04 June 2012

George Wenur, Tersentuh Azan di Tepi Israel (I)


Selasa, 29 Mei 2012, 10:31 WIB
twitter
George Wenur, Tersentuh Azan di Tepi Israel (I)
George Wenur

REPUBLIKA.CO.ID, Hawa dingin Perth, Australia mengantarkan Republika bertemu seorang general manajer hotel terkemuka di kota tersebut, Rabu (23/5). Dia adalah George Wenur yang kini menjadi nahkoda King's Hotel Perth. Sosok enerjik ini bukan pemain baru di dunia perhotelan. Bersama manajemen hotel Four Season, dia sudah melanglang buana mengelola bisnis yang satu ini.

Selidik punya selidik, penggemar motor gede Harley Davidson ini ternyata seorang mualaf. Sebenarnya dia terlahir sebagai seorang katolik. Namun demikian George menghabiskan masa kecilnya di lingkungan Islam. Di tumbuh di sekitar Masjid Al Falah, Surabaya. Sejak masa kecil itulah sebenarnya dia sudah mulai kontak dengan Islam.

Setamat dari SMA Santa Maria Surabaya, dia kemudian meneruskan kuliah perhotelan di Swiss. Setelah tiga tahun kuliah, George yang lahir 4 Oktober 1960 ini kemudian terjun ke dunia kerja. Setelah beberapa saat mencoba kerja di hotel, pada tahun 1986 dia ingin mencoba dunia baru dengan bekerja di kapal pesiar asal Italia. Dari sinilah kisah hidupnya berubah.

Saat mulai bekerja di kapal, dia berkawan dengan seorang warga Iran dan warga Irak. Bersama kedua orang ini dia sering berbincang soal Islam. Sebelum di kapal, dia juga pernah punya teman kerja di Venesia bernama Samir. Warga Irak ini menjadi teman satu kamar George saat tinggal di kota tersebut.

Setelah sembilan bulan kerja di kapal, kejadian tidak lazim mendorongnya membuat perubahan besar dalam hidup. Saat itu, kapal tempatnya bekerja melintas di sekitar perairan Ashdod, yang diduduki Israel.

Kapal ini memang melayani rute wisata menyusur Laut Mediterania. Kota Ashdod menjadi salah satu titik persinggahannya. Jadi, dalam setiap rute perjalanan mengelilingi Mediterania, George singgah di kota tersebut.

Di bulan kesembilan kerja di kapal itulah dia mendengar suara azan dari speaker kapal saat posisinya berada dekat perairan Ashdod. Dia berpikir, suara azan itu diputar oleh petugas radio komunikasi kapal. Namun George tidak lantas begitu percaya pada sangkaannya itu. Dia cek ke petugas radio komunikasi.

"Tapi ternyata mereka mengatakan tidak membunyikan siaran azan," ujar George. Saat itu kira-kira tiba waktunya untuk shalat shubuh. Karena tidak ada yang menyiarkannya, suara azan ini pun mengundang rasa penasaran yang sangat besar. George berpikir keras untuk menemukan asal muasal panggilan azan tersebut.

Redaktur: Hafidz Muftisany
Reporter: Irfan Junaidi

3 comments:

Anonymous said...

Hidayah datang tanpa tempat dan waktu bila panggilan allah diterima oleh hati yang bersih. Disaat sekarang tampaknya sangat disayang allah, namun demikian kalau kita telusuri semua situs perang salib sedang berlangsung, maka saya harapkan para mualaf bentuklah organisasi perhimpunan mualaf indonesia untuk menjelaskan tentang hidayah yang dietrimanya kepada para murtaddin agar dapat dipanggil kembali kasihan kita sebab murtad karena tipuan materi.

Anonymous said...

para muslimin yang janganlah berpaling dari agama Allah umpama murtad,janganlah kerana di uji dengan kefakiran mengakibatkan ada yang murtad,kerna yang kekenyangan juga akan mati,anggaplah kefakiran atau kemiskinan itu juga satu nikmat yang terindah,kerna Allah meyayangi kita dan teruskan berdoa usaha dan tawakal pasti ada jalannya,ibarat kita berpuasa yakni lapar juga satu nikmat tuhan, utk kita belajar besyukur,kamu tak kan lapar selagi anda tak memilih janji Halal,harapan saya pada mereka yang lebih kaya,berikanlah kail lebih baik berbanding berikan ikan.ingatlah janji Allah kepada yg berjaya lalui ujiannya dengan iman yang mantap...iaitu syurga dimana pernah didiami Bapa Manusia adam dan Hawa,Allah Tuhan yang satu pentadbir seluruh Alam, Muhammad rasul terakhir umat,pembawa rahmat sekalian alam....astagfirrullah Al azim ,Ya Allah ampunkan kami hambamu yg dikelilingi zaman yg penuh dosa ini,makanya dengan sahadat,solat,puasa,zakat.dan haji mana yang mampu,sebagai ibadat penghapus dosa kami,

illahi kami tidak layak utk syurgamu
tetapi kamu juga tidak sanggup menanggung siksa nerakamu
terima taubat kami
dan ampunkan dosa dosa kami
sesungguhnya engkau maha pengampun
dosa dosa besar.....Amiiiin ,by fikir umah wa sallam

Anonymous said...

pembetulan ralat di atas
illahi kami tidak layak utk syurgamu
tetapi kami juga tidak sanggup menanggung siksa nerakamu
terima taubat kami
dan ampunkan dosa dosa kami
sesungguhnya engkau maha pengampun
dosa dosa besar.....Amiiiin ,by fikir umah wa sallam

Translate it by Google Translator