''Kebetulan adik saya pacaran dengan orang Turki. Turki itu kan mayoritas Islam. Dari dia, saya banyak mengetahui tentang Islam,'' ujar Erik Meijer mengenang peristiwa 20 tahun lalu dalam hidupnya. Ketertarikannya akan agama yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW ini semakin besar, saat Erik pindah ke Indonesia. Sebagai sebuah negara berpenduduk mayoritas Muslim, ia melihat ajaran Islam di Indonesia lebih hidup dibandingkan di negaranya, negeri kincir angin, Belanda. Meskipun saat awal tinggal di Indonesia masih memeluk agama katolik, Erik sudah tidak aktif datang ke gereja. ''Karena dalam keseharian, saya melihat ajaran Islam benar-benar menghidupi masyarakat di sini (Indonesia--Red). Dari situ, kemudian saya mulai merasa ada sesuatu yang hilang,'' tuturnya. Terlebih lagi, bagi dia sebagai seorang pribadi yang menilai segala sesuatunya dengan logika, menurut Erik, semua ajaran dalam agama Islam masuk akal. Contohnya, kewajiban untuk berpuasa. Ia melihat ada filosofi di belakang kewajiban berpuasa, baik dari sisi spiritual maupun fisik. Allah lalu mempertemukan Erik dengan Maudy Koesnaedi yang di kemudian hari menjadi istrinya. Selama menjalin pertemanan dengan mantan none Jakarta tahun 1993 yang juga berprofesi sebagai artis ini, ia banyak dikenalkan kepada ustadz dan cendekiawan Muslim di Tanah Air. Salah satunya adalah Ustadz Othman Umar Shihab dan (Alm) Nurcholis Madjid (Cak Nur). Walaupun Maudy berasal dari keluarga pemeluk Islam, menurut Erik, istrinya itu tidak pernah memaksa dia untuk berpindah keyakinan. Di matanya, Maudy adalah sosok perempuan yang tidak suka menggurui dan sok tahu. Sang istri hanya memberikan jalan dan peluang untuknya mempelajari Islam lebih jauh. ''Kalau kamu memang tertarik dengan Islam, kamu harus mempelajarinya,'' kata ayah satu orang putra ini mengutip perkataan sang istri kala itu. Setelah mempelajari Islam selama lima tahun lamanya, Erik merasa mantap dan yakin untuk memilih agama Islam sebagai jalan hidupnya. Dengan difasilitasi oleh Ustadz Othman Umar Shihab, ia mengucapkan dua kalimat syahadat pada Februari 2001 silam. ''Saya berikrar masuk Islam disaksikan Cak Nur (alm) ketika itu,'' ungkapnya. Erik cukup beruntung. Keputusannya untuk memeluk agama Islam tidak mendapat tentangan dari kedua orang tuanya. Dalam hal memilih keyakinan, diakuinya, kedua orang tuanya lebih moderat. ''Bagi mereka, semua agama pada dasarnya sama, mengajarkan kebaikan.'' Bahkan, dari sang adik, ia mendapatkan dukungan penuh. Adik perempuan satu-satunya ini memang sudah lebih dahulu menyatakan masuk Islam dibandingkan dirinya.
Begitu masuk Islam, kendala yang ia temui pertama kali terkait dengan perbedaan bahasa. Kitab suci umat Muslim yang menggunakan bahasa Arab, membuatnya kesulitan untuk bisa cepat mengingat dan menghapal bacaan dalam shalat. Untuk bisa hapal surat al-Fatihah, kata Erik, ia butuh waktu tiga hingga empat bulan. Kesulitan untuk bisa menghapal dengan cepat surat-surat lain dalam Alquran masih ia rasakan sampai saat ini. ''Terlebih lagi, di usia saya yang sudah kepala tiga. Mungkin akan berbeda kalau saya menghapalnya saat usia masih dini, seperti anak saya,'' ujarnya. Demikian juga, dengan kewajiban shalat. Butuh waktu agak lama bagi Erik untuk mengingat urutan gerakan dalam shalat. Terkadang saat sedang melakukan shalat, seringkali ia lupa gerakan berikutnya. Beruntung sang istri dengan sabar mau membimbingnya dalam menjalankan ibadah. Begitu pun, dengan beberapa orang kenalan dekatnya yang siap membantu. ''Seperti, Pak Arief Rachman yang bersedia menuliskan potongan-potongan surat al-Fatihah dalam kartu ukuran kecil sehingga ke mana pun bisa saya kantongi dan bisa saya hapal setiap ada kesempatan,'' terangnya. Namun, tidak sepenuhynya ia menemui kesulitan. Waktu lima tahun yang ia gunakan untuk mengenal Islam lebih jauh, dirasakannya berguna saat menjalankan semua perintah Allah SWT, manakala dirinya sudah masuk Islam secara resmi. Contohnya, dalam menjalankan ibadah puasa, ia tidak menemui hambatan sama sekali. Pasalnya, jauh sebelum masuk Islam, ia sudah mulai belajar untuk berpuasa. Meskipun, diakui Erik, yang dijalankannya saat itu belum benar-benar puasa dalam arti sesungguhnya. ''Jam tujuh pagi saya tetap sarapan. Jadi, hanya sekadar tidak makan di siang hari demi menghormati teman-teman yang sedang berpuasa. Waktu itu, rasanya memang berat sekali meskipun sudah curi start tiga hingga empat jam di awal. Namun, begitu menjalankan puasa secara resmi, pakai niat, sahur, dan shalat, ternyata jauh lebih mudah dan lancar. Mungkin di situ bedanya kalau kita sekadar ikut-ikutan,'' paparnya. Meskipun sudah memeluk Islam selama delapan tahun, diakui Erik, hingga saat ini ia masih jauh dari sempurna. Dia merasa belum benar-benar berusaha untuk mendalami lebih jauh mengenai ajaran Islam. Waktunya yang lebih banyak tersita untuk urusan pekerjaan, membuat intensitasnya untuk mendalami surat-surat dalam Alquran berkurang. ''Dalam mempelajari Alquran, saya selalu berpegang pada falsafah tidak hanya sekadar menghapal dan membacanya, tetapi juga harus mengetahui arti dan maknanya,'' tuturnya. Kendati demikian, ia berusaha untuk terus meramaikan syiar Islam di lingkungan tempatnya bekerja. Salah satunya, dengan menyelenggarakan kegiatan majelis taklim dan pengajian bagi para karyawan. Sementara untuk lingkup yang lebih luas, melalui perusahaan tempatnya bekerja, Erik menyelenggarakan lomba cipta kreasi lagu Islam. nidia zuraya/kem/RioL |
