia membawanya pulang dan membaca salinan Al-Quran tersebut dengan teliti.

Namun titik balik bagi Alfaro datang ketika dia membaca kisah tentang Yesus (Nabi Isa) dan kejadian penyaliban.

�Sebelumnya yang saya ketahui adalah Yesus merupakan anak Tuhan yang diutus ke dunia untuk menebus dosa umat manusia, dan sebetulnya hal tersebut cukup mengganggu saya�.

�Dan saya temukan jawabannya dalam Al-Quran. Yesus tidak pernah disiksa ataupun disalib�.

Muslim meyakini Nabi Isa sebagai salah satu Rasul yang diberi penghormatan lebih.

Dalam Islam, Nabi Isa tidak mengalami penyaliban, namun diangkat ke surga dan akan diturunkan kembali pada akhir zaman untuk memerangi Dajjal Al-Masih dan akan membawa kemenangan dan kejayaan bagi Islam.

Dan kisah tersebut merubah keyakinan Alfaro untuk menjadi seorang Muallaf bernama Mansour.

�Dengan cepat saya menyadari bahwa Al-Quran adalah Kitab Tuhan yang sesungguhnya, dan saya tidak pernah menyesal menjadi seorang Muallaf�. (iol/smedia)


Vicente Mota Alfaro, dulunya adalah seorang pemeluk Kristen yang taat dan kisah kebenaran Yesus (Nabi Isa) dalam Al-Quran telah membawanya ke jalan yang terang. Menurut sebuah laporan media, jumlah Muallaf di Spanyol mengalami peningkatan pesat.
Amparo S�nchez RosellAmparo S�nchez Rosell: "Hay que dejar que cada mujer musulmana decida si usa pa�uelo"Los musulmanes de la Comunitat Valenciana se preparan para el Ramad�n
Jamaah Pusat Kebudayaan Islam Valensia



Stephen Suleyman Schwartz, Jurnalis Amerika yang Bersyahadat di Bosnia


Katagori : Journey to Islam
Oleh : Redaksi 24 Feb 2009 - 3:30 pm

Pria yang lahir di Columbus, Ohio ini dikenal sebagai wartawan dan kerap mengkritik Bush. Kini ia menjalani Islam dan rajin shalat

Stephen Schwartz lahir di Columbus, Ohio tahun 1948. Lebih dari separuh hidupnya dihabiskan dengan berkarir sebagai wartawan dan penulis. Stephen kenal Islam dan bersyahadah ketika bertugas sebagai reporter di Bosnia. Setelah memeluk Islam, mantan wartawan senior San Francisco Chronicle ini kerap mengkritik pemerintahan Bush yang sering mengidentikkan teroris dengan Islam. Artikel-artikel kontroversialnya muncul di sejumlah koran ternama seperti The New York Times, The Wall Street Journal, The Los Angeles Times, dan The Toronto Globe and Mail. Stephen juga kontributor tetap untuk The Weekly Standard, The New York Post dan Reforma di Mexico City. Berikut kisah pria yang mengaku tertarik dengan kehidupan sufi dalam Islam dan ketika di Bosnia aktif mengikuti kegiatan tarekat Naqshabandiah. Inilah beritanya.

Stephen Schwartz memeluk Islam di Bosnia pada 1997 atau di usianya yang ke-49. Sebelumnya, lebih dari 30 tahun lamanya, dia melakukan studi dan menimba berbagai pengalaman hidup serta mempelajari sejarah beberapa agama samawi. Bagaimana ceritanya hingga dia terkesan dengan agama Islam?

"Aku tertarik dengan Islam sejak tahun 1990 saat berkunjung ke Bosnia untuk melakukan studi tentang sejarah Yahudi di Balkan. Aku butuh data itu untuk mengisi kolom rutin di jurnal Jewish Forward. Nah dalam penelitian itu, aku sempat menjalin kontak dengan tokoh-tokoh Islam Balkan," kisah Stephen.

