Katagori : Focus Oleh : Redaksi 04 Jul 2008 - 3:30 pm Ketua FPI, Habib Rizieq Shihab menyampaikan hak jawab atas tulisan pendiri Tempo Goenawan Muhammad. "Si goen ingin "menggurui" saya dan Ustad Abubakar Ba'asyir tentang iman, " ujarnya. Di balik jeruji besi, Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab masih lantang. Senin 23 Juni 2008, Advokasi Anti Ahmadiyah, selaku kuasa hukum Habib Muhammad Rizieq Shihab, mendatangi kantor majalah Tempo untuk menyampaikan hak jawab atas tulisan Catatan Pinggir Goenawan Mohamad di majalah itu pada edisi 16-22 Juni 2008. Sayangnya, hak jawab itu tak dimuat di Tempo. Melalui humas FPI, bantahan yang sedianya sebagai hak jawab itu kemudian dikirim ke redaki hidayatullah.com. Dalam suratnya yang dikirim melalui faks itu, Habib Rizieq mengatakan panjang lebar tentang beberapa pandangan tulisan Goenawan tentang FPI dan dirinya. "Setelah membaca catatan pinggir si goen dalam majalah Tempo edisi 16-22 Jui 2008, saya rasakan sel tahanan yang semula sempit dan pengap, berubah menjadi luas dan nyaman," tulisnya. "Tadinya, saya enggan menulis tanggapan ini, tapi karena si goen bertanya dan menantang, maka saya gunakan hak jawab saya. Di sini saya sengaja menulis namanya dengan singkat "si goen", itupun cukup dengan huruf kecil. Bagi saya, huruf besar hanya untuk orang besar, apalagi nama Muhammad hanya untuk orang mulia." Sebagaimana diketahui, dalam rubrik "Catatan Pinggir" di majalah Tempo edisi 16-22 Jui 2008, Goenawan Muhammad yang juga dikenal pendiri Tempo menulis seputur FPI dan Habib Rizieq Shihab. Dalam tulisan berjudul, "Indonesia", mas Gun, begitu kalangan wartawan menyebutnya, mengulas banyak hal. Diantaranya menyinggung masalah keadilan, kebhinekaan, Pancasila dan masalah keimanan. Ia juga mengatakan bahwa Indonesia bukan Arab Saudi dan bukan Turki. Dan tentusaja, kritik terhadap Habib Rizieq Shihab dan Ustad Abubakar Ba'asyir. "Keadilan adalah hal yang mulia, Saudara Shihab dan Ba'asyir, sebab itu pelik. Ia tak bisa digampangkan. Ia tak bisa diserahkan mutlak kepada hakim, jaksa, polisi –juga tak bisa digantungkan kepada kadi, majelis ulama, Ketua FPI, atau amir yang manapun. Keadilan yang sebenarnya tak di tangan manusia. Itulah yang tersirat dalam iman. Kita percaya kepada Tuhan: kita percaya kepada yang tak alang kepalang jauhnya di atas kita. Ia Yang Maha Sempurna yang kita ingin dekati tapi tak dapat kita capai dan samai. Dengan kata lain, iman adalah kerinduan yang mengakui keterbatasan diri. Iman membentuk, dan dibentuk, sebuah etika kedaifan," tulis Goenawan. Dalam tulisan lain, Goenawan juga mengatakan, "Gotong-royong" itu juga berangkat dari kerendahan hati dan sikap beradab, sebagaimana halnya demokrasi. Itu sebabnya, bahkan dengan membawa nama Tuhan –siapa pun, juga Saudara Baa'syir dan Saudara Shihab, tak boleh mengutamakan yang disebut Bung Karno sebagai "egoriesme-agama." Menjawab tulisan itu, Habib Rizieq membalasnya. "Anehnya, si goen yang selama ini tidak pernah memuji pemerintah, tiba-tiba melalui catatan pinggirnya menjilat polisi, jaksa, hakim hingga Presiden, kenapa? Takut atau cari muka? Mungkin si goen sedang depresi, takut dituntut dab diperiksa sebagai "biang kerok" insiden Monas? Atau si goen sedang ketar-ketir kedoknya terbuka sebagai antek asing? Atau si goen sedang bingung hilangkan jejak dana asing ratusan juta dolar yang diterimanya bersama "gang" AKKBB dari bosnya Amerika melalui Asia Foundation, Ford Foundation, USAID, NDI, Rockefeller, dll?", tulis Rizieq. "Lebih anehnya lagi, si goen ingin "menggurui" saya dan Ustad Abubakar Ba'asyir tentang iman, ketuhanan, kemanusiaan, keadilan dan Pancasila. Lucu, si goen dan "gerombolannya" yang selama ini mati-matian membela pornografi, pornoaksi, seks bebas, homoseks, lesbi, nabi palsu, aliran sesat. Bahkan menghina Allah dan Rasul-Nya, memfitnah Islam dan Al-Quran. Dia ingin menggurui kami? Itukah "iman" dan "ketuhanan" yang ingin diajarkan si goen kepada saya dan Syeikh Baa'syir?!." "Indonesia memang bukan Arab atau Turki, tapi jangan lupa, Indonesia juga bukan Amerika! Indonesia memang bukan negara agama, tapi Indoneisa juga bukan negara syetan yang kau bisa seenaknya menistakan agama dan budaya," tambah Habib Rizieq. Ketua FPI berada di penjara Polda Metrojaya ini menyelesaikan pendidikan sarjananya dari Fakultas Hukum Islam di King of Saud University, Riyadh, Arab Saudi . Baru-baru ini ia juga lulus master di Universitas Malaya, Kuala Lumpur. Tesis masternya yang dipuji oleh para guru besarnya itu berjudul "Pengaruh Pancasila terhadap Pelaksanaan Syariat Islam di Indonesia". Karena dianggap baik mutu riset dan penulisan tesisnya itu, para guru besar universitas tertua di Malaysia itu langsung mendukung Habib Rizieq meneruskan pendidikannya ke jenjang doktor. Akibat kasus Monas, studinya itu kita tertunda lagi. [rud/cha/www.hidayatullah.com] |
07 July 2008
Habib Rizieq: Si goen ingin “Menggurui“ Saya ?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
http://sangkebenaran.blogspot.com/
Inilah contoh ajaran suci Muhammad:
Dikisahkan Jabir bin 'Abdullah: Ketika aku menikah, Rasullah bersabda kepadaku, perempuan macam apa yang kamu nikahi? Aku menjawab, aku menikahi seorang janda muda? Beliau bersabda, Mengapa kamu tidak bernafsu pada para perawan dan memanjakannya? Jabir juga berkisah: Rasullah bersabda, mengapa kamu tidak menikahi seorang perawan muda sehingga kamu dapat memuaskan nafsumu dengannya dan dia denganmu?