26 March 2009
Erik Meijer: Islam Itu Bisa Diterima Logika
22 March 2009
HAI ORANG KRISTEN....JANGANLAH KAYA..........BERBAHAYA....MASUK NERAKA
mATIUS 19:23. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." |
21 March 2009
Konsep Trinitas Tak Masuk Akal, Kathryn Memilih Islam
Kathryn yang asal Kanada menghabiskan masa remajanya di London dan Ontario. Seperti penganut Katolik lainnya, ia pergi ke gereja setiap hari minggu, sekolah di sekolah Katolik hingga ke jenjang universitas. Kathyrn kuliah di Brescia University College, sebuah perguruan tinggi Kristen khusus perempuan yang berafiliasi dengan Universitas Western Ontario. "Meski saya dibesarkan dalam lingkungan Katolik, orangtua mendorong saya untuk berteman dengan beragam orang dari berbagai latar belakang dan boleh menanyakan apa saja berkaitan dengan kehidupan dan agama," kata Kathryn. Konsep Trinitas Yang Tak Masuk Akal Ia mulai mempelajari agama-agama dalam usia yang relatif masih mudah ketika ia berusia 16 atau 17 tahun dan masih duduk di sekolah menengah. Kathryn mengatakan, ia tidak mau menjadi bagian dari sebuah agama hanya karena ia sudah menganut agama itu sejak ia dilahirkan. Itulah sebabnya, Kathryn tidak sungkan mempelajari beragam agama mulai dari Hindu, Budha sampai Yudaisme. Ketika itu, ia hanya sedikt saja mengeksplorasi agama Islam. Alasan Kathryn mempelajari beragam agama, salah satunya karena banyak hal dalam ajaran Katolik yang tidak dipahami Kathryn. "Kami sering kedatangan pendeta di sekolah dan kami melakukan pengakuan dosa. Saya pernah bertanya pada seorang pendeta,'Saya betul-betul tidak paham dengan konsep Trinitas. Bisakah Anda menjelaskannya?' Tapi pendeta itu menjawab 'Yakini saja'. Mereka tidak memberikan jawabannya," tutur Kathryn. Ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang konsep Trinitas dalam agama Kristen, hingga ia di bangku kuliah dan mempelajari berbagai ilmu di seminari dan mempelajari teologi agama Katolik. "Jika saya menanyakan tentang Trinitas, mereka akan menjawab 'ayah dan ibumu saling mencintai, ketika mereka memiliki anak, itu seperti tiga dalam satu dengan identitas berbeda'. Jadi, banyak sekali analogi yang diberikan untuk menjelaskan bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan dan menjadi anak Tuhan dan menjadi dirinya sendiri. Saya pikir banyak penganut Kristen yang menerima konsep ini tanpa memahaminya, " ujar Kathryn. Ia lalu menanyakan konsep Trinitas ke beberapa temannya dan ia mendapat jawaban bahwa konsep Trinitas ada dan ditetapkan sebagai dasar kepercayaan dalam agama Kristen setelah Yesus wafat. Sebuah jawaban yang mengejutkan Kathryn, karena itu artinya semua dasar dalam ajaran Kristen adalah ciptaan manusia. Yesus semasa hidupnya tidak pernah bilang dirinya adalah anak Tuhan dan tidak pernah mengatakan bahwa dirinya Tuhan. "Saya membaca Gospel Mathias pertama dan dalam Gospel itu Yesus tidak direferensikan sebagai anak Tuhan, tapi anak seorang manusia. Tapi dalam Gospel yang ditulis setelah Yesus wafat, banyak sekali disebutkan bahwa Yesus adalah anak Tuhan. Dan disebutkan pula bahwa ada alasan politis dibalik argumen konsep Trinitas," papar Kathryn.
Mengenal Islam Setelah menyelesaikan studinya di Ontario, Kathryn pindah ke Montreal dan di kota ini ia bertemu dengan banyak Muslim dari berbagai latar belakang mulai dari Eropa, Afrika dan Karibia. Keberagaman ini membuka mata Kathryn bahwa pemeluk Islam ternyata berasal dari berbagai latar belakang kebangsaaan. Fakta ini mendorongnya untuk lebih banyak belajar tentang Muslim dan latar belakang mereka. Kathryn mulai membaca banyak referensi tentang Islam. Tapi ia menemukan bahwa contoh-contoh ekstrim tentang Islam di internet sehingga ia sempat berkomentar "Saya tidak mau menjadi bagian dari agama ini (Islam)." Oleh sang ayah, Kathryn disuruh terus membaca karena menurut sang ayah, dalam banyak hal sering terjadi salah penafsiran. Kathryn pun melanjutkan pencariannya tentang Islam. Ia bergabung dengan situs "Muslimahs", sebuah situs internasional yang beranggotakan para Muslimah maupun para mualaf dari berbagai negara. Dari situs inilah ia banyak belajar dan bertanya tentang Islam. Kathryn mengatakan banyak hal yang ingin ia ketahui tentang ajaran Islam. Misalnya, apa saja persamaan dan perbedaan ajaran Islam dan Kristen, bagaimana posisi Yesus dalam Islam, siapa Nabi Muhammad, masalah poligami dan berbagai isu Islam yang muncul pasca serangan 11 September 2001 di AS. Selama kuliah di Montreal, Kathryn belajar banyak hal tentang Islam. Ketika ia pulang ke London, orangtuanya mengira bahwa Kathryn hanya rindu kembali ke rumah dan bukan untuk memperdalam minatnya pada Islam. Kathryn lalu membeli al-Quran dan buku-buku hadist. Pada ayahnya, ia bilang bahwa al-Quran bukan buatan manusia, ketika membaca al-Quran sepertinya Tuhan sedang bicara pada kita. "Anda merasa bahwa ada juga kebenaran yang ditulis dalam alkitab, tapi Anda tidak akan merasa bahwa itu semua tidak ditulis langsung oleh Tuhan. Sedangkan al-Quran, Anda