Jika menilik sejarah hidupnya, dia mengaku berasal dari keluarga "agamis". "Aku dibesarkan dalam lingkungan yang benar-benar ekstrem bagi kebanyakan orang Amerika. Ayahku seorang Yahudi yang taat. Sementara ibuku adalah anak dari seorang tokoh kelompok Protestan fundamentalis. Dia sangat paham dengan Bibel, juga Kitab Perjanjian Lama dan Baru," kata pria yang menambah Suleiman Ahmad di depan namanya selepas memeluk Islam.

Stephen sendiri mengaku, pertama kali bersentuhan dengan agama adalah tatkala ikut kegiatan gereja Katolik. Walau saat itu belum memutuskan ikut ajaran itu, dia sempat tertarik dengan sejumlah literatur tentang kebatinan dalam ajaran Katolik. Keingintahuannya membuat dia melakukan sejumlah studi dan riset mendalam hingga ke negeri matador Spanyol.

Riset di Spanyol

Di awal penelitiannya, Stephen mengamati bahwa di balik kejayaan Katolik Spanyol ternyata terdapat pengaruh kuat sejarah Islam kala berkuasa di Spanyol. Dia mengaku takjub dan terinspirasi dengan agama Islam yang masih bertahan dalam sejumlah tradisi di sana.

"Sebagai seorang penulis, aku meneliti fenomena ini selama bertahun-tahun. Mula-mula kupelajari sejarah itu melalui aneka karya sastra masa lampau yang menunjukkan pengaruh Islam di kawasan Iberia itu," ungkap dia.

Awal 1979, dia mulai mempelajari Kabbalah, sebuah tradisi mistik bangsa Yahudi. "Nah, menariknya di dalam Kabbalah itu juga kudapati adanya pengaruh Islam," ujar Stephen yang meneliti tentang Kabbalah selama hampir 20 tahun lamanya.

Kenal Islam di Bosnia

Selama meneliti Kabbalah, dia sempat melakukan perjalanan ke Bosnia dalam kapasitasnya sebagai seorang reporter. "Tahun 1990 untuk pertama kalinya aku bersentuhan secara langsung dengan Islam di Bosnia dan untuk pertama kalinya pula aku mengunjungi sebuah mesjid di ibukota Sarajevo," kata dia.

"Perlahan, aku melihat Islamlah yang mampu menawarkan jalan "terdekat" untuk mendapatkan kasih sayang Allah," ujar pria yang juga aktif mengikuti tarekat Naqshabandiah kala di Bosnia. Dia bertemu dengan Syekh Hisham, seorang guru tarekat Naqshabandi di sana. Hatinya benar-benar terkesan hingga dalam hitungan minggu diapun bersyahadah di negeri Balkan itu. "Aku bangga jadi orang Islam," aku dia.

Di Sarajevo, Stephen menemukan banyak hal yang mengesankan hatinya. "Kutemukan sebuah pos terdepan Islam di Eropa, saat mana aku tidak merasa sebagai seorang asing di sana. Saat mana aku secara gampang bisa berjumpa dan bergaul langsung dengan orang-orang Islam yang begitu ramah, demikian pula kalangan terdidiknya. Aku menemukan puisi dan gubahan musik yang begitu indah, yang mengekspresikan nilai-nilai keagungan dan kedamaian dalam Islam," ungkap dia dipenuhi rasa kagum.

"Aku telah temukan sebuah "taman tua" yang indah," ujar Stephen mengutip salah satu bait lagu Bosnia yang sangat terkenal yang berkisah tentang masa jaya Kekhalifahan Usmani di Balkan dan kontribusinya terhadap budaya Islam.

Stephen juga membaca beberapa bagian dari Alquran dan mengunjungi monumen-monumen Islam selama kunjungannya di Balkan.

"Aku layaknya kembali ke taman itu dan akhirnya masuk ke dalamnya," ujar dia memberi ibarat. Ya, akhirnya dia memang memutuskan masuk Islam kala di Bosnia.

Takut timbul konflik

Sejak menerima Islam, Stephen sangat berhati-hati sekali dalam mengirim informasi keislamannya, baik itu kepada keluarga, teman-temannya hingga para tetangga dekatnya.

