19 July 2011

Tantangan Muslim di Eropa: Hadapi Prasangka Anti Muslim

islamonline
Tantangan Muslim di Eropa: Hadapi Prasangka Anti Muslim
Muslim Jerman

Selasa, 19 Juli 2011 19:20 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Proses integrasi komunitas Muslim ke dalam masyarakat Inggris relatif mulus. Kondisi itu bukan berarti tanpa masalah. Kehadiran English Defence League (EDL) menjadi bukti bahwa Muslim Inggris masih butuh waktu untuk diterima.

Aktivis Kurdi dan penulis Ruwayda Mustafah menuturkan peningkatan kuantitas gerakan EDL di daerah-daerah berpenduduk Muslim menandakan ada persoalan yang belum selesai. Meredam gerakan anti Islam inilah yang menjadi tantangan masa depan komunitas Muslim di Eropa.

"Muslim Inggris tak lagi menutupi identitasnya. Keterbukaan itu berperan terhadap lahirnya kekhawatiran terhadap keberadaan Muslim di Inggris raya," papar dia seperti dilansir dari Thehufingtonpost.com, Selasa (19/7).

Menurut Ruwayda, EDL menjadikan Muslim sebagai target gerakan mereka. Ancaman dan serangan yang dilakukan terhadap Muslim melalui rangkaian demonstrasi begitu intensif dilakukan. Namun, tidak terdengar respon berupa protes publik terhadap aksi EDL. Fakta itu seolah membenarkan apa yang dilakukan EDL.
"Beda kasus, bila kelompok gay, lesbian atau yahudi yang mendapatkan ancaman lantaran gaya hidupnya tentu akan direspon dengan cepat," kata Ruwayda.

EDL, menurut Ruwayda, telah meracuni masyarakat Inggris dengan menyertakan symbol berupa bendera, kulit putih, dan slogan yang begitu popuker "Inggris tidak menyambut agama kebencian". Efeknya, kata dia, masyarakat Inggris yang semula toleran mendadak goyah. Mereka mulai menerima pemikiran EDL.  Disisi lain, komunitas Muslim cenderung defensif.

Kata Ruwayda, demonstrasi yang berlangsung di University of Kingston menjadi bukti betapa defensifnya komunitas Muslim. Pemimpin komunitas Muslim kampus meminta setiap mahasiswa atau masyarakat untuk menghindari konfrontasi langsung dengan EDL. 

"Perdebatan dan diskusi tentang Muslim Inggris sering berorientasi sekitar apa yang dikenakan Muslimah bukan membahas kelompok massa yang menekan dan menyerang umat Islam, dan tempat-tempat ibadah kita," kata Ruwayda.

Ke depan, menurut dia, umat Islam perlu mengatasi persoalan itu terutama yang menyangkut penyebaran retorika anti Islam. Hal itu bila dibiarkan akan berpengaruh terhadap masa depan umat Islam di Eropa. Sebab, persoalan ini belum sepenuhnya selesai. Umat Islam belum terintegrasi penuh dengan dunia barat. 

Redaktur:
Krisman Purwoko
Reporter: Agung Sasongko
Sumber: the huffingtonpost.com

STMIK AMIKOM

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/11/07/19/lokyac-tantangan-muslim-di-eropa-hadapi-prasangka-anti-muslim

No comments:

Translate it by Google Translator