akan merasakan kebenaran yang sesungguhnya," ujar Kathryn. "Saya juga menemukan banyak ilmu pengetahuan yang sudah lebih dulu diungkap oleh al-Quran dan baru muncul kemudian dalam kehidupan manusia. Saya pikir, al-Quran diturunkan pada manusia dengan tingkat emosional dan logis. Islam mendorong umatnya untuk berpikir dan mencari ilmu," sambung Kathryn. Kathryn pun mulai belajar salat, datang ke ceramah-ceramah agama dan mengontak masjid terdekat untuk mencari informasi apakah masjid itu punya program untuk orang-orang sepertinya dirinya, yang berminat pada agama Islam. "Pertama kali saya masuk ke masjid, saya menangis. Saya merasakan ada energi yang begitu besar yang tidak saya rasakan ketika saya ke gerejat," kisah Kathryn yang kemudian belajar membaca al-Quran di masjid itu. Ia terus belajar dan bergaul dengan para warga Muslim. Sedikit demi sedikit, Kathryn bisa mengubah gaya hidupnya. Ditanya apakah orangtuanya keberatan dengan perubahan dirinya. Kathryn mengaku butuh waktu cukup panjang untuk meyakinkan orangtuanya bahwa ia tidak menjauh dari keluarganya jika memeluk Islam. Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Hari itu, tema pengajian adalah umrah. Banyak anak-anak muda Muslim yang datang dan menceritakan pengalaman mereka ikut umrah serta bagaimana hidup mereka berubah setelah umrah. Pengajian dibimbing oleh Dr Munir El-Kassem. Saat Dr El-Kassem bertanya apakah ada diantara para hadirin yang ingin mengajukan pertanyaan, Kathryn dengan spontan mengangkat tangan dan berkata,"Bisakah saya mengucapkan syahadat?" Kathryn sempat kaget sendiri dengan pertanyaan itu karena ia merasa tidak merencanakannya. Semua terjadi begitu saja, spontan. "Seketika ruangan menjadi sunyi dan saya pikir Dr El-Kassem juga terkejut. Saya memang mengenakan kerudung setiap kali datang pengajian sebagai bentuk penghormatan saya pada Islam. Dr El-Kassem lalu meminta saya maju ke depan dan menceritakan di depan hadirin bagaimana saya bisa sampai pada Islam," tutur Kathryn. Kathryn mengaku gemetar ketika mengucapkan dua kalimat syahadat. "Tapi saya merasa hati saya begitu lapang, penuh dengan cahaya ibarat sebuah pintu hati yang terbuka. Saya mereka sudah mengambil jalan yang benar," ungkap Kathryn. Itulah hari bersejarah bagi Kathryn, hari dimana ia memulai kehidupan sebagai seorang Muslimah. Tahun pertama menjalankan puasa di bulan Ramadhan, diakui Kathryn sangat berat. Namun ia merasa bahagia setelah menjadi seorang Muslim. Kathryn mengaku hidupnyan lebih teratur, disiplin dan sehat karena ia tidak lagi makan daging babi dan minum minuman beralkohol. Kathryn juga mengatakan bahwa ia kini tahu apa sebenarnya tujuan dan mau kemana arah hidupnya. (ln/iol/readislam/eramuslim) |
Yvonne Ridley : Pendekar Intifadah dari London
Awalnya saya ingin mempersembahkan pidato saya di Global Peace and Unity Conference ini kepada Imam Anwar Al-Awlaki-seorang ulama terkemuka dan dihormati di komunitas Muslim berbahasa Inggris � yang ditahan di Yaman dua bulan yang lalu. Namun, saya juga harus berterima kasih kepada saudara Fahad Ansari dari Islamic Human Rights Commussion, penulis artikel �God Save The Deen�, yang menginspirasi saya menulis ceramah ini. Sebagian besar isi ceramah ini terinspirasi oleh tulisannya itu. Keislaman saya masih amat belia, karena saya baru menjadi muslimah pada 2003 � dan meskipun masih banyak yang harus saya pelajari, saya dapat merasakan frustasi yang dirasakan umat muslim pada saat ini. Saya tahu serangan 11 September berdampak luar biasa besar pada dunia, tapi itu bukan suatu awal � itu adalah kelanjutan dari warisan imperalisme AS dan ketakutannya terhadap Islam. Sekitar 10 tahun yang lalu, para pemuda Muslim dari berbagai belahan dunia membanjiri Bosnia untuk membantu saudara-saudara mereka berjuang mempertahankan diri menghadapi Serbia yang melancarkan genosida, sementara dunia hanya berdiam diri menontonnya. Jihad menyatukan Muslim dari segala kebangsaan, status, dan kultur. Semua disatukan, bahkan mereka yang tidak bisa berangkat untuk berperang berusaha mengulurkan bantuan dalam berbagai bentuk lain seperti penggalangan dana, penyelenggaraan acara penyadaran masyarakat, dan demonstrasi. Hasilnya, umat Muslim berhasil mematahkan usaha genosida.Dunia Barat baru melakukan intervensi setelah tampak jelas bahwa Muslim Bosnia akan meraih kemenangan.Mereka tidak bisa menerima berdirinya sebuah negara Islam di jantung Eropa, sehingga mereka pun mengitervensi. Ini buka semata-mata kesimpulan saya, tapi mantan Presiden Bill Clinton pun mengakuinya dalam autobiografinya. Ketakutan terhadap Islam telah berkembang selama 10 tahun belakangan, sehingga darah saudara-saudara kami kini mengalir bagaikan sungai-sungai yang melintasi Chechnya, Kashmir, Palestina, Afganistan, Irak, dan baru-baru ini kita semua menyaksikan apa yang terjadi di Lebanon. Saya pernah mendatangi banyak dari ladang-ladang pembantaian ini dan izinkan saya mengatakan kepada Anda bahwa tubuh-tubuh rusak, meledak berkeping-keping dari saudara-saudara Muslim kami sama persis dengan tubuh-tubuh yang tersebar pada hari ini sangat jelas: darah Muslim adalah komoditas murah. Sementara itu, puluhan ribu Muslim tak bersalah masih disiksa di tempat-tempat terpencil seperti Teluk