"Aku tidak mau sembarangan memberikan info ini, takut nanti timbul konflik dan kontroversi.. Aku juga tidak mau pengalaman ini dilihat atau dicap sebagai sesuatu yang bodoh atau picik. Ini bukan menyangkut diriku pribadi, tapi ini berkaitan dengan Allah. Aku ingin proses keislaman ini berada di jalan yang wajar. Hal ini semata-mata untuk kebaikan umat Islam dan juga bagi terbentuknya hubungan persaudaraan Islam di dalam ikatan kalimat la ilaha illallah," tukas dia.

"Aku amati, adakalanya kalangan nonmuslim melihatku sebagai seorang muallaf baru yang terpengaruh oleh kehidupan di Balkan. Tapi aku segera meluruskan pendapat ini seraya menyebutkan bahwa aku suka Islam bukan karena terlibat politik atau alasan kemanusiaan, tapi murni semata-mata karena pesan indah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah," kata dia lagi.

Damai dalam Islam

"Seperti telah kusebutkan di awal, aku menemukan bahwa hal-hal positif dalam agama samawi Yahudi dan Nasrani. Nilai-nilai positif itu terefleksikan dalam ajaran Islam. Jadi, Islam datang menyempurnakan agama terdahulu," kata Stephen.

"Aku sangat yakin, tanpa adanya toleransi orang-orang Arab Spanyol dulu, terutama di saat Kekhalifahan Usmani masih berjaya, maka bangsa Yahudi telah lama hilang dari permukaan bumi ini. Halnya agama Yahudi hari ini, sangatlah jauh berbeda dengan ajaran mereka saat masih hidup berdampingan dengan orang-orang Islam dahulu," tegas Stephen.

"Setelah memeluk Islam, hal yang sangat berkesan bagiku adalah adanya kedamaian hati disertai kehadiran Allah di dalam setiap hal. Muncul perasaan lembut, sopan santun, sederhana dan rasa ikhlas. Hidupku jadi mudah. Bahkan di saat aku ada masalah atau ujian dalam hidup ini," tutur Stephen yang sangat yakin jika nilai-nilai Islam itu akan mampu menyelesaikan aneka permasalahan di Amerika, terutama perkara krisis moral.

Kritik Bush

Begitulah. Saat ini Stephen Schwartz dipercaya sebagai Direktur Eksekutif Center for Islamic Pluralism yang didirikan pada 25 Maret 2005 dan berpusat di Washington DC. Dia juga penulis buku best seller The Two Faces of Islam: Saudi Fundamentalism and Its Role In Terrorism.

Buku itu telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Dalam buku tersebut dia mengungkapkan rasa tak setujunya dengan cap Islam teroris dan mengkritik secara terbuka pemerintahan Bush yang selalu mengidentikkan teroris dengan Arab. Akibat kritik tajamnya itu Stephen pun lantas dipecat dari posisinya sebagai penulis berita di media bergengsi Voice of America.

Begitupun, dalam beberapa hal, Stephen mengaku sangat sedih kala melihat konflik di Timur Tengah. "Aku sering memimpikan adanya kedamaian dan persahabatan antara Israel dan Arab. Persis sepertimana di saat orang Yahudi bisa hidup damai di masa kepemimpinan orang Islam," kata pria yang dikala mudanya pernah terlibat dalam kelompok radikal sayap kiri itu. [Zulkarnain Jalil/hidayatullah.com]


Stephen Schwartz Sedang membaca surah Al Fatihah di Makam Bosnian President Alija Izetbegovic, Sarajevo, 2004. Photo: Joshua Mensch
http://www.islamicpluralism.org/bios.htm


Stephen Schwartz at the Museum of Martyrs to Russian Imperialism, Tashkent, Uzbekistan

Keltoum Hasnaoui, Polwan Pertama berjilbab di Polisi Norwegia


Katagori : Dunia Islam
Oleh : Redaksi 07 Feb 2009 - 5:12 am

OSLO � Pemerintah Norwegia menyetujui peraturan baru, yakni mengijinkan aturan seragam polisi untuk mengakomodasi jilbal. Keputusan itu langsung saja mendapat sambutan suka cita komunitas Muslim di negara Skandinavia tersebut.

