07 July 2011

Aisha Uddin: Orang Boleh Tak Senang, Tapi Saya Bangga Bisa Menjadi Muslim

BBC
Aisha Uddin: Orang Boleh Tak Senang, Tapi Saya Bangga Bisa Menjadi Muslim
Aisha Uddin

Kamis, 07 Juli 2011 01:00 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Kulitnya putih pucat, matanya biru terang. Sebelum berjilbab, banyak orang terkaget-kaget ia bisa melantunkan Al Fatihah dengan merdu. Memang, tak sefasih Sameeah Karim, sahabatnya. Namun, bagi seorang kulit putih seperti dirinya, sungguh luar biasa.

Sudah beberapa tahun ini, Aisha memeluk Islam. Gadis 22 tahun ini juga sudah mulai berjilbab, bahkan lebih gemar mengenakan abaya. "Sebelum ini, jeans dan hoodies adalah busana saya sehari-hari...juga make up tebal," ia terkekeh menceritakan.

Banyak yang memprotes perubahannya, tapi ia tersenyum saja menanggapinya. "Bagi saya sekarang, jelas itu merupakan perubahan dramatis, tapi saya senang dengan apa yang saya buat, karena sekarang saya tidak harus membuktikan diri untuk menjadi orang lain di luar saya. Inilah saya," ujarnya.

Aisyah menaruh minat pada agama sejak menginjak sekolah menengah. Sejak itu, ia mulai diam-diam mengunjungi masjid setempat untuk belajar agama yang semula dianggap 'aneh' olehnya.

"Islam menarik perhatian saya dan saya ingin tahu lebih jauh ke dalamnya - orang-orangnya juga budayanya - dan saya terus belajar dan belajar," ujarnya.

Melanjutkan pendidikan ke Birmingham, ia merasa bak di surga. "Saya tak perlu lagi sembunyi-sembunyi belajar, dan di sekeliling saya banyak yang Muslim," katanya.

Dia mengaku menghabiskan bertahun-tahun belajar banyak tentang Islam sebelum sepenuhnya yakin dan bersyahadat. Setelah bisa mempraktikkan shalat lima waktu dengan benar, ia mulai belajar berjilbab.

"Hidup berubah secara dramatis setelah itu," akunya.

Ia bukan sedang bercerita tentang penampilannya, namun apa yang ada dalam dirinya. "Dulu saya adalah seorang pemberontak dan selalu mendapatkan masalah di rumah. Lalu ketika saya menjadi Muslim, saya menjadiagak tenang," ujarnya.

Tak hanya itu, ia juga lebih senang tinggal di rumah, ketimbang dugem di luar rumah. "Mempelajari sesuatu dari internet, atau membaca buku membuat saya lebih bahagia...Kini saya bangga punya identitas tertentu," akunya.

Redaktur: Siwi Tri Puji B
Sumber: BBC, Turn To Islam

No comments:

Translate it by Google Translator