Guantanamo, Bandara Bagram di Afganistan, Abu Gharib, Diego Garcia, dan penjara-penjara rahasia di berbagai penjuru dunia. Sementara itu, di penjara-penjara bawah tanah di Suriah, Yordania, Maroko, Tunisia, Argeria, Mesir � saudara-saudara kami disiksa atas prakarsa dan tuntutan pemerintah AS. Dam saua uakin pemerintah Inggris pun terlibat dalam hal ini � Para pejabatintelejen Inggris tidak lama lagi akan dipermalukan karena keterlibatan mereka. Bahkan sampai sekarang, masih ada 9 warga negara Inggris yang ditahan di Guantanamo � orang-orang Amerika tidak menginginkan mereka, tapi pemerintah Inggris juga tidak mau menerima mereka. Meskipun Departemen Luar Negeri memberikan berbagai dalih, sebenarnya mereka hanya perlu menelepon untuk meminta pembebasan saudara kami itu. Dan jangan pikir hanya laki-laki yang disekap dan disiksa � Moazzam bisa mendengan jeritan seorang perempuan di sel penyiksaan di Afganistan tempat dia ditahan oleh Amerika. Temuilah Moazzam Begg di stan Cage Prisoners hari ini dan tanyakan kepadanya, apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu. Karena kita bisa membantu. Hampir tak ada tahanan yang dibebaskan berkat proses pengadilan, melalui tekanan politik � yaitu ketika pemerintah turut campur tangan. Anda yang hadir hari ini bisa membuat perubahan. Jangan hanya duduk di sini dan meredam kegeramam � beraksilah. Tekanlah para politisi Anda dan ingatkan mereka bahwa Andalah tuan-tuan mereka. Dalam surah Al-�shr, Allah menyatakan bahwa seluruh umat manusia, termasuk Muslim, berada dalam kerugian; kecuali mereka yang BERIMAN, MELAKUKAN AMAL KEBAIKAN, dan SALING MENGINGATKAN TENTANG KEBENARAN DAN KESABARAN. Hanya dengan memenuhi 4 kriteria ini, kita akan dapat berjumpa dengan Tuhan. Namun, jika kita membenamkan kepala kita di pasir dan berpura-pura tidak ada penindasan di dunia, dan penderitaan saudara-saudara kita itu tak berarti apa pun bagi kita, maka mungkin kita tidak akan bisa berjumpa dengan-Nya. Bahkan Ken McDonald, jaksa di Inggris, merasa jijik dengan tindakan-tindakan pemerintah � ia menyerang dengan sengit apa yang disebut �pengadilan-pengadilan rahasia�. Pengadilan-pengadilan itu mengadili tersangka terorisme yang tidak diizinkan melihat bukti-bukti yang memberatkan mereka. Itu sungguh suatu penghinaan terhadap keadilan. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Islam Channel News, dia berkomentar: �Kita harus menegaskan bahwa prinsip-prinsip ini tidak bisa ditawar-tawar. Dalam tekanan politik apa pun, dalam iklim apa pun, prinsip-prinsip ini adalah hakikat dari keadilan: persidangan yang terbuka dan dilakukan di hadapan pengadilan yang independen dan netral. �Kita tidak menginginkan pengadilan-pengadilan rahasia, kita tidak menginginkan hakim yang dipilih secara rahasia, kita tidak menginginkan keadilan rahasia. Pengadilan yang berimbang; fairness di antara penuntut dan pembela tidak bisa ditawar-tawar; hak mendapat keterangan lengkap tentang kasus yang dituduhkan Negara terhadap Anda tidak bisa ditawar-tawar. �Pembela berhak mengetahui tuduhan yang dihadapinya, dan mereka berhak mendapatkan bahan-bahan yang dimiliki Negara, termasuk yang merugikan tuduhan Negara atau menguntungkan tertuduh. Hak naik banding tidak bisa ditawar-tawar. �Dan asas praduga tak bersalah, standar pembuktian kejahatan � yang melampaui keraguan-keraguan yang masuk akal � dengan tanggung jawab pembuktian terletak di pundak Negara, tak satu pun dari prinsip-prinsip ini bisa ditawar-tawar.� Dan tentu saja ia benar � tapi Tony Blair berkata bahwa Muslim harus berhenti memiliki mentalitas korban.Namun, kalau kepala kejaksaan saja mengeluh, tentu kami punya alasan kuat. Coba bayangkan, apa tanggapan anak-anak muda Muslim atas semua ini? Mereka membaca kisah-kisah kepahlawanan Saladin Al-Ayyubi, Khalid bin Walid, Tariq bin Ziad, dan menyimak kisah-kisah keberanian dan keperwiraan Nabi Muhammad saw, yang amat kami cintai. Tahukah Anda, 5 tahun lalu, saya sama sekali tidak tahu siapa Nabi saw itu. Namun, sekarang saya bersedia mengorbankan tetes darah terakhir saya untuk membela nama, kehormatan dan kenangan tentang beliau. Bahkan setelah wafat, beliau menunjukkan dirinya mampu menyatukan Ummah dalam protes terhadap karikatur jahat dari Denmark itu. Pahlawan-pahlawan modern kami mencakup Malcolm X dan Syyid Qutb, yang tulisan keduanya membantu saya mendefinisikan diri sebagai Muslim. Mereka menjadi semacam role model yang diikuti anak-anak muda kami. Namun, mereka malah menerima informasi-informasi yang simpang siur dan membingungkan. Blair mencoba melarang Milestones (Buku karangan Syyid Qutb) � ia diberi tau bahwa Usamah bin Ladin membaca buku itu � Well, Usamah juga membaca Shakespeare. Apakah kita juga harus melarang Tweifth Nightm Hamlet, dan karya-krya klasiknya yang lain? Satu menit, anak-anak muda kami diberi tahu untuk hanya takut kepada Allah SWT, tapi menit berikutnya, mereka diberi tahu untuk �melunakkan� Islam mereka dan menunjukkan kepala dengan patuh. Sejak peristiwa 11 September, diluncurkan kampanye gencar untuk mengubah Islam menjadi sesuatu yang lebih sesuai dengan menyuarakan Barat. Tujuannya adalah menciptakan sebuah Islam yang sekuler dan kultural yang rukun dengan dunia karena ia tunduk kepada penindas-penindasnya, bukannya