Hadits Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 17.
A'isyah (Allah dibuatnya bahagia) diceritakan bahwa Rasullah (semoga damai sejahtera atas beliau) dinikahi ketika usianya tujuh tahun, dan diambilnya untuk rumahnya sebagai pengantin ketika dia sembilan tahun, dan bonekanya masih bersamanya; dan ketika beliau (Nabi Yang Kudus) mampus usianya delapan belas tahun.
Kitab Sahih Muslim 8, Pasal 3311.
Dikisahkan A'isyah: bahwa Nabi menikahinya ketika dia berusia enam tahun dan menikmati pernikahannya ketika berusia sembilan tahun. Hisham berkata: Aku telah menceritakan bahwa A'isyah menghabiskan waktunya dengan Nabi selama sembilan tahun (yaitu hingga kematiannya).
Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 65.
Muhammad telah bernasu birahi kepada anak berusia enam tahun. Apa yang tersimpan di dalam otak Muhammad? Apa pikiran mesum nabi merupakan perbuatan suci?
cuy, jelaslah menikah tujuannya juga menyalurkan hasrat seks. emgnya bapakmu ga ya??? ibumu juga??? HEBAT BNER.
trs km lahir dr mana??
lg pl, tuh hadits ada versi lainnya.
ni gua cariin... tp bsk cr sndiri yah...
tu hadis lemah... krn dinyatakan tertolak oleh Malik bin Anas. menurut Al thabari, semua keempat anak Abu Bakar r.a lahir pada zaman Jahilyah, yaitu sebelum tahun 610 M. al hasil berdasar atas Thabari ‘Aisyah r.a tidak dilahirkan 613 M melainkan sebelu 610 M. Jadi kalau ‘Aisyah r.a dinikahkan sebelum 620 M, maka beliau dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami istri diatas 13 tahun, dalam umur berapa? Untuk itulah marilah kita menengok kepada kakak perempuan ‘Aisyah r.a, yaitu Asmah.
Menurut Abd. Al Rahman ibn Abi Zannad, “Asmah 10 tahun lebih tua dari ‘Aisyah r.a. (Al Zahabi. Muassasah al Risalah. Jilid 2 hal. 289 ).
Menurut Ibn hajar al Asqalani, Asmah hidup hingga usia 100 tahun dan meninggal tahun 73 atau 74 Hijriah ( Al Asqalani. Tarib Al Tahzib, hal 654). Artinya, apabila Asmah meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal dunia dalam tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka Asmah berusia 27 atau 28 tahun pada waktu Hijrah ke Madinah, Sehingga ‘Aisyah r.a berumur (27 atau 28 ) – 10 = 17 atau 18 tahun pada waktu Hijrah ke Madinah, Dengan demikian berarti ‘Aisyah r.a mulai hidup berumah tangga dengan Nabi Muhammad SAW pada waktu berumur 19 atau 20 tahun.
jika merujuk pada kitab suci masing-masing agama … baik Bible (kitab suci umat Kristen sekarang) dan Torah (kitab suci umat Yahudi) juga tidak ditemukan hal yang mengatur itu … Hal ini dikuatkan dengan fakta bahwa menurut ensiklopedi Katolik … Maria ibunda Yesus dinikahi saat berusia 12-14 tahun oleh St Joseph yang ketika itu sudah berusia 90 tahun … Begitu juga dengan Isaac putra Abraham yang menurut sebagian rabbi Yahudi malah menikahi Rebekah yang baru berusia 3 tahun … Bahkan dalam kebudayaan barat … pernikahan seperti itu wajar saja … Pada abad ke XII pada masa kekaisaran Romawi Timur (Byzantium) … putri Agnes yang baru berusia 8 tahun dinikahkan dengan pangeran Alexius yang baru berusia 13 tahun … Pernikahan seperti itu dianggap wajar kok … Di Amerika … sebelum tahun 1889 … anak yang baru berusia 10 tahun … secara hukum sudah diperbolehkan menikah secara sah (termasuk melakukan aktifitas seksual) … Itu belum satu setengah abad yang lalu loh … dibanding zaman Rasulullah yang sekitar 15 abad yang lalu …
ooo,oooooo
ketahuannnn.
ktnya ngaku dirinya sangkebenaran.......
ko payah daya penelitiannya....
bner ga sih namanya??
mau dibantuin lagi???
dtg aja ke mualaf2 terkenal, ato ulama yang baik dan bener,.. ato kalo pny yang namanya
nyali
dtgin tu Habib Rizieq
mari,silahkan... kami tunggu.
itu kl mentalmu ga cuma sebesar biji kdelai...
Post a Comment