Ini adalah bentuk sikap baik dan terbuka terhadap komunitas Arab dan Muslim di Norwegia," ujar Brahim Belkilani, kepala Liga Islam di Norwegia," seperti yang dilansir oleh IslamOnline.net, 5 Februari lalu. Pemerintah mengumumkan keputusan tersebut Rabu (4/02) lalu, menyatakan jika anggota polwan dapat mengenakan jilbab jika mereka menginginkan.

Keltoum Hasnaoui, 23 tahun, Muslim berdarah Ajazair, telah mengirimkan surat petisi kepada Menteri Hukum dan Keadilan, yang berisi tulisan ingin bekerja dalam kesatuan polisi tanpa melepaskan jilbabnya.

"Setelah dinasehati oleh Direktorat Kepolisian, akhirnya diputuskan aturan untuk seragm polisi akan dimodifikasi dengan memasukan pasal membolehkan penggunaan pentup kepala--untuk tujuan keagamaan--bersama dengan seragam," ujar Menteri dalam sebuah pernyataan tertulis.

Direktur Dewan Polisi Nasional, Ingelin Killengreen mengatakan keputusan tersebut merupakan bagian upaya pengadilan untuk memberdayakan komunitas Muslim.

"Kami pikir perlu untuk memberdayakan secara luas, dan mengembangkan kesatuan polisi yang mencerminkan seluruh kelas masyarakat, tanpa memperdulikan agama dan etnis. Ini lebih penting ketimbang menuntut seragam yang netral," ujarnya.

"Sangat penting bagi seluruh elemen dalam masyarakat kami merasa sebanding dalam hubungannya dengan polisi," imbuh Menteri lagi

Bekilani, pemimpin Muslim berharap aturan baru itu akan mendorong wanita Muslim lain untuk bergabung dengan kepolisian.

Beberapa negara Eropa lain, yang telah mengijinkan penggunaan jilbab dalam kesatuan polisi adalah Swedia dan Inggris.

Integrasi.

Belkilani, meyakini jika mengakomodasi kebutuhan religius umat Muslim dalam kepolisian akan memperkuat stabilitas dalam masyarakat. "Politisi mengirimkan pesan jelas kepada komunitas Muslim dan Arab jika kelompok ini tidak didiskriminasi," ujarnya

Ia juga percaya jika komunitas Islam akan menikmati seluruh hak seperti halnya warga lain di masyarakat. "Hukum memperlakukan seluruh organisasi keagamaan tanpa perbedaan," ujar Belkilani. "

Jumlah umat Muslim di Norwegia diperkirakan berjumlah 150 ribu orang, dalam populasi total sebesar 4,5 juta penduduk. Mayoritas Muslim berasal dari latar belakang Pakistan, Somalia, Irak, dan Maroko. Kini terdapat hampir 90 organisasi Muslim dan Pusat Islam di seantero Norwegia./it/RioL



10 February 2009

Gaza Horror: Charges Filed Against 15 Israeli Officials

January 26, 2009...7:22 am


135186.jpg
Palestinian and international efforts continue to institute legal proceedings for the prosecution of Israeli officials in the commission of war crimes.

International attorneys have filed war crime charges against 15 Israeli political and military officials including Ehud Olmert, Tzipi Livni and Ehud Barak.

Palestinian and international efforts continue to institute legal proceedings for the prosecution of Israeli officials in the commission of war crimes.

Although Israeli forces are involved in thousands of cases, local experts such as the Palestinian Centre for Human Rights believe that the recent major attacks on the Gaza Strip will be successfully prosecuted.
"They were well-documented, televised and the world was paying attention," a member of the Gaza City team commented.