kepada Allah; sebuah Islam tanpa jihad, syariah dan khilafah � hal-hal yang diperintahkan Allah kepada kami untuk menjalankannya, demi tegaknya din Allah di muka Bumi. Dan upaya-upaya ini tampak di mana pun saya mengarahkan pandangan. Hijab direnggut dari kepala saudari-saudari kami di Tunisia, Prancis, dan Turki. Saudari-saudari kami di Belanda dan Jerman juga menjadi sasaran. Dan di Inggris, ada Jack Straw, mantan Menteri Luar Negeri Inggris uang mempermasalahkan Jilbab � dia mungkin tidak suka nikab, tapi saya berharap ia memakainya, ditambah sebuah berangus yang besar. Saya tidak membutuhkan laki-laki kulit putih setengah baya untuk memberi tau saya atau saudari-saudari saya bagaimana kami harus berpakaian. Nikab, seperti jilbab, seperti hijab menjadi simbol penolakan terhadap gaya hidup Barat yang negatif seperti penggunaan obat-obatan terlarang, mabuk-mabukkan, dan seks bebas. Sikap tersebut adalah pernyataan kepada Barat bahwa kami tidak mau menjadi seperti dirimu. Muslim yang memilih menjadi lebih kebarat-baratan ketimbang orang Barat sendiri membuat saya tertawa � tidak sadarkah mereka bahwa tampak konyol di mata dunia? Mereka bersembunyi di balik deskripsi-deskripsi semacam moderat � lagi-lagi, pesan apakah yang ingin disampakan kepada anak-anak muda kami? Jika kita meminta mereka untuk menjadi moderat, tidakkah itu menyiratkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan Islam yang perlu dilunakkan, dijinakkan? Apa itu moderat dan apa itu ekstremis? Saya tidak tahu. Saya hanya seorang Muslim. Saya tidak mengikuti ulama atau aliran mana pun � saya hanya mengikuti Nabi saw. Dan Sunnahnya. Apakah itu membuat saya menjadi seorang ekstremis? Saya tidak yakin Tony Blair memahami dirinya sendiri � saya menulis surat kepadanya tiga bulan yang lalu dan sampai sekarang saya masih menunggu balasannya. Menjadi Muslim itu agak mirip dengan mengandung. Pernakah mendengar ada orang yang mengandung dengan moderat? Islam telah diserang selama 1.400 tahun dan kami sekarang sudah belajar untuk hanya bergantung kepada Allah. Namun, masih ada Muslim yang mencium tangan yang menampar mereka. Saya khawatir bahwa kita tak lagi bisa memercayai seseorang hanya karena mengenakan busana islami. Ada pemimpin-pemimpin Muslim yang mengklaim bahwa mereka membimbing dan melindungi kami, tapi tidak semuanya memikirkan kepentingan kami. Generasi muda kami harus sangat hati-hati sejak peristiwa 11 September dan Bom London 7 Juli. Kmi harus memberi tahu generasi muda kami bahwa apa yang terjadi di Palestina, kashmir, Chechnya, Irak dan Afganistan adalah perlawanan yang dibenarkan terhadap pendudukan militer yang brutal, sedangkan kejahatan-kejahatan seperti 11 September dan Bom London adalah terorisme. Menyamakan keduanya berarti mengkhianati saudara-saudara kami yang tak punya pilihan selain melawan atau terhapus dari muka planet ini. Hamba-hamba baru Dunia Barat menghujat partai-partai Islam dan pemerintah-pemerintah yang menerapkan syari�ah. Saya menyebut mereka �Penggembira�. Mereka diterbangkan pemerintah dari AS, Kanada, Yaman, dan Mauritania untuk menyebarkan Islam yang jinak. Hasil akhirnya adalah penjinakan din Allah, sebuah Islam yang lemah dan pasif, mau menerima status quo yang menindas dan menghinakan Muslim; sebuah Islam yang mendorong Muslim mengutuk aksi saudara-saudara mereka yang dengan gagah berani melawan pendudukan dan penindasan dengan segala yang mereka punya. Bahkan mendoakan mereka pun sekarang menjadi kejahatan � berapa lama lagi sebelum kami diberi tahu untuk tidak mendoakan mujahidin? Salah satu panglima perang terbesar yang pernah dikenal dunia, Saladin Al-Ayyyubi, pembebas Al-Quds, pernah ditanya mengapa dia tak pernah tersenyum. Dia menjawab, bagaimana mungkin dia tersenyum padahal dia tahu Masjid Al-Aqsa masih diduduki? Saya bayangkan bagaimana tanggapannya terhadap situasi dunia sekarang? Saat ini para pemimpin Arab menari perut tanpa malu di hadapan Amerika sambil menyerahkan Irak di atas sebuah piring. Pemimpin-pemimpin Arab itu berpaling sementara Palestina yang jelita tak henti-hentinya diperkosa dan �putrid jelita� Arab lainnya, lebanon � kemanakah Dunia Arab ketika ia diserang dengan amat brutal? Dan genderang perang kembali ditabuh. Bukan hanya seluruh dunia menyaksikan, melainkan anak-anak kami, generasi muda kami, masa depan kami. Kita harus mendidik dan menginspirasi mereka dengan kisah-kisah Nabi dan para Sahabat. Selama Ummah memunculkan tokoh-tokoh seperti Khalid bin Walid, Saladin Al-Ayyubi, Sayyid Qutb, dan Malcolm X, kami tidak akan kalah. Semakin kami ditindas oleh para tiran, semakin sengit kami melawan. Inilah sifat Islam. Dan inilah Islam yang perlu diikuti anak-anak muda kami, dengan bimbingan dan ispirasi. Kami harus mengganti pemimpin-pemimpin yang mengebiri diri mereka sendiri dalam upaya menyedihkan untuk menjadi lebih Barat ketimbang bangsa Barat sendiri. Banyak anak muda Muslim sekarang menyadari bahwa tak peduli seberapa keras mereka mengompromikan din mereka untuk melebur ke dalam masyarakat yang lebih luas, ketika keadaan menjadi runyam, mereka akan diperlakukan dengan penuh kecurigaan. Semakin kami disuruh melupakan syari�ah, khilafah dan jihad, semakin Muslim akan membayar dengan