REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Leila Reeb, wanita Inggris berusia 29 tahun, memeluk Islam ketika usia 25 tahun. Dia kini menikah dengan Danny (28) yang juga seorang mualaf sejak empat tahun lalu.
Pasangan guru yang tinggal di Milton Keynes, Bucks, itu menuturkan bahwa setiap orang pasti merasa heran ketika mendengar ada orang yang masuk Islam.
"Reaksi yang biasa ketika orang tahu bahwa aku masuk Islam pada usia dua puluhan tahun. Yakni, rasa ingin tahu yang muncul,'' cerita Leila Reeb. ''Aku dan suami sama-sama orang Inggris berkulit putih. Jadi, Anda jangan berpikir kami seperti 'tipikal' Muslim.''
Pemberontak, Tato hingga Piercing
Leila Reeb memiliki pendidikan yang normal dalam sebuah keluarga khas Inggris. Dia tumbuh dengan kondisi di mana agama tidak benar-benar memainkan peran apa pun dalam kehidupan.
''Saya adalah seorang remaja stereotip,'' katanya.
Leila Reeb tumbuh sebagai remaja pemberontak. Dia memiliki tato dan piercing pada bibirnya. Dia juga punya pacar dan senang pergi minum-minum bersama teman-teman. ''Di Inggris, ada budaya minum dan saya menghabiskan sebagian waktu untuk pergi ke bar,'' ceritanya.
Leila Reeb tidak punya teman muslim. Dalam pandangannya saat itu, Islam adalah budaya patriarki di mana kaum laki-laki mendominasi dan menindas kaum perempuan.
Liburan ke Mesir
Pandangan sempit Leila Reeb tentang Islam berubah ketika dia pergi berlibur ke Mesir. Usianya saat itu sudah menginjak 25 tahun.
Di Mesir, Leila Reeb bertemu dengan penduduk Muslim setempat. Dia menemukan dirinya diserap oleh budaya mereka. ''Ketika mendengar panggilan ibadah setiap hari , ada sesuatu yang hidup dalam diriku. Aku mulai merasakan hubungan spiritual yang kuat dengan Islam,'' tuturnya. ''Aku heran bagaimana orang-orang tampak hormat.''
Setelah tiba di rumah, Leila Reeb memutuskan untuk mempelajari Islam lebih dalam. Dia menjalin hubungan dengan seorang teman yang telah masuk Islam.
Sang teman mengundang Leila Reeb untuk berbincang-bincang. Ketika Leila Reeb masuk, ruangan itu penuh dengan wanita mengenakan niqab. ''Saya pikir mereka akan menilai saya. Tapi, mereka begitu ramah,'' ceritanya.
Saat mendalami Islam, Leila Reeb menemukan banyak kebiasannya selama ini yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Namun, dia menilai Islam lebih masuk akal untuk diikuti. Salah satu contohnya adalah larangan untuk tidak minum minuman keras karena kebiasaan tersebut buruk bagi kesehatan. Leila Reeb kini juga menemukan bahwa menutup aurat itu lebih membebaskan daripada menjadi budak mode.
Segera setelah semua itu, Leila Reeb akhirnya memutuskan untuk mengucapkan syahadat. ''Rasanya seperti hal yang benar untuk dilakukan. Tapi, saya butuh beberapa pekan untuk memberitahu keluarga saya dan saya merasa gugup tentang reaksi mereka,'' katanya.
Isu Teroris
Saat Leila Reeb masuk Islam, ada banyak penangkapan teroris di Inggris. Keluarga Leila Reeb sempat khawatir. Tetapi, Leila Reeb melakukan upaya nyata untuk menunjukkan kepada mereka bahwa dirinya tidak berubah.
''Saya memakai jilbab. Tapi, aku saat itu memilih untuk tidak memakai jilbab dan keluarga saya bisa melihat aku masih orang yang sama. Sekarang mereka sangat mendukung,'' tutur Leila Reeb.
Danny dan Leila Reeb datang dari keluarga non-muslim. Mereka bertemu secara online mengobrol tentang ini dan itu. Mereka menikah dua tahun lalu di sebuah masjid.
''Kami beruntung tinggal di Inggris karena setiap orang bebas untuk menjadi apa yang mereka inginkan. Saya bangga menjadi orang Inggris dan menjadi seorang Muslim. Tidak ada konflik antara keduanya,'' katanya.
Leila Reeb rajin membaca Alquran dan belajar lebih banyak tentang Islam sepanjang waktu. Makan makanan halal dan berpuasa selama Ramadhan adalah perubahan besar pada kehidupan Leila Reeb. ''Bangun setiap pukul 03.00 dini hari untuk berdoa itu tidak pernah mudah,'' kata Leila Reeb. ''Tapi, sekarang aku benar-benar percaya bahwa aku kini benar-benar hidup. Aku tidak pernah menyesali pilihan saya."
No comments:
Post a Comment