After the very public detection of large-scale atrocities which included the use of white phosphorus bombs in enclosed civilian areas and the liquidation of children there is little defense, PNN reported.
Fifteen specific names are now pending for prosecution in The Hague's war crimes tribunal.
Those listed for prosecution include Israeli political and military officials, namely Ehud Olmert, Tzipi Livni and Ehud Barak.

Israelis are being warned internally against leaving its boundaries due to fears of arrest.
French lawyer Gilles Dovers is handling the complaint in Paris calling for the "open investigation into war crimes" committed by Israeli forces during three weeks in Gaza.
Dovers said today that 500 complaints are being submitted by Arab, European and Latin American officials. Bolivia is preparing its own case, as is Venezuela.

Argentine international prosecutor, Luis Moreno-Ocampo, is deciding whether to go ahead with an investigation.
The French lawyer said there is some fear of interference from the United Nations Security Council under pressure from the United States to stop the proceedings and prevent the achievement of access to trial. The founding texts of the International Criminal Court empower the Security Council to suspend its work.
Today's invitation to try at least 15 Israeli officials is being delivered by 30 international lawyers of several nationalities.

In parallel, the intention of a group of French lawyers to file a complaint on behalf of French citizens of Palestinian origin to the French courts against Israeli officials is gaining attention in the cities of Paris and eastern France.
Coordination with other lawyers in Belgium and Spain is underway as similar complaints against the Israeli officials are being made in Brussels and Madrid. Belgium is among the countries who issued charges against Ariel Sharon in the past.

Moroccan lawyers also disclosed on Thursday practical steps toward filing a lawsuit against "the perpetrators of war crimes" in Gaza. Six lawyers are working with the Minister of Justice of Morocco.
As reported by PNN throughout the week, in Tel Aviv Israeli activists published 15 names:
Ehud Barak, Amir Peretz, Binyamin Ben Eliezer, Avi Dichter, Carmi Gilon, Dan Halutz, Doron Almog, Ehud Olmert, Eliezer Shkedy, Gabi Ashkenazi, Giora Eiland, Matan Vilani, Moshe Bogi Yaalon, Shaul Mofaz and Tzipi Livni.

Preparing Against Crimes
Israeli Prime Minister Ehud Olmert has put the justice minister in charge of defending Israel against charges of war crimes during its 22-day Gaza assault, a government source said Friday.
Daniel Friedman will lead an inter-ministerial team to coordinate a legal defense for civilians and the military, the source said.

Ehud Barak, the Defense Minister and architect of the offensive, ordered the army to establish an incrimination team of intelligence and legal experts to examine any evidence that could be used against Israeli officials in law suits. That could possibly include Major-General Yoav Galant, the chief of Israel's southern command, as well as other senior officers.
According to human rights groups, Israel killed more than 1,400 Palestinians with a third being children and also wounded at least 5500.

Israeli massive offensive also destroyed UN schools and the main aid headquarters where tons of food was stocked were bombed beside mosques, hospitals, government buildings.

Compelling Evidence
UN human rights expert and retired Princeton law professor Richard Falk said on Thursday that there is compelling evidence that Israel violated the laws of war by "conducting a large-scale military operation against an essentially defenseless population."

"There needs to be an investigation carried out under independent auspices as to whether these grave breaches of the Geneva Conventions should be treated as war crimes," the professor said, adding that he believes "that there is the prima facie case for reaching that conclusion."

"This is the first time I know of where a civilian population has been essentially locked into the war zone, not allowed to leave it despite the dense population and the obvious risks that were entailed," Falk pointed out, "the civilians in Gaza were denied the option of becoming a refugee."


03 February 2009

12 Rahasia Kejahatan Yahudi dalam Kitab Suci


Katagori : Laknatullah Teroris Faq
Oleh : Redaksi 14 Jan 2009 - 7:00 am

Oleh Henri Shalahuddin, MA *
Islam dikenal sebagai musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Karena itu, sampai akhir zaman tetap ada kedengkian.

Ide mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki Palestina untuk melaksanakan ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat: Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah berhasil membeli tanah di Palestina utara.