darah untuk menegakkan nilai-nilai itu. Jihad yang kita saksikan di Palestina, Irak, Afghanistan, Kashmir, dan Chechnya adalah sesuatu yang mulai, sebuah perang yang dibenarkan melawan kezaliman dan tirani. Aksi para jihadis sama sekalitidak menimbulkan ancaman terhadap Barat atau gaya hidup orang Barat. Perlawanan mereka bukan hanya dibenarkan tetapi bahkan didukung oleh hukum international. Ekstremis religius yang sungguh-sungguh menimbulkan ancaman terbesar meradikalisasi anak-anak muda kita adalah Kristen Fundamentalis di Gedung Putih dan Downing Street. Bush dan Blair telah menjadi agen perekrutan terbaik Al-Qaidah. Semakin banyak anak muda Muslim menyadari bahwa bukan terorisme atau ekstremisme yang menjadi target, tetapi Islam sendirilah yang menjadi target. Kini Ummah-lah yang harus memimpin dan menginspirasi generasi muda Muslim, seperti Nabi memimpin dan menginspirasi jutaan manusia dan akan terus demikian adannya. Dan pelajaran pertama yang harus kami sampaikan kepada generasi muda kami adalah takut kepada Allah SWT. (mj/suara-islam) Behind Enemy Lines by Yvonne Ridly (12 clips) http://www.youtube.com/view_play_list?p=57E6477486AD4E53 Thu Mar 19, 2009 6:53 pm |
Selangor Larang Lagu Agnes Monica "Allah Peduli"
Oleh : Fakta 16 Mar, 09 - 4:30 pm Negara bagian Selangor, Malaysia, melarang lagu Agnes Monica berjudul "Allah Peduli" karena lagunya menggambarkan Nabi Isa . Polemik dan perdebatan panjang penggunaan kata "ALLAH" di pengadilan malaysia telah final ansich yang memutuskan "pelarangan penggunaan kata "ALLAH" bagi koran katolik The Herald. Menyusul pelarangan tersebut, negara bagian Selangor, Malaysia, melarang lagu penyanyi pop Indonesia Agnes Monica berjudul "Allah Peduli" karena menggunakan kata Allah dalam lirik lagunya untuk menggambarkan Nabi Isa. Pengurus Majlis Agama Islam Selangor (Mais), Mohamad Adzib Mohd Isa, mengatakan, larangan itu dikenakan kepada siapapun yang menyanyikan lagu itu di negara bagian Selangor, demikian media massa Malaysia, Sabtu. Mais bertekad menegakkan hukum kepada siapapun yang menggunakan kata Allah sebagai pengganti kata tuhan bagi pemeluk agama non Islam. "Penyidikan akan dilakukan oleh pegawai yang berwenang dan jika terbukti bersalah, maka tertuduh akan didenda 1.000 ringgit Malaysia (Rp3,2 juta)," kata Mohamad Adzib. Pemerintah Malaysia juga melarang penggunaan kata Allah oleh majalah mingguan Katolik The Herald, namun majalah ini tidak menerima larangan ini sehingga membawa persoalan ini ke pengadilan. Hingga kini kasus ini masih dalam proses peradilan. Pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan bahwa kata Allah tidak boleh digunakan oleh agama selain Islam. (ant) lyrik lagu : ALLAH PEDULI
Mengapakah harus terjadi Di dalam kehidupan ini Suatu perkara yang ku simpan dalam hati Tiada satupun kan terjadi tanpa Allah perduli Allah mengerti Allah peduli Segala persoalan yg kita hadapi Tak akan pernah di biarkannya ku bergumul sendiri Sbab Allah mengerti Allah mengerti Allah peduli Segala persoalan yang kita hadapi Tak akan pernah di biarkannya ku bergumul sendiri Sbab Allah Yesus ku mengerti Untuk melihat video Allah Peduli - Agnes Monica, Klik sini Untuk melihat video Allah Peduli - Agnes Monica, Klik sini |
15 March 2009
Musdah Mulia : Rajin Menyerang Islam, Raih Yap Thiam Hien Award 2008
Katagori : Counter Liberalisme Oleh : Redaksi 13 Dec 2008 - 4:00 am Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia menganugerahkan penghargaan Yap Thiam Hien 2008 kepada Musdah Mulia. Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dinilai gigih dalam memperjuangkan hak asasi manusia (HAM). "Siti Musdah Mulia adalah tokoh perempuan yang cerdas, berani dan gigih memperjuangkan pluralisme, hak-hak perempuan dalam Islam, civil liberties dan kesetaraan hak-hak konstitusional setiap warga negara dalam demokrasi Indonesia," kata Wakil Yap Thiam Hien Award sekaligus juri, Todung Mulya Lubis, di Jakarta, Kamis (4/12). Selain pernah menawarkan gagasan baru di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) dengan pendekatan jender, hak asasi manusia, dan demokrasi, Musdah diangap giat mengadvokasi kelompok minoritas, seperti Ahmadiyah, dan kelompok gay dan lesbian. Dewan Juri, lanjut Todung memuji pemikiran-pemikiran Siti yang menjembatani kondisi kekinian. "Misalnya soal Undang-undang pornografi, Siti menolak peraturan tersebut karena maraknya kekerasan mengatasnamakan agama dan keyakinan tertentu, premanisme berkedok agama seakan mendapatkan justifikasi dari undang-undang ini," ujarnya. "Bahkan dia berjuang jauh sebelum undang-undang itu disahkan".
Sebelum tahun 2005, para pemenang penghargaan ini memperoleh uang dalam jumlah besar. Pernah nilainya mencapai 125 ribu dolar AS (kini Rp 1,375 milyar, kurs 1 US$=Rp 11.000). Yayasan mengakui uang ini bantuan dari donator, tapi tidak disebutkan darimana dana itu. Hanya saja beredar kabar uang itu dari dana asing. Bukan hanya kali ini Musdah memperoleh penghargaan. Pada Hari Perempuan Dunia 8 Maret 2007, Musdah Mulia menerima penghargaan International Women of Courage dari Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice di Washington. Ia dianggap wanita Asia "pemberani". Saat itu pun dia mengaku siap dikatakan sebagai 'antek Amerika'.
Kendati banyak ditentang oleh para ulama, rupanya Musdah tidak peduli. Dia terus saja menyebarkan virus akidah ke tengah-tengah umat Islam. Beberapa virus yang disebarkan itu antara lain: Pernikahan bukan ibadah, perempuan boleh menikahkan dirinya sendiri, poligami haram, boleh nikah beda agama, boleh kawin kontrak, ijab kabul bukan rukun nikah, dan anak kecil bebas memilih agamanya sendiri (Drat CLD-KHI). Semua laki-laki dan perempuan sama, tak peduli etnis, kekayaan, posisi-posisi sosial, bahkan orientasi seksualnya. "Tidak ada perbedaan antara lesbian dan tidak lesbian. Dalam pandangan Allah, orang-orang dihargai didasarkan pada keimanan mereka," katanya. Ia bersama kalangan liberal menulis Fiqih Lintas Agama. Isinya banyak membuang makna teks Alquran dan menggunakan konteks kekinian secara amburadul berdasarkan pandangan-pandangan Barat. Orang-orang seperti Musdah Mulia ini akan terus mendapat dukungan dari musuh-musuh Islam. Mereka akan senantiasa dibantu untuk melakukan aktivitasnya melemahkan umat Islam. Alih-alih membela Islam yang sebenarnya minoritas di dunia, mereka justru membela dan memuja Barat yang justru menjajah negeri-negeri Islam. (LI/mj/hti) |
Mossad Terlibat Dalam Serangan 11 September 2001
Artikel itu menyebutkan bahwa Ziad al-Jarrah, salah seorang tersangka pelaku serangan 11 September punya sepupu bernama Ali al-Jarrah yang sudah lama bekerja sebagai agen Mossad. Fakta ini membuktikan bahwa Mossad berperang dalam serangan terorisme tersebut. Sebelum mingguan American Free Press, sejumlah media massa AS sudah banyak yang mengungkap dugaan keterlibatan Israel dalam serangan teroris 11 September. Surat kabar New York Times misalnya, sudah menurunkan laporan tentang Ali al-Jarrah yang berkebangsaan Libanon. Menurut New York Times, al-Jarrah sudah bekerja sebagai mata-mata Israel selama lebih dari 20 tahun. Dan al-Jarrah sendiri kabarnya pernah mengakui bahwa ia pernah melakukan kegiatan mata-mata terhadap kelompok-kelompok pejuang di Palestina dan kelompok Hizbullah di Libanon, sejak tahun 1983. New York Times juga menulis bahwa keluarga al-Jarrah dikenal dengan keterlibatan mereka dalam aksi-aksi kekerasan. Salah satunya adalah Ziad al-Jarrah yang oleh AS dituduh sebagai salah satu dari 19 orang yang membajak pesawat komersial AS dan melakukan serangan 11 September 2001. Masih menurut New York Times, keterlibatan Israel dalam serangan teroris tersebut bisa dilacak kembali dari informasi tentang lima orang Israel yang 'tertangkap basah' menunjukkan kegembirannya dengan berjingkrak-jingkrak dan saling menepukkan telapak tangan ketika pesawat dengan nomor penerbangan 11 dan 175 menghujam gedung World Trade Center di New York. Karena kelakuanya itu, aparat keamanan dikabarkan menangkap kelima orang Israel tersebut, tapi mereka dibebaskan secara diam-diam setelah 71 hari di penjara. Kelima orang Israel itu diduga sebagai agen Mossad. Sementara itu, mingguan Forward dalam laporannya mengutip pernyataan dua agen CIA yang mengungkapkan bahwa setidaknya dua orang Israel yang ditangkap itu kemudian diketahui sebagai tim mata-mata Mossad. "Tidak ada pertanyaan, tapi perintah untuk menutup penyelidikan atas kasus mereka datang dari Gedung Putih," kata agen CIA itu pada mingguan Forward. Disebutkan pula bahwa setelah ada perintah dari Gedung Putih untuk menutup kasus tersebut, markas besar CIA langsung membuat keputusan untuk menutupi kasus ini agar tidak bocor sehingga tidak ada alasan untuk mengait-kaitkan Israel dalam serangan 11 September yang menelan korban jiwa sebanyak 2.970 orang. Dugaan bahwa Mossad terlibat dalam serangan 11 September 2001 di AS juga pernah dilontarkan oleh mantan perdana menteri Italia, Francesco Cossiga. Menurutnya, serangan teroris 11 September adalah hasil konspirasi antara CIA-Mossad. "Semua agen intelejen di AS dan Eropa ... tahu pasti bahwa serangan mematikan itu dirancang oleh CIA dan Mossad. Kedua lembaga intelejen itu juga membentuk opini sedemikian rupa sehingga negara-negara Arab yang menanggung tuduhan serangan teroris tersebut. CIA dan Mossad ingin mendorong kekuatan-kekuatan Barat untuk ikut serta dalam perangnya di Irak dan Afghanistan," kata Cossiga. Keterlibatan Israel dalam serangan keji itu makin santer setelah muncul informasi bahwa ketika serangan terjadi, seluruh orang Yahudi yang bekerja di gedung World Trade Center sudah diberitahu untuk tidak pergi kerja pada hari itu. Informasi ini diperkuat oleh laporan yang bocor ke publik, berisi laporan bahwa dua orang pegawai perusahaan Odigo-perusahaan telekomunikasi milik Israel-menerima sms peringatan akan adanya serangan beberapa jam sebelum tragedi serangan ke gedung World Trade Center. Perusahaan Odigo pula yang mengirimkan sms berisi himbauan agar orang-orang Yahudi tidak usah pergi kerja pada tanggal 11 September 2001dan lebih baik berdiam diri di rumah. Kantor Pusat Odigo sendiri, terletak hanya dua blok dari gedung World Trade Center. (ln/prtv/eramuslim) WATCH 2 GOOD MOVIES ABOUT 911 & FALSE WAR ON TERRORISM 1) LOOSE CHANGE - 2) FABLE MOVIES |
13 March 2009
Diplomasi Kakus Hillary
Oleh : Munarman (Panglima Komando Laskar Islam)