Imigrasi besar-besaran ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial dan politik di Palestina dengan dukungan Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).

Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360 desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi.

Akhirnya pada Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion, bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina. Untuk strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta U$D untuk mengembangkan senjata nuklir.

Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The State of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan:

  1. tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka.

  2. pembentukan negara Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa Yahudi.

  3. pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai (diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah perampas dan layak untuk dibinasakan.


Yahudi dalam Al-Quran


Praying While Killing

Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan dan penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar." (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah, Palestina, Libanon, Yordan dan sekitarnya.

Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).

Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.

Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).

Dua Belas Kejahatan Yahudi
Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelas 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:

  1. Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)


  2. Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)


  3. Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)


  4. Merubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hinthah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59)


  5. Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)


  6. Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)


  7. Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)


  8. Merubah Firman Allah. (QS.2:75)


  9. Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)


  10. Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)


  11. Menuduh Allah itu faqir. (QS. 3:181)


  12. Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)


Bani Israel setelah diselamatkan Nabi Musa A.S - tetap saja kembali Kafir
- emovie : Bangsa Bangsa yang dimusnahkan Allah SWT
- emovie : Nabi Musa A.S

Di samping itu, sosok nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan patung meskipun harus dilemparkan kedalam api, menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.

Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini seperti klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam dari Yahudi?

Jauh sebelumnya, Imam Syafi'i telah menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.

Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para tokoh umat di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika. (hidayatullah)

* Penulis adalah dosen STID M. Natsir Jakarta. Alumni ISID Gontor dan Pascasarjana di International Islamic University Malaysia (IIUM), fakultas Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences

SONG FOR GAZA BY MICHAEL HEART

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
Copyright 2009


A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they're dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who's wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight


=============================


download here :

http://f1.grp.yahoofs.com/v1/kCaHSTK_a0MRWXBiRG1VPOtShluLibRj799-DNLvpMSSxdVMEcYNrqjwilSpSH9GOnCIsQol0Um4rbxQsPkGvQ/we_will_not_go_down_65.mp3



Israel Bela Diri, Liga Arab Tepuk Tangan

Katagori : Berita
Oleh : Redaksi 31 Jan, 09 - 3:30 am


Peres : Israel kills for 'democracy'


Yess....

Kemarahan Perdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan meledak di Forum Ekonomi Dunia yang berlangsung di Davos, Swiss. Erdogan kesal karena pidato Presiden Israel Shimon Peres mengenai pembelaan atas perang Israel di Gaza disambut tepuk tangan hadirin termasuk liga arab. Nah Loh...? Liga Arab Setuju toh..?!

Kemarahan Erdogan terkait dengan pidato Presiden Israel Shimon Peres di forum internasional tersebut. Erdogan kesal karena pidato Peres mengenai pembelaan atas perang Israel di Gaza disambut tepuk tangan hadirin. Anehnya Acara tersebut juga dihadiri para pemimpin dunia termasuk Sekjen PBB Ban Ki-moon, Sekjen Liga Arab Amr Mussa dan lainnya. "Kita tak bisa memulai debat ini karena kita tak punya waktu," kata Ignatius seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (30/1/2009).

"Sangat menyedihkan karena orang-orang bertepuk tangan atas apa yang Anda katakan. Padahal banyak orang telah terbunuh," seru Erdogan pada Peres sebelum ditengahi oleh moderator, wartawan Washington Post, David Ignatius.

Erdogan juga kesal karena Peres mendapat waktu 25 menit untuk bicara di debat tersebut sedangkan dirinya cuma diberi waktu 12 menit.

Dalam pidatonya, Peres bersikeras bahwa Israel terpaksa melancarkan serangan ofensif terhadap Hamas dikarenakan ribuan roket dan mortir yang ditembakkan Hamas ke Israel.

"Tragedi Gaza bukan karena Israel, tapi Hamas," kata Peres. "Mereka menciptakan kediktatoran. Kediktatoran yang sangat berbahaya," imbuhnya.

Erdogan tanpa rasa takut berdebat panas dengan Perez tentang agresi Israel di Jalur Gaza.


Israel membunuh reakyat palestina

"Kalian membunuhi orang-orang." seru Erdogan keras kepada Perez. "Apa yang kalian lakukan tidak manusiawi!"

Menanggapi perkataan Erdogan, Perez langsung memotong dengan panas, "Apakah Anda sungguh benar-benar mengerti akan situasi dimana ratusan roket berhamburan dan menyerang perempuan dan anak-anak? Ada apa dengan Anda?" repetnya.

Erdogan tidak terima perkataan Perez, dan ia meminta waktu kepada moderator untuk kembali bicara. Namun, ia hanya diberikan waktu satu menit saja. "Kalian, Israel, tidak pernah mau mendengarkan."

Setelah itu, Erdogan pun berkata, "Bagi saya pertemuan Davos sudah selesai. Saya tidak diizinkan untuk bicara di sini. Perdana Menteri kalian, Ohud Olmert, mengatakan sangat senang memasuki Palestina dengan tank, peluru dan roket, dan membunuh warganya." ujarnya dengan nada tegas kepada Perez, yang langsung disambut dengan tepuk-tangan para hadirin. Setelah itu, Erdogan pun meninggalkan forum dan dengan cuek melewati Perez yang tampak tertekan. Erdogan mengatakan tak akan menghadiri lagi forum itu.

Perkataan Erdogan di atas langsung membuat Shimon Perez mengkerut. Ia terlihat tidak pede dalam pertemuan itu. Perdana Menteri Kjell Magne Bondevik dari Norwegia berkata, "Saya tidak pernah melihat Perez seperti itu. Ia mungkin sadar bahwa seluruh dunia sekarang sedang memusuhinya. Saya sedih Erdogan meninggalkan forum."

Dukungan untuk Erdogan datang dari banyak pihak. Menteri Luar Negeri Mesir, Moussa, yang selama debat hanya diam saja, berkomentar, "Sikap Erdogan bisa dipahami. Israel memang tidak pernah mendengarkan siapapun."

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pulang mendapat sambut bak seorang pahlawan saat tiba di negerinya sepulangnya dari pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Sementara itu Sekitar 5.000 orang bersorak sorai sambil melambaikan bendera Turki dan bendera Palestina, ketika pesawat yang membawa Erdogan menyentuh landasan bandara Turki hari Jumat pagi waktu setempat.

Rakyat Turki memuji ketegasan sikap Erdogan saat berdebat dengan Presiden Israel Shimon Peres tentang agresi brutal Israel di Gaza dalam Forum Davos. (dakta)

Erdogan : Kalian membunuhi orang-orang Palestina


Pulang ke Turki, Erdogan Disambut Bak Pahlawan

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pulang mendapat sambut bak seorang pahlawan saat tiba di negerinya sepulangnya dari pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Sekitar 5.000 orang bersorak sorai sambil melambaikan bendera Turki dan bendera Palestina, ketika pesawat yang membawa Erdogan menyentuh landasan bandara Turki hari Jumat pagi waktu setempat. Rakyat Turki memuji ketegasan sikap Erdogan saat berdebat dengan Presiden Israel Shimon Peres tentang agresi brutal Israel di Gaza dalam Forum Davos. Seperti diberitakan, Erdogan melakukan aksi walk out saat debat dengan Peres, karena moderator debat David Ignatius-kolomnis harian Washington Post-tidak memberi kesempatan pada Erdogan untuk menjawab argumen Peres tentang perang Israel di Gaza. Ignatius hanya memberikan waktu satu menit pada Erdogan untuk merespon pemaparan Peres yang memberikan justifikasi terhadap serangan brutal Israel ke Gaza. Kesal dengan sikap Ignatius yang juga beberapa kali memotong pernyataannya, Erdogan langsung meninggalkan kursinya sambil berkata pada Peres "Anda pembunuh." (ln/aljz/erm)


Masyarakat Palestina pun melakukan demo memuji ketegasan sikap Erdogan

Translate it by Google Translator