Bagitu juga media massa indonesia, yang dengan politik propagandanya menjadikan hillary sebagai tuan terhormat. Bahkan diundang ke acara hiburan remaja, agar remaja indonesia terkagum kagum dgn sosok hillary dan bangsa amerika secara umum. Begitu juga komunitas LSM komprador kapitalis liberal, mereka dgn bangga dan jadi sok penting hanya karena diundang makan malam oleh hillary di gedung arsip nasional. Harapan mereka Amerika bisa menekan pemerintah RI agar menuntaskan berbagai kasus pelanggaran HAM disini, padahal berjibun kasus pelanggaran HAM dan pembunuhan politik di AS tidak terselesaikan hingga hari ini. Jadi tidak ada legitimasi moral bagi AS untuk mempersoalkan problem HAM negara lain. Masalah HAM bagi AS dan negara barat lainnya adalah merupakan instrumen politik luar negeri mereka dalam menekan negara lain. Inilah paradoks dan kedunguan para aktivis HAM dan aktivis demokrasi di Indonesia, menjadikan instrumen politik orang lain sebagai nilai kemanusiaan dan parameter dalam hidup mereka, padahal negara barat sendiri tidak pernah menjadikan HAM dan demokrasi sebagai standar mereka kecuali semata sebagai instrumen politik. Begitu juga militer Indonesia, dengan bangganya marinir Indonesia baru baru ini melakukan latihan bersama marinir AS. Marinir Indonesia mengajak rekan mereka dari AS tersebut "jalan jalan" ke route perang marinir indonesia dan "memberikan" pelajaran jungle survival kepada "rekan" mereka dari AS. Tidak terbayang oleh marinir Indonesia bahwa mereka telah memberitahu jalur jalur perang kepada calon lawan mereka dikemudian hari, atau telah memberikan orientasi medan kepada pihak lawan. Juga tidak terbayang oleh marinir Indonesia bahwa dengan "pelajaran" jungle survival tersebut telah membekali militer musuh untuk dapat bertahan hidup di wilayah pendudukan pada suatu saat. Inilah kedunguan tak terhingga dari bangsa ini, baik kalangan sipil maupun militer, bangga sebagai inlander dan orang terjajah mental dan pikiran. Kembali ke kujungan menlu AS, Tidak ada satupun media massa atau politisi Indonesia, apalagi kalangan LSM komprador yang mengkritisi agenda dan misi yang dibawa oleh nyonya clinton ini. Semua membanggakan bahwa dirinya dan Indonesia seolah sedang mendapatkan perhatian dari perjaka ganteng amerika. Tak ada yang berpikir bahwa si perjaka sedang merencanakan pemerkosaan dan perampokan terhadap gadis lugu yang kaya bernama Indonesia. Yang paling jahat adalah seorang presiden indonesia, yaitu menggunakan kunjungan nyonya clinton tersebut untuk mengambil hati umat islam dan mengangkat citra dirinya yang saat ini terpuruk dikalangan islam, dengan membuat pernyataan tak bermakna dan tanpa tindakan kongrit serta harapan kosong, yaitu meminta AS segera mewujudkan negara Palestina. Ucapan yang luar biasa lucu dari seorang presiden. Bagaimana mungkin seorang presiden dari negeri yang berpenduduk muslim dan beragama islam, memiliki kekuasaan untuk menggerakkan angkatan perang guna membela saudara muslimnya, dan bisa mengerahkan sumber daya yang ada dengan kekuasaaannya untuk mewujudkan negara Palestina, malah meminta kepada negara kafir pembela Israel dan telah berkali kali khianat terhadap janjinya kepada Palestina. Inilah tipuan kampanye dari seorang presiden kepada umat islam dan dunia islam. Tidak ada satu orangpun yang mempersoalkan agenda nyonya clinton guna mempertahankan exxon mobil di blok cepu dan natuna, freeport di papua, caltex di riau dan ratusan perusahaan AS lainnya yang telah merampok kekayaan Indonesia dan diangkut ke AS, dimana keuntungan ratusan perusahaan tersebut digunakan untuk membiayai pencalonan nyonya clinton dan obama serta sistem politik AS. Bahkan digunakan untuk membiayai Israel dalam memerangi Palestina dan membiayai zionis/illuminati/freemasonry dalam memerangi dunia Islam secara keseluruhan. Misi bawah tanah (hidden agenda) untuk kepentingan bisnis perusahaan AS yang dibawa oleh para pejabat negara amerika ini tidak pernah di perhatikan apalagi di counter oleh bangsa ini. Padahal nyonya clinton jelas jelas dan terang benderang menyatakan hal tersebut di depan ratusan wartawan ketika melakukan konferensi pers di deplu pejambon. Nyonya clinton dengan tegas menyatakan bahwa akan "membantu dan terus menjadikan Indonesia sebagai kawasan atau tempat berdagang yang nyaman" - bagi ratusan perusahaan AS" tentunya. Saya jadi berpikir, orang amerika yang terlalu pintar bagi para elit republik ini atau para elit indonesia yang terlalu dungu, sehingga dengan gampang ditipu dan dibodohi, sehingga menjadi terbius dan tidak sadar dengan cara cara penipuan yang dilakukan oleh AS. Dan yang membuat saya tidak habis pikir, imbalan dari semua keuntungan yang diperoleh oleh AS tersebut adalah sebuah kakus bau dikawasan kumuh yang disulap dan dipropagandakan sebagai kakus modern, sehingga membuat banyak orang terkagum kagum. Dan elit bangsa ini, Pemerintah, LSM, media massa, merasa senang sekali diberi kakus bau seharga seratusan juta rupiah. Barangkali memang bangsa ini baru bisa sebatas memasukkan makanan kedalam perut, namun bingung untuk membuang limbah sisa makanan yang telah diolah dalam perut, Sehingga orang amerika perlu mengahadiahkan kakus tersebut. Mungkin pikiran dan cara berpikir sebagian elit dan "kaum terpelajar" bangsa ini baru bisa memikirkan urusan perut dan bahkan untuk urusan pembuangan sisa urusan perut perlu dibantu oleh orang orang kafir amerika. Kondisi inilah yang perlu segera diubah oleh para ulama dan aktivis islam, agar manusia yang berada di Indonesia ini tidak sekedar menjadi hewan berkaki dua bahkan lebih hina dari hewan seperti saat ini. Sebagaimana yang telah di firmankan Allah dalam surah At Tiin : 4-6. "Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya". Artinya Iman Islam dan mengaplikasikan iman islam dalam perbuatan amal saleh yang akan menyelamatkan manusia dari tempat yang lebih rendah daripada hewan. Dan untuk memperoleh iman dan mampu mengaplikasikan dalam sistem kehidupan sehari-hari, maka itu harus dimulai dari pemikiran yang cemerlang tentang sistem kehidupan islam dan menerapkan sistem Islam tersebut melalui metode yang juga berasal dari Islam. Penegakkan syariat islam dan membentuk pemerintahan, menerapkan ekonomi, politik, pendidikan dan hukum yang berdasarkan Islam adalah fikrah dan tariqah untuk menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan. Sehingga nilai dan martabat manusia muslim tidak lagi dihargai sebatas kakus tempat buang air. (mj/suara-islam) This Article Posted by : Redaksi Date : 12 Mar 2009 - 5:00 pm |
Subscribe to:
Posts (Atom)